Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Trisha Caicartica
Summer Swag 2022 (instagram.com/42psy42)

Usai berulang kali diterpa kontroversi besar, kini konser PSY kembali menuai kontroversi baru. Kabarnya, kontroversi tersebut muncul akibat kerusakan besar yang ditemukan di tempat konser 'SUMMER SWAG 2022' yang diselenggarakan di Jinnam Sports Complex, Yeosu pada 6 Agustus lalu.

Menurut laporan kbizoom, beberapa lantai di sekitar lintasan lari dan lapangan mengalami kerusakan parah. Pemerintah Kota Yeosu mengidentifikasi bahwa forklift yang digunakan untuk mengangkut fasilitas panggung adalah penyebab dari rusaknya lapangan.

Kerusakan tersebut berasal dari jejak forklift yang membawa beban berat, seperti peralatan panggung, dan bergerak di stadion yang nyaris tidak tertutup lantai elastis. Sekitar setengah dari 600 meter persegi tanah di sekitar lintasan untuk warga rusak, dan beberapa rumput buatan juga rusak terlindas alat berat.

Pemerintah Kota Yeosu telah meminta pertanggungjawaban penyelenggara konser untuk mengembalikan stadion ke keadaan semula. Kabarnya, setidaknya diperlukan waktu 10 hari untuk memperbaiki seluruh fasilitas stadion, termasuk di antaranya proses inspeksi di tempat.

Wakil Direktur Divisi Dukungan Olahraga Kota Yeosu mengatakan, "Jika terjadi kerusakan pada fasilitas, seharusnya dikembalikan ke keadaan semula. Itulah syarat dalam izin penggunaan stadion. Kami akan membahas ini dengan perusahaan acara untuk menerima rencana restorasi dan peninjauan untuk mengembalikan fasilitas ke keadaan semula."

Pemerintah Kota Yeosu pun mengatakan bahwa ini bukan masalah serius selama penyelenggara acara dapat kooperatif dan bersedia membenahi fasilitas yang dirusak, tetapi kerusakan ini akan merepotkan terutama karena warga setempat akan dilarang untuk menggunakan stadion.

Sebagai catatan, ini bukan pertama kalinya rangkaian konser musim panas PSY menjadi berita kontroversi. 'SUMMER SWAG 2022' pada awalnya banyak dikecam lantaran menggunakan 300 ton air minum di setiap konsernya di tengah kekeringan yang melanda beberapa daerah di Korea Selatan.

Tak lama kemudian, konser ini kembali dikritik karena lemahnya langkah-langkah pencegahan COVID-19 setelah munculnya banyak laporan terkait banyaknya penonton konser tersebut yang dites positif COVID-19. Belum lama ini, konser tersebut juga menuai kontroversi objektifikasi perempuan yang melibatkan sebuah perusahaan bus di Yeosu.

Trisha Caicartica