Coldplay telah melangsungkan konsernya yang bertajuk “Music of The Spheres Tour 2023” pada Rabu 15 November 2023 lalu di stadion GBK, Jakarta. Band yang digawangi oleh Chris Martin, Guy Berryman, Jonny Buckland, dan Will Champion ini menggelar konser di Jakarta untuk pertama kalinya sejak debut pada tahun 1997. Penantian 25 tahun para fans Coldplay terbayarkan dengan konser selama hampir 2 jam yang megah, memukau, sangat berkesan, dan bahkan bikin gagal move on.
Coldplay dikenal sebagai musisi yang peduli terhadap lingkungan dan iklim, maka di setiap konsernya, Chris Martin cs berupaya untuk mengimplementasikan prinsip sustainability dengan memerhatikan berbagai aspek lingkungan dan sebisa mungkin rendah karbon. Hal ini diwujudkan salah satunya dalam bentuk penggunaan aksesoris wajib saat konser, wristband yang disebut Xyloband.
Xyloband ini wajib dikembalikan ketika konser berakhir, sebagai bentuk komitmen Coldplay untuk menerapkan konsep ramah lingkungan pada setiap konser mereka. Kalau di Jakarta kemarin, kira-kira berapa ya persentase pengembalian Xyloband? Pada penasaran juga gak sih seperti apa cara kerja Xyloband yang bisa mengikuti beat Chris Martin cs?
Pengembalian Xyloband Konser Coldplay di Jakarta 77%
Menurut Image Dynamics, jumlah penonton Coldplay di stadion GBK, Jakarta mencapai 80.000 orang, sedangkan jumlah Xyloband yang dikembalikan adalah sekitar 61.600 unit. Hal ini berarti persentase pengembalian Xyloband di Jakarta adalah sebesar 77%.
Selama Coldplay menggelar konsernya yang bertajuk “Music of The Spheres World Tour” terlihat persentase pengembalian Xyloband yang tertinggi sampai dengan saat ini adalah Tokyo (Jepang) dengan 97%, kemudian Copenhagen (Denmark) 96%, Buenos Aires (Argentina) 94%, dan Kaohsiung (Taiwan) 93%.
Apa Itu Xyloband?
Dilansir dari situs resmi Coldplay, Xyloband adalah gelang LED yang terbuat dari 100 persen bahan nabati dan dapat terurai. "Kami mengurangi 80 persen produksi gelang dengan mengumpulkan, mensterilkan dan mengisi daya gelang-gelang itu setelah konser," tertulis di laman resmi Coldplay.
Xyloband dibuat oleh Jason Regler dan diproduksi oleh RB Concepts Ltd, sebuah perusahaan yang didirikan oleh konglomerat Clive Banks. Xyloband berisi dioda pemancar cahaya alias lampu-lampu kecil yang berwarna, serta penerima (receiver) frekuensi radio. Fitur pemancar cahaya di gelang Xyloband ini tidak bisa dikontrol oleh penggunanya sendiri, melainkan hanya bisa dikendalikan dan dikontrol oleh para panitia konser musik.
Pengaturan warna lampu warna warni Xyloband yang dipakai oleh pengunjung diatur sedemikian rupa sehingga bisa mengikuti lokasi atau di mana pengunjung duduk. Maka jangan heran kalau lampu Xyloband masing-masing pengunjung bisa menyala dengan warna berbeda dan bisa menimbulkan efek atau suasana yang sesuai dengan lagu yang sedang dimainkan.
Bagaimana Cara Kerja Xyloband?
Pengendalian lighting Xyloband ini dilakukan oleh panita konser musik melalui sebuah laptop yang sudah terpasang dengan software ataupun aplikasi khusus pengontrol Xyloband. Supaya efek lampu Xyloband bisa dikendalikan dan diatur warnanya, laptop panitia akan dipasang dengan sebuah periferal komputer berupa kotak penerima sinyal (transmitter) khusus. Secara teknis, perintah atau pengaktifan lampu Xyloband dari laptop akan dikirimkan melalui transmitter secara langsung ke Xyloband pengguna.
Dilansir dari situs resmi Xylobands.com, alat transmitter ini dapat mengontrol Xyloband dalam radius 800 meter. Untuk venue yang lebih luas, penyelenggara event bisa menggunakan transmitter tambahan agar jangkauan transmitter bisa diperluas. Penerimaan sinyal dari transmitter ke Xyloband juga tidak akan mudah terganggu oleh alat-alat tertentu yang memancarkan sinyal, cuaca buruk, atau objek fisik seperti dinding tebal. Tidak hanya itu, Xyloband juga diklaim bisa memancarkan cahaya warna-warni hingga 18 jam lamanya. Xyloband memiliki mode standby atau sleep yang biasanya akan digunakan panitia apabila konser digelar selama berhari-hari. Ini bertujuan agar daya tahan baterai Xyloband terjaga selama beberapa hari ke depan.
Nah, itu tadi cara kerja Xyloband, gelang yang kamu pakai waktu nonton konser Coldplay kemarin. Jadi, kamu termasuk di kelompok yang mana nih?77 persen atau justru 23 persennya?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
3 Varian Serum dari Hanasui, Lawan Jerawat hingga Kecilkan Pori-Pori
-
Probiotic Series Hanasui, Hempas Sel Kulit Mati dan Perkuat Skin Barrier
-
Tahan Air dan Anti Whitecast, 3 Sunscreen Biore Nyaman Digunakan Seharian
-
Auto Glowing! Ini Brightening Serum Series dari Hanasui, Harga Rp30 Ribuan
-
3 Skincare dari Scarlett Mengandung Ceramide, Ampuh Perkuat Skin Barrier
Artikel Terkait
-
FIFA Gandeng Coldplay untuk Bahas Halftime Show Perdana Piala Dunia 2026
-
Evolusi Industri: Tantangan Media Massa dan Agensi di Era Digital
-
Derbi El Clasico Real Madrid vs Barcelona: Blaugrana Kenakan Jersi Coldplay
-
Chris Martin Beberkan Album Coldplay ke-12 akan Jadi Perilisan Terakhir, Ini Alasannya!
-
Penjualan Tiket Kacau, Fans Kecewa Coldplay Terkesan Cuek
Entertainment
-
Kenalan Sama Kechun, Bintang Drama Pendek yang Jadi Sensasi di TikTok
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Resmi! Spider-Man: Brand New Day Rilis 2026, Siapa Saja yang akan Muncul?
Terkini
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?