Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Moch Alfa Alfiansyah
Kampus IPDN (Dok. Pribadi)

Jatinangor merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Daerah ini bukan sekadar jalur padat kendaraan yang menjadi gerbang menuju Kota Bandung dari arah Cirebon dan Sumedang, namun juga terkenal sebagai salah satu pusat Pendidikan di Jawa Barat.

Dulunya, kawasan ini merupakan wilayah perkebunan teh dan karet yang dikelola oleh perusahaan Belanda, Maatschappij tot Exploitatie der Baud-Landen sejak 1841. Namun sejak 1989, wajah Jatinangor berubah drastis dari daerah penghasil karet dan teh menjadi kawasan pendidikan. Melalui SK Gubernur Jawa Barat No. 583/SK-PIK/1989, wilayah ini ditetapkan sebagai Kawasan Perguruan Tinggi (KPT) dan kemudian meningkat statusnya menjadi Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Pendidikan pada tahun 2010.

Kini, Jatinangor dikenal sebagai "kota kecil" yang penuh dengan aktivitas akademik. Empat perguruan tinggi besar saling beradu taji di sini. Siapa saja mereka, dan siapa yang datang lebih dulu?

1. IKOPIN (1982)

Jatinangor memang identic dengan kampus Universitas Padjajaran (Unpad), namun ternyata Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN) menjadi lembaga pendidikan pertama yang benar-benar membangun fisik kampusnya di sini.

Pembangunan gedung IKOPIN dimulai pada 7 Mei 1982 dan namanya tercatat secara resmi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui SK Mendikbud No. 133/1984 kampus koperasi pertama dan tertua di Indonesia. Selanjutnya, mengutip dari ikopin.ac.id, pada 18 Januari 2022, status IKOPIN resmi berubah menjadi Ikopin University, berdasarkan SK Mendikbudristek Nomor 0310/E1/KB.03.00/2022.

Sebagai kampus ekonomi berbasis koperasi, IKOPIN telah menjadi pionir pendidikan yang membumi sejak awal 1980-an. Kampus yang memiliki almamater kuning ini berkomitmen membentuk sumber daya manusia unggul di bidang koperasi dan kewirausahaan serta memiliki lebih dari 2000 mahasiswa.

2. Unpad (1983)

Universitas Padjadjaran (Unpad) lebih dulu menggagas relokasi ke Jatinangor sejak tahun 1977, dengan melakukan pengadaan lahan secara bertahap. Dilansir dari unpad.ac.id, perpindahan aktivitas akademik secara fisik dimulai pada 1983 yang diawali oleh Fakultas Pertanian, kemudian disusul fakultas lainnya.

Gagasan memindahkan kampus ini muncul dari Rektor ke-6 Unpad, Prof. Hindersah Wiraatmadja, yang terinspirasi dari konsep kota akademik Tsukuba di Jepang. Ia pun mengusulkan pembentukan "Kota Akademik Manglayang" yang berbasis di Jatinangor.

Kawasan ini kemudian dikukuhkan sebagai lokasi kampus melalui SK Gubernur Jawa Barat No. 593/3590/1987, dengan luas wilayah pengembangan mencapai 3.285,5 hektar. Gedung rektorat resmi pindah ke Jatinangor pada 5 Januari 2012 dan menegaskan posisi Unpad sebagai salah satu kampus terbesar dan terbaik di Jawa Barat bahkan di Indonesia dengan puluhan program studi multidisiplin dan ribuan mahasiswa yang menghidupkan Jatinangor.

3. IPDN (1990)

Masih dalam semangat pembangunan kawasan pendidikan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) hadir di Jatinangor dengan karakteristiknya yang berbeda. Sekolah kedinasan yang dulunya dikenal sebagai Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) ini merupakan hasil integrasi dari 20 Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) di berbagai provinsi.

Berdasarkan informasi di ipdn.ac.id, ide penyatuan itu digagas oleh Menteri Dalam Negeri Rudini melalui Keputusan Nomor 38 Tahun 1988. Penyatuan ini kemudian diresmikan pada 18 Agustus 1990 yang menjadikan Jatinangor sebagai lokasi pusat pendidikan pamong praja nasional. Kehadiran IPDN yang mendapat julukan “Indonesia Mini” pun menambah keunikan Jatinangor sebagai kawasan pendidikan dengan nuansa kedinasan yang semi militer dan disiplin ketat.

4. ITB (2013)

Terakhir hadir Institut Teknologi Bandung (ITB), kampus teknologi ternama yang mengembangkan cabangnya ke Jatinangor. Menyadur laman resmi jatinangor.itb.ac.id, meski ITB sudah berdiri sejak 1920, pembangunan kampus Jatinangor baru dimulai pada 2010 dan diresmikan pada 2013 oleh Mendikbud Mohammad Nuh bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.

Pada awalnya, kampus ini digunakan sebagai tempat perkuliahan Tahap Persiapan Bersama (TPB) untuk mahasiswa baru. Sejak 2023, seluruh mahasiswa angkatan baru ITB akhirnya diwajibkan menjalani TPB selama setahun penuh di Jatinangor.

Walaupun hanya setahun ditempati permanen oleh mahasiswa, kampus ini tetap dirancang sebagai lingkungan pembelajaran yang modern. Selain itu, kampus ITB Jatinangor juga menyandang julukan sebagai kampus terindah di Jatinangor karena tata wilayahnya yang hijau dengan danau ikoniknya.

Kini, Jatinangor bukan sekadar daerah perbatasan antar kabupaten. Ia telah menjelma menjadi kawasan strategis pendidikan di Jawa Barat dimana tempat ribuan mahasiswa dari berbagai daerah dan latar belakang menimba ilmu. Dari Unpad yang menggagas, IKOPIN yang pertama membangun, IPDN yang mendidik pamong, hingga ITB yang membawa teknologi dan keasrian. Keempat pilar tersebut membentuk wajah Jatinangor sebagai “kota pendidikan” sejati.

Moch Alfa Alfiansyah