Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | raysa zahra
Potret Celine Dion (Instagram/recordingacademy)

Kehidupan penyanyi legendaris Celine Dion berubah usai didiagnosis mengidap Stiff Person Syndrome (sindrom orang kaku) pada akhir 2022 silam. Dia bahkan harus membatalkan seluruh jadwal konser tur dunia bertajuk Courage yang tersisa di 2023-2024.

Dalam wawancara eksklusif bersama Vogue Prancis, Celine Dion menuturkan harapannya agar menemukan 'keajaiban' dalam perjuangan melawan penyakit yang diidapnya saat ini. 

Saya belum berhasil mengatasi penyakit ini, karena masih ada dalam diri saya dan akan selalu ada. Saya berharap akan menemukan sebuah keajaiban, cara untuk menyembuhkannya lewat penelitian ilmiah, tetapi untuk saat ini saya harus belajar untuk hidup dengan kondisi ini," ucap Celine Dion, dikutip dari The Hollywood Reporter pada Selasa (23/4/2024).

Celine membeberkan bahwa setiap minggu ia menjalani berbagai jenis terapi untuk meredakan efek dari penyakitnya. Dia melakukan latihan fisik, vokal, dan juga terapi atletik.

Awalnya, Celine merasa bingung dan kesal dengan penyakit ini, benaknya bertanya-tanya mengapa dia harus mengalaminya.

Namun sekarang, Celine perlahan mulai menerima kondisinya. Baginya, hidup tidak selalu memberikan jawaban yang jelas jadi dia memilih untuk menerimanya dengan lapang dada.

Celine berkomitmen untuk berjuang dan bekerja keras untuk meraih yang terbaik. Dia ingin hidupnya berarti dan siap bekerja sama dengan tim medis untuk mencapai kesembuhan seperti yang diharapkan.

Namun, terapi yang dijalani Celine tidak bisa menjamin dirinya akan kembali menggelar tur konser di waktu mendatang.

"Saat ini, saya tidak bisa menjanjikan bahwa dalam empat bulan ke depan saya akan kembali. Saya tidak tahu... Tubuh saya yang akan memberi tahu saya," ujar pelantun soundtrack film Titanic tersebut.

Kendati demikian, Celine berusaha menjalani hari-harinya dengan semangat karena cinta dan dukungan terus mengalir untuknya.

Dikutip dari laman Alodokter, Stiff Person Syndrome (SPS) merupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat. Dampaknya adalah penderitanya mengalami kaku otot yang membuat gerakan dan aktivitas tubuh menjadi sulit dilakukan.

raysa zahra