Film "Just Mercy" adalah film yang di adaptasi dari memoar Bryan Stevenson, yang dirilis pada tahun 2019.
Disutradarai oleh Destin Daniel Cretton, film ini mengangkat isu keadilan sosial, rasialisme, dan perjuangan untuk membela hak-hak kaum yang terpinggirkan.
Film ini berfokus pada kisah nyata perjuangan Stevenson, seorang pengacara muda, dalam membela Walter McMillian, pria kulit hitam yang dihukum mati atas tuduhan pembunuhan yang tidak dilakukannya.
Dimulai dengan Bryan Stevenson (diperankan oleh Michael B. Jordan) yang baru lulus dari Harvard Law School dan memutuskan untuk membantu narapidana yang menghadapi hukuman mati di Alabama.
Di sana, ia bertemu Walter McMillian (Jamie Foxx), yang dihukum mati berdasarkan bukti yang sangat meragukan dan prasangka rasial.
Film ini mengungkap perjalanan panjang Stevenson untuk mendapatkan keadilan, meskipun menghadapi banyak hambatan dari sistem hukum yang diskriminatif. Isu rasialisme menjadi tema sentral dalam film ini.
Film ini dengan gamblang menunjukkan bagaimana ras sering kali menjadi faktor utama dalam menentukan siapa yang mendapatkan keadilan dan siapa yang tidak.
Michael B. Jordan memberikan penampilan yang kuat sebagai Bryan Stevenson, seorang pengacara muda yang idealis, penuh empati, namun tegas dalam menghadapi ketidakadilan.
Jamie Foxx juga tampil memukau sebagai Walter McMillian, memperlihatkan spektrum emosi yang mendalam, mulai dari keputusasaan hingga harapan. Chemistry antara kedua aktor ini menjadi salah satu kekuatan utama film.
Selain dua pemeran utama, karakter pendukung seperti Eva Ansley (diperankan oleh Brie Larson) juga memberikan kontribusi penting. Eva adalah rekan kerja Stevenson yang setia dan mendukung perjuangannya.
Selain itu, karakter Herbert Richardson (Rob Morgan), seorang narapidana yang juga menghadapi hukuman mati, memberikan momen emosional yang mengingatkan penonton akan dampak humanis dari hukuman mati.
Sinematografi film ini sederhana namun efektif dalam menciptakan suasana yang menggambarkan ketegangan dan emosi.
Penggunaan warna-warna hangat dan adegan yang intens membantu menyampaikan rasa keadilan yang sering kali terabaikan. Musik latar juga melengkapi emosi dalam film, tanpa terlalu mendominasi.
Pesan moral dari film ini sangat jelas yaitu, perjuangan untuk keadilan harus terus dilakukan, meskipun menghadapi banyak tantangan.
Film ini mengajarkan bahwa ketidakadilan sistemik dapat dilawan dengan keberanian, empati, dan tekad untuk melindungi hak asasi manusia.
"Just Mercy" adalah film yang penting untuk ditonton, terutama bagi mereka yang peduli pada isu-isu keadilan sosial dan hak asasi manusia.
Lewat akting yang luar biasa, cerita yang menyentuh hati, dan pesan yang relevan, film ini berhasil menjadi lebih dari sekadar hiburan.
"Just Mercy" adalah pengingat bahwa perjuangan untuk keadilan adalah tugas bersama yang harus dilakukan oleh setiap individu.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur
-
Ulasan Novel Never Over, Cinta yang Tak Pernah Selesai
-
Ulasan Novel My Darling Dreadful Thing, Cerita Horor di Rumah Tua Beckman
-
Ulasan Novel Outlier: Penerimaan Diri di Tengah Luka Lama
-
Ulasan Novel The Friend Zone: Pilihan Sulit Antara Cinta dan Mimpi
Artikel Terkait
Entertainment
-
Ditipu dan Terlilit Utang Miliaran, Fadil Jaidi Bantu Lunasi Utang Keluarga
-
Sosok Helwa Bachmid, Model 22 Tahun yang Nikah Siri dengan Habib Bahar
-
Helwa Bachmid Dituding Berbohong, Istri Sah Habib Bahar Ungkap Bukti Nafkah
-
Ditodong Boiyen, Rafael Tan Akui Tak Punya Target Nikah dan Lebih Berserah
-
Resmi Nikah, Boiyen dan Rully Anggi Akbar Kejutkan Penggemar
Terkini
-
Youtuber Gaming Indonesia Raih Juara Dunia Lomba Build Minecraft MrBeast
-
Bukan Pensiun, Narji Ungkap Alasan Sebenarnya di Balik Hobi Bertani
-
Jakarta IP Market 2025 Siap Digelar, Hubungkan Karya, Bisnis, dan Dunia
-
Distorsi Kognitif yang Membentuk Cara Kita Melihat Dunia
-
Darurat Bullying Nasional: Mengapa Ekosistem Kekerasan Anak Terus Tumbuh?