Menjadi seorang ibu sering kali dianggap sebagai puncak pengabdian seorang wanita. Namun, dalam perjalanan tersebut, tidak jarang seorang ibu kehilangan identitas pribadinya karena seluruh ruang dalam pikiran dan hatinya tersita oleh urusan domestik, pengasuhan anak, dan ekspektasi sosial.
Melalui buku Empowered ME karya Puty Puar hadir membawa napas segar sekaligus pengingat penting bahwa sebelum menjadi ibu bagi anak-anaknya atau istri bagi suaminya, seorang wanita adalah individu yang utuh.
Buku ini bukan sekadar panduan pengasuhan (parenting), melainkan buku pengembangan diri yang dikhususkan bagi para ibu. Premis utamanya sangat kuat, seorang ibu hanya bisa memberdayakan orang lain (anak dan keluarga) jika ia telah memberdayakan dirinya sendiri terlebih dahulu. Puty Puar, yang dikenal sebagai ilustrator dan kreator konten, menggunakan pendekatan yang sangat manusiawi, jujur, dan tidak menggurui.
Salah satu poin penting yang ditekankan dalam buku ini adalah konsep self-awareness atau kesadaran diri. Puty mengajak pembaca untuk berdialog dengan diri sendiri, mengenali emosi yang dirasakan, serta memetakan apa yang sebenarnya menjadi keinginan dan mimpi pribadi yang mungkin sempat terkubur.
Konsep "Ibu Berdaya" di sini tidak didefinisikan secara sempit sebagai ibu yang bekerja atau memiliki penghasilan sendiri, melainkan ibu yang memiliki kendali atas hidupnya, memahami nilai-nilainya, dan mampu mengambil keputusan dengan sadar.
Salah satu hambatan terbesar bagi ibu untuk berkembang adalah rasa bersalah atau mom guilt. Puty Puar mengupas tuntas fenomena ini. Banyak ibu merasa berdosa jika meluangkan waktu untuk hobi, beristirahat, atau mengejar karier karena dianggap "mengambil" jatah waktu untuk anak.
Dalam buku ini, penulis membedah bahwa self-care bukanlah tindakan egois. Sebaliknya, itu adalah investasi. Ibu yang bahagia dan terpenuhi kebutuhan emosionalnya akan memiliki "tangki cinta" yang penuh untuk dibagikan kepada keluarganya. Puty memberikan alat praktis bagi pembaca untuk membedakan mana ekspektasi yang datang dari diri sendiri dan mana yang sekadar tekanan dari standar media sosial atau lingkungan yang tidak realistis.
Keunggulan utama buku ini adalah penyajiannya. Sebagai seorang ilustrator, Puty Puar melengkapi tulisannya dengan ilustrasi-ilustrasi khas yang ceria namun bermakna dalam. Visual ini bukan sekadar hiasan, mereka berfungsi sebagai jeda reflektif dan mempermudah pembaca menangkap konsep-konsep yang abstrak.
Di era di mana "mom-shaming" marak terjadi di media sosial, buku Empowered ME menjadi perisai mental yang sangat relevan. Puty mengingatkan bahwa tidak ada satu standar baku untuk menjadi ibu yang sempurna, karena kesempurnaan itu sendiri adalah mitos. Yang ada adalah ibu yang terus bertumbuh dan belajar.
Penulis juga menyoroti pentingnya literasi digital dan bagaimana seorang ibu harus bijak menyaring informasi. Alih-alih merasa minder melihat kehidupan ibu lain yang tampak sempurna di Instagram, buku ini mendorong pembaca untuk fokus pada progres kecil dalam diri mereka sendiri.
Secara keseluruhan, buku ini sangat mudah dicerna. Bahasanya ringan namun isinya berbobot. Jika ada sedikit kekurangan, mungkin adalah bagi pembaca yang mengharapkan solusi teknis yang sangat mendetail tentang masalah rumah tangga tertentu, karena buku ini lebih fokus pada aspek psikologis dan pola pikir (mindset). Namun, justru di situlah letak kekuatannya, Puty memperbaiki akarnya terlebih dahulu, yaitu mentalitas sang ibu.
Puty Puar berhasil menyampaikan pesan bahwa menjadi ibu berdaya adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Ia mengajak kita untuk merayakan kegagalan-kegagalan kecil sebagai bagian dari pembelajaran. Pesan moral yang paling membekas adalah "Anak-anak tidak membutuhkan ibu yang sempurna, mereka membutuhkan ibu yang bahagia dan hadir secara utuh."
Identitas Buku
Judul: Empowered Me
Penulis: Puty Puar
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit: 1 Februari 2022
Tebal: 184 Halaman
Sumber:
- Empowered Me. 2022. Puar Puty
Baca Juga
-
Ulasan Novel The Bride Test, Ketulusan Mencintai dalam Ketidaksempurnaan
-
Ulasan Novel Si Putih: Saat Teknologi Menjadi Ancaman dan Kesetiaan Diuji
-
Buku Kita dan Mereka, Menelusuri Akar Luka di Balik Identitas Manusia
-
Ulasan Novel Janji, PerjalananTiga Santri Menemukan Ketulusan Hati Manusia
-
Ulasan Novel Grass, Kesaksian Sunyi Perempuan Korban Perang
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Drama Meet Yourself: Antara Cinta dan Impian di Pedesaan
-
Huawei MatePad 12X (2026): Tablet Tipis yang Layarnya Bikin Betah
-
Review Film Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t, Komedi Horor yang Satire!
-
Review Novel Companions of the Night: Petualangan Vampir Minus Lovey Dovey
-
Review Drama No Next Life: Suara Jujur Perempuan Hadapi Bias Gender di Usia 40-an
Terkini
-
Agak Laen: Menyala Pantiku! Salip Film Pertama dengan 9,2 Juta Penonton
-
Oubaitori: Saatnya Berhenti Berlomba dan Mulai Bertumbuh Sesuai Ritme Diri
-
King Cup International Badminton Open 2025: Turnamen Eksibisi Penutup Musim
-
Nikah Siri dengan Inara Rusli, Insanul Fahmi Singgung Sikap Istri Sah?
-
4 OOTD Kim Seon Ho yang Chic, Simpel, dan Nyaman untuk Sehari-hari