Siapa yang tidak kenal dengan gim Mario Bros atau Donkey Kong? Pada era 1980-an dan 1990-an, kedua gim ini sangat populer di kalangan gamer.
Tak hanya itu, bahkan sebuah film live-action pernah dirilis pada tahun 1993, meskipun tidak berhasil.
Kini hadir The Super Mario Bros. Movie, sebuah film animasi 3D yang diproduseri oleh Chris Meladandri, yang juga sukses dengan seri Despicable Me dan Minions.
Film ini disutradarai oleh Aaron Horvath dan Michael Jelenic, serta diisi suara oleh bintang-bintang terkenal seperti Chris Pratt, Anya Taylor-Joy, Seth Rogen, Jack Black, Charlie Day, dan Keegan Michael Key.
Tren adaptasi gim memang sedang marak belakangan ini, setelah Dungeons and Dragons dan Tetris. Bagaimana pengembangan cerita dari gim yang sederhana ini menjadi sebuah kisah fiksi yang menarik?
Sinopsis The Super Mario Bros. Movie
Mario (Chris Pratt) dan adiknya, Luigi (Charlie Day), adalah dua tukang pipa yang sering diremehkan oleh keluarganya dan warga Brooklyn.
Suatu hari, ketika sedang memperbaiki jaringan pipa kota, Mario tersedot ke dunia fantasi kerajaan Mushroom, sementara Luigi tersedot ke dunia kegelapan yang dikuasai Bowser (Jack Black).
Bowser berencana untuk menguasai seluruh wilayah, termasuk kerajaan Mushroom, dan menikahi ratu Peach (Anya Taylor-Joy). Peach kemudian melatih Mario agar bisa mengalahkan Bowser dan menyelamatkan Luigi. Mereka juga meminta bantuan dari kerajaan hutan yang dipimpin oleh raja Kong. Petualangan seru pun dimulai.
Ulasan The Super Mario Bros. Movie
Cerita dalam film ini tidak banyak menyajikan hal baru dan minim penjelasan baik dari segi karakter, konflik, maupun penyelesaiannya. Eksposisi yang lemah membuat penonton kurang simpati terhadap tokoh-tokohnya.
Alur cerita terasa datar dan tidak ada ancaman berarti dari pihak antagonis, karena film ini memang ditujukan untuk anak-anak. Adegan aksi ala Mad Max yang ditampilkan juga tidak mampu memberikan hiburan yang mendebarkan.
Akibatnya, selain anak-anak, penonton dewasa akan mudah merasa bosan.
Kelebihan film ini terletak pada visual yang memanjakan mata dan visualisasi aksi gimnya. The Super Mario Bros. Movie merupakan tontonan yang pas untuk target genrenya, meskipun mungkin tidak terlalu menghibur penikmat film dewasa.
Pesan dalam ceritanya jika dibandingkan dengan Despicable Me juga masih terpaut jauh. Setidaknya, Minions mampu memberikan hiburan melalui aksi-aksi konyol karakternya.
Jika kamu mencari tontonan keluarga yang lebih menghibur, Dungeons and Dragons (D&D) bisa jadi pilihan yang lebih baik daripada Mario Bros. Jika kamu adalah penggemar setia Mario, silakan coba menonton film ini.
Namun, bagi saya, menonton ulang D&D terasa lebih menyenangkan.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ulasan Film Tetris, Sejarah Lahirnya Gim Terlaris di Dunia
-
Ulasan Sampai Nanti Hanna!, Kisah Cinta Tak Hilang Meski Waktu Memisahkan
-
Ulasan Film The Night Agent, Ceritakan Agen FBI yang Dijebak Gedung Putih
-
Ulasan Film Sorop, Horor Kakak-Adik Hadapi Teror Kutukan Ritual Mistis
-
Ulasan Palm Trees and Power Lines, Realitas Seram Sindikat Pedofil
Artikel Terkait
-
Ulasan Film Tetris, Sejarah Lahirnya Gim Terlaris di Dunia
-
3 Tontonan Korea Ini Siap Menyambut 2025 Kamu, Ada Song Hye Kyo hingga D.O EXO!
-
Mirisnya Lingsir Wengi, Frasa Cantik yang Termakan Stigma Pemanggil Hantu
-
Jangan Bingung! Ini 7 Film Bioskop Seru untuk Liburan Nataru 2024
-
Ulasan Film Sisu: Aksi Brutal Pria Tua Melawan Pasukan Nazi
Entertainment
-
Ulasan The Round Up, Film Korea yang Penuh Aksi Spektakuler
-
Ulasan Film Tetris, Sejarah Lahirnya Gim Terlaris di Dunia
-
3 Tontonan Korea Ini Siap Menyambut 2025 Kamu, Ada Song Hye Kyo hingga D.O EXO!
-
Go Hyun Jung Tampil Badas dalam Drama Thriller Korea Bertajuk The Mantis
-
Ryeoun Bingung Cari Lee Ki Taek di Cuplikan Terbaru Drama Korea 'Namid'
Terkini
-
5 Cara Mengatasi Acrophobia yang Tepat, Lawan Ketakutan Terbesarmu!
-
'Psikologi Keluarga', Rekomendasi bagi Pewaris Karakter Sistem Sosial
-
3 Rekomendasi Brightening Toner Ramah di Kantong Pelajar, Harga Rp30 Ribuan
-
Mirisnya Lingsir Wengi, Frasa Cantik yang Termakan Stigma Pemanggil Hantu
-
Batas Tipis Antara Seni yang Kritis dan Etika yang Sensitif, Ironis!