Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | aisyah khurin
Film Bones and All (imdb.com)

"Bones and All" adalah film drama romantis dengan elemen horor yang dirilis pada tahun 2022, disutradarai oleh Luca Guadagnino dan diadaptasi dari novel karya Camille DeAngelis.

Film ini dibintangi oleh Taylor Russell, Timothee Chalamet, dan Mark Rylance, serta menghadirkan cerita yang menggugah tentang cinta, identitas, dan keinginan.

Lewat latar era 1980-an di Amerika Serikat, film ini memadukan tema horor kanibalisme dengan perjalanan emosional para karakternya.

Film ini mengikuti perjalanan Maren (Taylor Russell), seorang remaja muda yang menyadari dirinya memiliki dorongan kanibalistik. Dalam perjalanannya mencari jawaban tentang identitasnya, ia bertemu Lee (Timothee Chalamet), seorang pemuda yang juga memiliki keinginan serupa.

Bersama, mereka menjelajahi makna cinta, penerimaan, dan kemanusiaan di tengah naluri gelap yang menguasai mereka. Tema unik ini menghadirkan kisah cinta yang tidak biasa, mencampurkan keindahan dan kengerian dalam takaran yang seimbang.

Taylor Russell memberikan performa yang luar biasa sebagai Maren. Ia berhasil menampilkan emosi kompleks seorang remaja yang bergulat dengan rasa bersalah, ketakutan, dan keinginan untuk diterima. Akting Russell membawa lapisan emosional yang mendalam, membuat penonton merasakan konflik batin yang dihadapinya.

Timothee Chalamet kembali menunjukkan karisma dan kepekaan aktingnya sebagai Lee, seorang pemuda yang keras di luar tetapi rapuh di dalam.

Hubungan Lee dengan Maren terasa tulus dan autentik, menjadikan romansa mereka sebagai inti emosional film ini. Penampilannya memberikan keseimbangan antara kerapuhan manusiawi dan sisi liar yang ia sembunyikan.

Meskipun mengusung tema gelap, tetapi film ini dipenuhi dengan visual yang menawan. Sinematografi menangkap keindahan lanskap pedesaan Amerika, memberikan kontras yang mencolok dengan kengerian yang dialami para karakter. Penggunaan warna-warna hangat dan pencahayaan alami menciptakan suasana yang intim dan mendalam.

Di balik elemen horor, Bones and All adalah cerita tentang pencarian identitas dan penerimaan. Maren dan Lee adalah dua individu yang berjuang untuk memahami siapa mereka di dunia yang tidak dapat menerima keberadaan mereka. Tema ini memberikan kedalaman emosional yang membuat film ini lebih dari sekadar cerita horor romantis.

Mark Rylance memberikan penampilan yang mencuri perhatian sebagai Sully, seorang pria kanibal yang aneh dan menakutkan. Karakternya menjadi simbol kegelapan dan bahaya dalam dunia yang ditempati oleh Maren dan Lee. Penampilan Rylance yang intens menambahkan lapisan ketegangan dan misteri pada cerita.

Meskipun tema kanibalisme secara alami melibatkan adegan kekerasan, Guadagnino menangani elemen ini dengan cara yang tidak terlalu eksplisit. Adegan-adegan kekerasan lebih banyak digunakan untuk menggambarkan beban emosional yang dirasakan oleh para karakter, daripada sekadar mengejutkan penonton. Pendekatan ini membuat film terasa lebih berkelas dan introspektif.

"Bones and All" adalah film dengan perpaduan yang unik antara drama romantis, horor, dan perjalanan eksistensial. Dengan penampilan luar biasa dari para pemeran utama, arahan yang brilian, dan visual yang memukau, film ini menawarkan pengalaman menonton yang tidak biasa namun menggugah.

Film ini bukan untuk semua orang, mengingat temanya yang gelap dan mengganggu. Namun, bagi mereka yang menyukai cerita yang mendalam dan kompleks dengan sentuhan seni, Bones and All adalah karya yang pantas untuk dihargai. Di balik kengerian kanibalismenya, film ini adalah kisah tentang cinta, penerimaan, dan kemanusiaan, yang disampaikan dengan keindahan dan ketulusan.

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

aisyah khurin