Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Athar Farha
Poster Film Pangku (IMDb)

Jalur Pantura selalu punya cerita. Jalan panjang yang menghubungkan berbagai kota di pesisir utara Jawa ini bukan sekadar lintasan truk-truk besar dan bus malam. Ada kehidupan yang berdenyut di pinggirannya—tempat para sopir beristirahat sambil ditemani para pelayan. Kehidupan mereka seringkali nggak tersentuh kamera rekam, sampai akhirnya Film Pangku datang membawa cerita dari sudut yang lebih dekat. Penasaran seperti apa kisahnya? Lanjut kepoin ya!

Sinopsis Film Pangku

Inspirasi kisahnya memang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, tapi yang membuatnya menarik ialah: Film Pangku merupakan debut penyutradaraan aktor Reza Rahadian. Kisahnya menghadirkan sosok Sartika, gadis muda yang dihamili dan dibuang begitu saja. Beruntung (atau mungkin nggak), dia ditemukan Maya (Christine Hakim), pemilik sebuah kedai kopi di jalur Pantura. 

Awalnya Maya tampak seperti penyelamat, merawat Sartika bahkan membantunya saat melahirkan. Namun, di balik kebaikannya, ada niat tersembunyi. Sartika akhirnya dijebak untuk bekerja di Kedai Kopi Pangku, tempat para pelayan nggak hanya menyuguhkan kopi, tapi juga menawarkan pangkuan mereka pada pelanggan—kebanyakan sopir truk yang singgah sejenak sebelum kembali ke jalanan.

Dengan jajaran pemain seperti Claresta Taufan, Fedi Nuril, Shakeel Fauzi, Devano Danendra, dan tentu saja Christine Hakim, film ini nggak hanya mengangkat fakta pahit dari eksploitasi perempuan, tapi juga memperlihatkan bagaimana kekuasaan seringnya dikemas dalam bentuk "pertolongan."

Eksploitasi Perempuan dalam Kedok Kebaikan

Fenomena kedai kopi pangku bukan sekadar mitos atau sensasi lho. Ada perempuan-perempuan yang dengan kesadaran penuh, sementara yang lain terjebak dalam keadaan tanpa pilihan. Pangku tampaknya ingin menggali lebih dalam, terutama bagaimana eksploitasi bisa terjadi dalam bentuk yang nggak selalu terlihat kasar.

Maya, sebagai sosok yang menyelamatkan Sartika, awalnya memberi harapan. Namun, seiring waktu, harapan itu berubah menjadi jerat. Film ini bisa jadi menampilkan bagaimana eksploitasi perempuan seringkali dimulai dari relasi kuasa yang timpang—di mana seseorang yang lebih kuat menawarkan "pertolongan" yang berujung pada ketergantungan. Sartika, dalam kondisi rentan setelah ditinggalkan, mungkin nggak punya banyak pilihan selain menerima apa yang diberikan kepadanya.

Kehadiran Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk yang membuat Sartika jatuh cinta, juga menarik untuk diperhatikan. Apakah dia benar-benar menjadi jalan keluar bagi Sartika, atau justru bagian dari siklus eksploitasi itu sendiri?

Mengapa Film Pangku Penting untuk Ditonton?

Di tengah gempuran film drama romansa atau horor yang mendominasi layar lebar Indonesia, Pangku menawarkan sesuatu yang berbeda: Sebuah realitas yang jarang disorot. Dengan Reza Rahadian di kursi sutradara, tentu menarik melihat bagaimana dia menangani cerita seberat ini. Akankah film ini menjadi kritik sosial yang tajam? Atau justru menyelipkan harapan di tengah kelamnya dunia Sartika?

Film ini diproduksi oleh Gambar Gerak dan akan segera tayang di bioskop tahun ini. Untuk yang ingin melihat sisi lain kehidupan di jalur Pantura, yang lebih dari sekadar jalan raya dan lampu-lampu truk di malam hari, Film Pangku bisa jadi film yang bisa dimasukkan dalam list tontonmu. Yuk, kita tunggu kabar selanjutnya!

Athar Farha