Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Scene Film The Conjuring The Last Rites (IMDb)
Athar Farha

Ada yang unik dari semesta ‘The Conjuring’. Ini nggak cuma sekumpulan film horor tentang kerasukan dan setan, melainkan dunia dari kisah setan dan keimanan yang hidup dan memikat hati sinefil khususnya para pecinta horor. Dari ‘The Conjuring’ (2013) sampai ‘The Nun 2’, semesta ini selalu punya satu benang merah, yakni keputusasaan dan iman para karakternya. 

Kabar dari update resmi Warner Bros, prekuel Film The Conjuring resmi digarap, di mana nama Rodrigue Huart muncul sebagai sutradara yang bakal mengupas asal usul teror dan iman yang selama ini jadi jantung dari waralaba horor paling terkenal di dunia. 

Bagi banyak orang, nama ini mungkin terdengar asing. Namun buat para pengamat festival film, Rodrigue Huart terkenal lewat film pendeknya yang memenangkan penghargaan. Dengan kata lain, dia bukan sutradara sembarangan, hanya belum dikenal publik besar. Dan mungkin inilah yang dicari Warner Bros, mengarah pada sineas yang masih punya darah segar untuk menyuntikkan napas baru ke semesta ‘The Conjuring’ yang sudah lama berputar dalam pola yang sama.

Sementara itu, penulisan skenarionya diserahkan kepada Richard Naing dan Ian Goldberg. Dua penulis yang sudah akrab dengan dunia ini. Mereka menulis skrip ‘The Conjuring 1, The Nun 2, dan The Conjuring: Last Rites’. Dengan kata lain, mereka tahu anatomi rasa takut yang menjadi jantung semesta ini. 

Memilih untuk membuat prekuel, merupakan langkah yang berani, tapi juga berisiko. Karena artinya, mereka akan kembali ke ‘titik nol’ dari semesta ini. Sebelum Ed dan Lorraine Warren dikenal dunia, sebelum kasus Bathsheba dan Valak, sebelum nama ‘The Conjuring’ jadi ikon horor masa kini. 

Belum ada konfirmasi resmi tentang plotnya. Namun, kalau mengikuti pola semesta ‘The Conjuring’, besar kemungkinan film ini akan fokus pada asal mula salah satu entitas besar yang sudah kita kenal. Mungkin Bathsheba, penyihir dari film pertama, atau Valak, iblis berjubah biarawati yang sudah jadi wajah paling ikonik dalam semesta ini.

Namun ada kemungkinan lain yang lebih menarik. Bagaimana kalau film ini justru menceritakan kisah manusia biasa, orang pertama yang menyadari bahwa dunia spiritual itu nyata?

Bayangkan kalau film ini membawa kita ke tahun-tahun gelap di pedesaan Amerika, jauh sebelum keluarga Perron atau Hodgson jadi korban. Mungkin kisah tentang pendeta yang gagal menyelamatkan jiwa yang kerasukan, atau seorang perempuan yang kehilangan anaknya dan mendengar bisikan dari dinding setiap malam. Tentu bakal menarik banget. 

Betewe, masih ada satu nama yang masih jadi tanda tanya besar: James Wan.

Sampai saat ini, belum ada kepastian apakah sang maestro akan kembali sebagai produser atau menyerahkan tongkat sepenuhnya kepada Warner Bros. Dan jujur, membayangkan semesta ‘The Conjuring’ tanpa James Wan rasanya seperti melihat rumah berhantu tanpa arwahnya. Ups. 

James Wan tuh bukan cuma sutradara yang piawai membuat orang terkejut dari kursi. Dia adalah arsitek horor yang paham seni dalam keheningan. ‘The Conjuring’ (2013) sukses bukan karena jumlah jumpscare-nya, tapi karena ritme dan atmosfer yang diciptakannya lho.

Kalau James Wan benar-benar nggak terlibat, ini akan jadi ujian besar. Namun di sisi lain, bisa jadi ini juga peluang untuk menulis ulang arah The Conjuring Universe, membawanya ke nada yang lebih sunyi, lebih eksperimental, mungkin bahkan lebih spiritual. Karena sejauh ini, semesta ini selalu tumbuh lewat imannya. Keyakinan bahwa melawan kejahatan bukan soal kekuatan, tapi soal kepercayaan.

Kalau Warner Bros berhasil menjaga inti dari semesta ini; iman, ketakutan, dan cinta, yakin deh prekuel ‘The Conjuring’ bisa jadi bab paling berani sekaligus paling menyentuh.

Sobat Yoursay siap dengan kisah baru dari prekuel semesta ‘The Conjuring’? Yuk, kita nantikan kabar seru selanjutnya!