Hikmawan Firdaus | Mira Fitdyati
Potret Ariel Noah (Instagram/arielnoah)
Mira Fitdyati

Falcon Pictures kembali menghadirkan kisah Dilan lewat film terbarunya berjudul Dilan ITB 1997. Film garapan Fajar Bustomi dan Pidi Baiq ini menjadi kelanjutan semesta Dilan yang begitu melekat di hati penonton Indonesia.

Namun, ada hal menarik yang membuat film ini berbeda dari sebelumnya, sosok Dilan kini diperankan oleh Ariel Noah.

Kabar ini sontak menarik perhatian publik. Setelah mengumumkan hiatus pada 2024, Ariel akhirnya kembali muncul, bukan lewat panggung musik, melainkan layar lebar.

Melalui podcast Butik Haji Igun di kanal YouTube Comic 8 Revolution pada Jumat (7/11/2025), Ariel pun mengungkapkan alasan di balik keputusannya menerima peran sebagai Dilan.

Ariel mengakui bahwa Dilan ITB 1997 merupakan film pertamanya. Sebelum menerima tawaran tersebut, ia menyampaikan kepada tim produksi bahwa dirinya masih memiliki beberapa kelemahan dalam berakting.

“Ini kelemahan gue loh, gue takutnya lo mengharapkan gue cuman dari visual doang nih. Terus gue bilang, gue susah ngapalin script, kalau lagu gampang, kalau script tuh wah kadang-kadang stres. Terus gue ngomong itu kadang-kadang nggak jelas, belibet,” ujar Ariel.

Meski begitu, Ariel mengungkapkan bahwa setiap tantangan pasti ada jalan keluarnya. Ia juga menyampaikan bahwa keputusan bermain film datang setelah dirinya memutuskan hiatus dari dunia musik. Ia ingin mencoba hal baru di luar menyanyi, dan dunia seni peran menjadi pilihan yang menarik baginya.

“Ya ini mumpung hiatus, pengen melakukan hal lain selain menyanyi. Masa hidup kita cuma jadi penyanyi aja? Ini kan salah satu seni juga, kayaknya gue harus cobain deh. Cuman harus hati-hati pilih film yang sekiranya memang bisa dikerjakan,” ujarnya.

Ariel menambahkan bahwa dirinya akan terlibat dalam dua film sekaligus, yaitu Dilan ITB 1997 dan Dilan Amsterdam. Sebelum memulai proses syuting, ia melakukan berbagai persiapan, termasuk berdiskusi dengan Pidi Baiq selaku penulis, untuk memahami karakter Dilan di fase hidup yang lebih dewasa.

“Sering ngobrol, terutama sama penulis bukunya. Karena dia kan yang tahu betul karakter Dilan. Dilan ini kan nggak mungkin sama dengan Dilan SMA, karena dia sudah melewati banyak tahap kehidupan,” ujar Ariel.

Selain berdiskusi dengan penulis, Ariel juga sering berbicara dengan sutradara untuk menyesuaikan karakter. Ia mengaku telah menonton film Dilan sebelumnya, tapi sang sutradara memintanya agar tidak terpaku pada versi lama karakter tersebut.

Menariknya, Ariel mengatakan bahwa secara karakter dan cara bicara, dirinya memiliki beberapa kesamaan dengan sosok Dilan.

“Sejauh ini nggak banyak dituntut untuk berubah. Malah pas ngobrol sama Pidi, dia bilang pas nulis itu memang ada beberapa kesamaan karakter, jadi nggak perlu semuanya diubah,” ujar Ariel.

Dalam cerita versi terbaru ini, Dilan diceritakan sudah menempuh pendidikan di ITB dan bertemu dengan orang-orang baru di hidupnya.

Setelah itu, Dilan melanjutkan perjalanan ke Amsterdam untuk belajar sambil bekerja. Dua fase kehidupan ini akan menjadi fokus utama dalam dua film yang dibintangi Ariel.

Melalui Dilan ITB 1997, Ariel bukan hanya menantang dirinya di dunia baru, tetapi juga menunjukkan sisi lain dari perjalanan sebagai seniman. Dari panggung musik hingga layar lebar, Ariel membuktikan bahwa eksplorasi seni tidak mengenal batas.