Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Desy Putrisari
Ilustrasi sakit perut (pixabay)

Ada yang sangat suka menyaksikan konten Mukbang di YouTube? Lalu merasa ngiler dan mengidam? Yak di masa pandemi ini banyak yang mencari hiburan dengan menyaksikan video-video di YouTube. Acara Mukbang menjadi video yang masih banyak ditonton. Tak jarang muncul tantangan untuk melakukan Mukbang di sana yang kemudian banyak orang pula yang ikut-ikutan untuk turut serta demi membuktikan dirinya.

Mukbang ini merupakan istilah yang digunakan untuk sebuah kegiatan menyantap makanan dalam jumlah besar yang disiarkan umumnya melalui video di internet.

Pada mulanya Mukbang ini banyak bermunculan dari negara Korea Selatan dari kata asli dalam bahasa korea yaitu Meokbang yang merupakan gabungan kata dari bahasa korea yaitu Meogda yang berarti makan dan Bangsong yang berarti siaran.

Kemudian Mukbang ini menyebar dan menjadi tren di berbagai kalangan. Meski terlihat mengagumkan dan mampu membuat penontonnya mengidam, namun Mukbang juga memiliki resiko yang tidak dapat diremehkan.

Tahukah kamu di balik nikmatnya menyantap makanan secara berlebihan?

Makan makanan dengan jumlah berlebihan tentu bukanlah kebiasaan yang baik bagi tubuh. Apalagi makanan yang dikonsumsi merupakan makanan cepat saji. Rata-rata tubuh pria dewasa membutuhkan sekitar 2500 kalori, sedangkan rata-rata tubuh wanita dewasa membutuhkan kira-kira 2000 kalori dalam sehari untuk beraktifitas. Jika kalori yang masuk lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja, maka sisanya akan disimpan.

Efek jangka pendeknya mungkin dapat kamu rasakan setelah kamu menyantap habis makananmu. Kamu bisa merasakan sakit dibagian perut, rasa begah dan kembung. Mukbang menyebabkan lambung kamu terlalu penuh dengan makanan. kondisi ini dapat menyebabkan naiknya asam lambung sehingga akan menimbulkan rasa perih. Asam lambung yang diproduksi terlalu banyak akan mengiritasi permukaan lambung kamu.

Selain itu di lambung makanan yang kamu makan akan dicerna oleh lambung dengan gerakan meremas, lantas apabila lambung kamu terlalu penuh maka gerak lambung untuk mencerna akan kepayahan dan tidak bekerja optimal dalam mencerna makanan. Tidak hanya lambung, sepanjang saluran cerna kamu akan dilalui oleh porsi makan kamu yang berlebih. Ini dapat menyebabkan proses penyerapan makanan pun tidak berjalan dengan baik.

Efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan yakni bertambahnya berat badan. Kelebihan energi atau kalori dari makanan yang disantap kemudian akan disimpan oleh tubuh. Obesitas dapat timbul karena jumlah energi yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada energi yang dibakar. Jika kelebihan energi berlangsung terus menerus, artinya simpanan energi di dalam tubuh akan terus bertambah.

Kelebihan kalori dari makanan akan disimpan sebagai cadangan makanan tubuh. Kalori dapat disimpan dalam bentuk lemak dan juga glikogen. Berat badan yang terus bertambah akan menyebabkan kegemukan atau obesitas dimana berat badan seseorang melampaui batas berat idealnya.

Menurut Dr. George Bray, pakar tenama pada bidang obesitas menyatakan bahwa, obesitas timbul lantaran mulut, banyak orang yang makan secara berlebihan karena rasa makanan yang dirasa sangat lezat. Yang kemudian membuat seseorang ketagihan dan ingin terus makan. Jadi, obesitas sebenarnya disebabkan akibat dari terlalu banyak makan, sedangkan pembakarannya kurang.

Di masa pandemi ini tentu banyak orang yang aktifitasnya cenderung berkurang, namun tidak menyadari bahwa energi yang masuk tidak berubah. Energi yang masuk lebih banyak daripada yang keluar ini juga bisa berpeluang menjadi timbunan cadangan energi di dalam tubuh.

Kebanyakan aksi Mukbang yakni dengan makan makanan fast food, junk food, atau snack yang sebenarnya memiliki kalori yang tinggi. Jenis makanan yang disantap saja sudah memiliki tingkat kalori yang tinggi, kemudian ditambah dengan jumlah atau porsi yang besar.

Terbiasa makan makanan secara berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas atau berat badan berlebih. Obesitas tentu bukanlah suatu kondisi tubuh yang dapat diremehkan, pasalnya obesitas bisa menyebabkan timbulnya penyakit lain. Obesitas atau kegemukan pada anak menjadi masalah yang serius. Kegemukan pada masa anak-anak jika tidak ditangani akan terbawa hingga remaja dan dewasa.

Obesitas sendiri dapat mengakibatkan banyak masalah kesehatan lainnya, seperti resiko sakit jantung, penumpulan lemak disekitar paru-paru, diabetes tipe dua, beberapa jenis kanker, gangguan tidur, kegagalan fungsi organ-organ tubuh lainnya 

Sebelum melakukan aksi Mukbang dalam rangka mengikuti tren atau akibat rasa mengidam setelah menyaksikan tontonan video, kamu harus sadari akan kemampuan tubuh kamu sendiri. Jangan pernah memaksakan apabila memang tidak sanggup dan jangan jadikan kebiasaan apabila kamu menyukainya.

Kendalikan diri kamu, makanlah sesuai porsi dan kebutuhan tubuh. Selain itu, pilihlah makanan yang sehat dengan gizi seimbang dan lakukan aktivitas fisik atau olahraga untuk memaksimalkan proses metabolisme tubuh agar tubuh tetap bugar dan sehat. Pahami kebutuhan kalori harian tubuh kamu.

Desy Putrisari