Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Claudius Kevin
Ilustrasi Compulsive Buying Disorder. (istock)

Era pandemi saat ini telah mengubah banyak kebiasaan sehari-hari yang telah lama kita terapkan menjadi kebiasaan baru. Contohnya saja berbelanja. Sebelum pandemi, beberapa orang lebih senang untuk berbelanja secara langsung karena lebih murah dan terjamin.

Namun sekarang, kebiasaan berbelanja secara online tampaknya bukan hal yang biasa bagi banyak orang dan peminatnya pun tak sedikit. Alasannya karena barang-barang yang dijual di olshop lebih lengkap dan berbelanja online bagi beberapa orang lebih praktis, sehingga kita tak perlu buang tenaga keluar rumah dan juga lebih aman dari paparan penyakit.

Berbelanja atau shopping baik secara online atau offline pada dasarnya sangat menyenangkan. Namun, kamu perlu waspada nih jika kamu sering kalap saat berbelanja baik di mal maupun saat berbelanja online. Bisa jadi, kamu menderita gangguan Compulsive Buying Disorder alias CBD.

Compulsive Buying Disorder merupakan gangguan belanja kompulsif yang dapat diartikan sebagai hasrat nggak tertahankan untuk membeli barang secara berlebihan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mendatangkan pengaruh negatif pada keluarga dan keuangan. 

Kecanduan ini biasanya sering dikaitkan dengan kecemasan, depresi, dan gangguan makan. Tidak seperti kecanduan lainnya yang terjadi pada remaja, Compulsive Shopping Disorder sebagian besar berkembang pada usia 30 tahunan, ketika seseorang mencapai kemandirian finansial. 

Lantas, apa yang menyebabkan seseorang menjadi kecanduan berbelanja hingga tak terkendali? Mengutip CESI Solutions, para ahli menyetujui bahwa pembeli yang kompulsif membeli dengan gagasan bahwa pembelian yang dilakukan akan mengurangi rasa sakit emosional.

Karakteristik

Untuk mengetahui apakah kamu termasuk orang yang menderita gangguan CBD, kamu bisa melihat karakteristiknya berikut ini.

  • Memiliki kecenderungan dan terobsesi untuk membeli barang setiap minggu sekali, bahkan setiap hari.
  • Sulit menahan diri untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak penting.
  • Menghabiskan banyak waktu melakukan mencari tahu tentang produk atau barang-barang tertentu yang diinginkan.
  • Setelah menyadarinya, kamu merasa bersalah akan hal itu. Namun, akhirnya kamu tetap melakukannya kembali di kemudian hari.

Cara mengatasi

Gangguan CBD bisa berdampak buruk bagi kondisi psikologis dan finansialmu. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi gangguan ini.

  1. Buat daftar kebutuhan sebelum berbelanja
  2. Siapkan uang yang cukup hanya untuk keperluan yang penting saja.
  3. Minta bantuan kepada kerabat dekat, pasangan, ataupun teman yang kamu percayai untuk menemani dan memberi solusi dalam berbelanja
  4. Batasi penggunaan uang, kartu kredit, dan juga kartu debit.
  5. Perhatikan tagihan
  6. Sadari kalau kebutuhan lebih penting daripada keinginan.
  7. Sibukkan diri Anda dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.
  8. Konsultasi ke dokter ahli jika kebiasaan Anda sulit dihindari.

Itulah beberapa ulasan terkait Compulsive Buying Disorder. Hal yang perlu diingat bahwa walaupun kesehatan mental kita sedang diuji di tengah pandemi seperti ini, kita harus tetap bisa mengontrol diri, dan mengelola apapun yang kita butuhkan secara baik. Hal ini bertujuan agar kita tidak terjebak dalam keadaan kesehatan mental yang buruk yang tanpa disadari kita ciptakan sendiri. 

Claudius Kevin