Serial Layangan Putus sedang digandrungi oleh masyarakat. Film yang menceritakan tentang perselingkuhan antara seorang suami bernama Aris dengan Lidya membuat istri sahnya, Kinan geram dan memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka.
Adegan yang dramatis membuat serial ini menohok banyak orang tentang kasus perselingkuhan yang marak terjadi. Perselingkuhan ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya genetik. Namun, apakah benar sifat suka selingkuh bisa diturunkan? Mari kita ulas secara mendalam.
Secara biologis, selingkuh merupakan salah satu sifat yang bisa diturunkan. Penelitian menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki gen yang berhubungan dengan kecenderungan seseorang melakukan perselingkuhan atau promiskuitas.
Menyandur dari penelitian Justin R. Garcia melalui https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/, gen yang menyebabkan sifat genetik ini disebut gen Dopamin D4 Reseptor (DRD4). Orang orang yang memiliki variasi 7R+ pada DRD4 ternyata pernah melakukan perselingkuhan maupun promiskuitas.
Secara harfiah, promiskuitas itu adalah kebiasaan berganti pasangan tanpa komitmen yang menyebabkan seringnya terjadi perselingkuhan.
Menurut penelitian Justin R. Garcia, Gen DRD4 ini adalah suatu keinginan di alam bawah sadar yang bertanggung jawab terhadap kesenangan dan euphoria seseorang. Hal ini menyebabkan ketika seseorang berselingkuh dan tidak diketahui oleh orang lain, muncul rasa kesenangan atau thrill dari perselingkuhan yang dilakukan.
Terutama ketika perselingkuhan tersebut tidak diketahui oleh orang lain, gen ini akan membuat orang-orang ingin mencobanya terus menerus karena tidak ketahuan. Faktanya, setiap manusia memiliki gen ini namun variasinya yang berbeda, contohnya ada yang memiliki gen 7R+ dan ada yang memiliki gen 7R-.
Bagaimanapun, ini bukan satu-satunya penentu pasti dari orang-orang yang melakukan perselingkuhan. Karena pada dasarnya semua manusia memiliki akal dan logika, bukan hanya naluri dan insting saja. Lingkungan, kondisi, nilai hidup, dan pola asuh kita juga berperan dalam membentuk suatu sifat. Kecenderungan dari gen tersebut akan tetap ada, namun keputusan yang dilakukan tetap berdasarkan akal dan logika.
Jadi, secara genetik sifat yang dimunculkan saat adanya perselingkuhan bisa terjadi namun tidak menjadi faktor utama namun hanya sebuah kecenderungan saja. Maka dari itu, untuk menghindari perselingkuhan, hendaknya kita bisa mengetahui lebih dalam soal komitmen dalam hubungan.
Baca Juga
-
Jangan Bingung, 9 Langkah Ini Bisa Kamu Lakukan saat Merasa Stuck
-
Kamu Tidak Perlu Merasa Bersalah atas 6 Hal ini, Bentuk Cinta Diri Sendiri!
-
Bukan Hanya Soal Gaji, Ini 6 Alasan Karyawan Mau Bertahan di Perusahaan
-
7 Cara yang Bisa Kamu Terapkan Agar Pengeluaran Tidak Membengkak
-
7 Tanda Kamu Termasuk Orang yang Fast Learner, Salah Satunya Tidak Takut Salah!
Artikel Terkait
-
Jangan Sampai Terlewat! Cara Cek Bansos KIS BPJS Anda Sekarang Juga
-
Satu dari Tiga Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, Ini Cara Agar Mereka Dapat Informasi Kredibel di Media Sosial
-
Gangguan Mental Memperburuk Kondisi Diabetes? Ini Penjelasan Dokter
-
Konsul di Aplikasi Kesehatan Malah Diminta Follback IG, Nadin Amizah Semprot Dokter
-
Perspektif Penyakit dan Perawatan dalam Buku "How to Tell When We Will Die"
Health
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
-
Viral di Tiktok Program Diet dengan Kopi Americano, Apakah Aman Bagi Tubuh?
-
Ini 4 Alasan Mengapa Minum Kopi sebelum Bekerja Sangat Dianjurkan
Terkini
-
Mengulik Misteri Denah Rumah Tak Lazim Lewat Buku Teka-Teki Rumah Aneh
-
Panggil 3 Pemain Senior ke AFF Cup, STY Tak Murni Turunkan Skuad U-22?
-
Sontek 4 Gaya Outfit Minimalis Lee Seung-woo yang Simple dan Fashionable!
-
Keluar dari IST Entertainment, The Boyz Resmi Gabung ke One Hundred Label
-
Jadi Cameo, Ini Detail Karakter Jang Hee Jin di Drama Jeongnyeon Episode 11