Tak bisa dimungkiri bahwa gorengan menjadi salah satu jenis makanan yang dapat memanjakan lidah. Gorengan memang cocok dikonsumsi kapan pun dan di mana pun. Akan tetapi apakah kamu tahu kalau gorengan juga menyimpan berbagai risiko penyakit kronis? Sebenarnya beberapa makanan seperti tahu, tempe, dan ayam merupakan makanan yang sehat.
Akan tetapi lebih banyak orang yang menyukai beberapa makanan tersebut ketika diolah dengan cara digoreng dibandingkan dengan direbus atau dikukus. Padahal, nilai gizi makanan yang sudah digoreng akan berkurang, sementara kalori dan kandungan lemak yang terdapat di dalamnya akan semakin bertambah. Merangkum dari Hellosehat dan Alodokter, berikut beberapa bahaya akibat sering mengonsumsi gorengan.
1. Minyak yang Sudah Rusak dapat Membentuk Radikal Bebas
Apabila minyak sudah mencapai smoke point, maka kualitas minyak tersebut biasanya sudah rusak. Dengan begitu gorengan yang dimasak menggunakan minyak tersebut tidak lagi baik untuk kamu konsumsi. Nah, semakin sering minyak tersebut digunakan maka akan semakin mudah pula minyak itu menguap dan menjadi rusak. Bahkan, minyak juga bisa mengalami oksidasi serta membentuk zat sisa yang biasa disebut sebagai radikal bebas. Hal ini berpotensi merusak sel tubuh dan juga meningkatkan risiko terserang sejumlah penyakit lain, seperti stroke, jantung, dan kanker.
2. Meningkatkan Risiko Terserang Penyakit Kardiovaskular
Makan gorengan juga bisa menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung. Telah diketahui bila ternyata gorengan bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas atau kelebihan berat badan. Sedangkan obesitas ini menjadi salah satu faktor penyebab terserang penyakit jantung. Dan minyak goreng sendiri mempunyai kandungan lemak jenuh serta lemak trans yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Sementara itu, peningkatan kolesterol justru dapat menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk stroke, serangan jantung, dan juga penyakit jantung koroner.
3. Menyebabkan Kelebihan Berat Badan
Pada umumnya makanan yang digoreng akan menyerap lemak dari minyak yang digunakan. Dengan demikian kalorinya akan menjadi lebih tinggi. Sedangkan semakin tinggi asupan kalori harian yang dimiliki seseorang, maka akan semakin tinggi juga risiko mengalami kelebihan berat badan dan juga obesitas. Bahkan, kandungan lemak trans di dalam makanan yang digoreng juga dapat menyebabkan penambahan berat badan. Lemak inilah yang diketahui akan mempengaruhi kerja hormon penyebab meningkatnya nafsu makan dan juga menambah penyimpanan lemak.
4. Risiko Terserang Kanker Makin Besar
Bahaya ini bisa saja muncul saat zat akrilamida yang terbentuk ketika proses memasak menggunakan suhu tinggi, seperti halnya menggoreng. Makanan bertepung seperti ayam goreng tepung dan kentang goreng juga diketahui dapat mengandung akrilamida yang lebih tinggi saat keduanya terpapar oleh suhu tinggi. Apabila terlalu banyak dan sering kali dikonsumsi zat tersebut diduga akan menyebabkan beberapa jenis kanker, misalnya kanker ovarium. Bahkan, minyak trans di dalam makanan yang sudah digoreng juga bisa meningkatkan jumlah senyawa yang dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Dan hal ini semakin mendukung terjadinya peningkatan risiko kanker.
Mengonsumsi makanan yang digoreng sebenarnya bukan tidak boleh sama sekali, akan tetapi kamu harus membatasinya dan jangan sampai berlebihan. Selain itu tetap imbangi makanan yang dikonsumsi dengan yang sehat serta bergizi seimbang.
Baca Juga
-
Suara.com Harus Terus Terbaca hingga Pelosok Nusantara
-
Berkat Suara.com dan Yoursay, Kini Mencari serta Berbagi Informasi Tak Sulit Lagi
-
3 Tips Menghemat saat Bekerja, Pengeluaran Jadi Gak Membengkak
-
Perlu Dicoba! Ini 4 Cara Memulai Usaha Jus Buah supaya Laris
-
3 Cara Jualan Makanan Secara Online, Dijamin Banyak Untungnya!
Artikel Terkait
-
10 Daftar Makanan untuk Turunkan Risiko Kanker, Biasa Ada di Dapur Rumah
-
Kronologi Dugaan Korupsi Dana Stunting Miliaran Rupiah di Mandailing Natal
-
Pro Kontra Emak-emak Tendang Makanan Kucing di Depan Rumahnya, Kalian Dukung Siapa?
-
Mindful Eating: Seni Menikmati Makanan Tanpa Rasa Bersalah
-
Junk Food dan Makanan Ultra Proses Bisa Perburuk Kesehatan Mental, Pikir Ulang sebelum Konsumsi
Health
-
Cognitive Offloading: Ketika Otak Tak Lagi Jadi Tempat Menyimpan Informasi
-
Digital Fatigue dan Mental Overload: Saat Notifikasi Jadi Beban Psikologis
-
5 Tips Atasi Lelah setelah Mudik, Biar Energi Balik Secepatnya!
-
Mengenal Metode Mild Stimulation Dalam Program Bayi Tabung, Harapan Baru Bagi Pasangan
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
Terkini
-
3 Marinir Terkuat dari East Blue, Lautan Terlemah di Anime One Piece
-
Selalu Ada di Nadimu: Soundtrack Film Jumbo yang Menggugah Inner Child
-
Take My Hand: Cerita Tentang Luka yang Dipeluk, Bukan Disembunyikan
-
May Day: Antara Ritual Perlawanan dan Panggung Kekuasaan
-
Review Den of Thieves: Cerdas, Brutal, dan Nggak Cuma Film Tembak-Tembakan