Individu dapat menderita trauma dalam berbagai cara dan alasan. Penderita trauma mungkin pernah menjadi korban kekerasan fisik seperti penyiksaan, bullying, dan jenis kekerasan lainnya. Trauma juga dapat disebabkan oleh ancaman serius atau cedera pada orang yang dicintai. Seseorang dengan trauma sering tidak mampu mengatasi gejala trauma ini. Akibatnya, kemampuan mereka bisa terhambat untuk melanjutkan hidup dan bersosialisasi dengan masyarakat.
Fase penyembuhan trauma setiap orang bisa berbeda-beda bergantung dengan seberapa dalam trauma yang mereka alami. Menyadur dari Beyondintractability, ada beberapa tahap yang mungkin terjadi bagi seseorang yang mengalami trauma. Berikut fase penyembuhan trauma yang mungkin kamu hadapi.
1. Syok
Kejadian yang membuat mereka trauma awalnya pasti membuat mereka merasa terkejut dan syok dengan apa yang telah terjadi. Pada fase ini, seseorang akan merasakan takut, marah, kecewa, semua perasaan buruk bercampur menjadi satu.
2. Berusaha menerima
Kejadian yang membuat mereka syok memerlukan waktu untuk mereka berusaha menerima. Hal ini selain karena masih syok, penerimaan diri ini dibarengi dengan ketakutan akan pengulangan kejadian di masa depan. Pada fase ini, seseorang dengan trauma harus selalu didampingi dan ditenangkan.
3. Menjalani hari dengan biasa
Setelah fase penerimaan dilewati, mereka akan merasa biasa saja karena sudah menerima apa yang terjadi dan menjalani hari dengan biasa. Memasuki fase ini, individu harus tetap didampingi dan diberikan semangat agar tidak ada perasaan buruk yang tersisa dan bisa move on lebih cepat.
4. Mendapatkan trigger
Kita terkadang tidak paham bagaimana trauma ini bisa begitu menyakitkan bagi seseorang, maka dari itu, berhati-hati untuk mengatakan atau melakukan sesuatu dengan orang yang memiliki trauma. Biasanya, mereka akan lebih mudah terpancing dengan sesuatu yang berhubungan dengan trauma. Reaksi mereka juga bisa bermacam-macam, ada yang bisa histeris, marah, atau merasakan sedih yang mendalam.
5. Tidak ingin berinteraksi
Karena merasa lingkungannya tidak nyaman, seseorang dengan trauma biasanya menarik diri dari banyak orang untuk beberapa waktu agar bisa memberikan dirinya ruang tanpa gangguan dari orang lain. Hal ini wajar untuk mereka rasakan, mengingat trauma yang mereka rasakan baru saja sembuh lagi dari hal yang membuat mereka terpancing.
6. Sudah merasa lebih baik
Setelah melihat kondisi sekitar sudah kondusif, biasanya mereka akan mulai menjalani hari seperti biasa dan merasa lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga akan lebih percaya diri dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
7. Merasa sudah bisa teratasi
Di fase selanjutnya, fase ini termasuk fase kritis. Orang orang dengan trauma dan berada di lingkungan kondusif akan merasa bahwa mereka sudah bisa mengatasi dan menghadapi trauma yang mereka alami. Padahal, lingkunganlah yang menyesuaikan dengan diri mereka dan orang-orang disekitarnya akan lebih berhati-hati dalam bertindak.
8. Trauma kambuh
Ketika berada di lingkungan baru, orang dengan trauma kemungkinan besar akan merasakan kembali trauma yang sudah mereka kubur dalam dalam dari fase sebelumnya. Fase ini tentu membuat mereka harus selalu didampingi oleh orang terdekat agar kita juga paham cara menghadapi trauma yang mereka alami.
Melalui Ncbi, para peneliti mengungkap bahwa banyak metode yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan trauma seseorang. Semua bergantung dengan jenis trauma yang dialami dan kondisi psikis seseorang.
Nah, itulah sederet fase penyembuhan trauma yang mungkin kamu hadapi. Mengalaminya juga?
Baca Juga
-
Jangan Bingung, 9 Langkah Ini Bisa Kamu Lakukan saat Merasa Stuck
-
Kamu Tidak Perlu Merasa Bersalah atas 6 Hal ini, Bentuk Cinta Diri Sendiri!
-
Bukan Hanya Soal Gaji, Ini 6 Alasan Karyawan Mau Bertahan di Perusahaan
-
7 Cara yang Bisa Kamu Terapkan Agar Pengeluaran Tidak Membengkak
-
7 Tanda Kamu Termasuk Orang yang Fast Learner, Salah Satunya Tidak Takut Salah!
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Dari Arjuna untuk Bunda, Kisah Luka Seorang Anak
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Ciri Orang Bermental Pengemis dan Tidak Perlu Dikasihani
-
Aroma Menenangkan dan Efek Relaksasi, Bantu Gen Z Jadi Lebih Percaya Diri
-
Langkah Mudah Bikin Hari Jadi Positif
Health
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
Terkini
-
Makna Perjuangan yang Tak Kenal Lelah di Lagu Baru Jin BTS 'Running Wild', Sudah Dengarkan?
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans