Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | NAFRI DIFAR
ilustrasi telinga (Pexels.com/ Agung Pandit. W)

Telinga manusia terdiri atas bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Agar dapat mendengar dan memahami, diperlukan proses untuk mengubah suara menjadi getaran dan dihantarkan ke otak sebagai sinyal. Jika proses tersebut mengalami kendala maka terjadilah gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran dapat terjadi pada berbagai rentang usia. Baik usia muda maupun tua berisiko mengalami gangguan pada telinga sebagai indera pendengar. Gangguan pendengaran ada beberapa tipe.

Berikut tipe-tipe  gangguan pendengaran sebagaimana dirangkum dari hellosehat.

1. Gangguan pendengaran  konduktif

Gangguan jenis ini disebabkan karena getaran suara tidak dapat masuk ke bagian telinga dalam. Hal ini terjadi karena permasalahan pada bagian ossicles atau bagian telinga lain yang menghambat aliran suara mencapai koklea. Selain itu, gangguan pendengaran konduktif juga bisa disebabkan oleh masalah pada gendang telinga yang tidak bisa  menggetarkan gelombang suara seperti seharusnya.

Hal-hal yang berpotensi menimbulkan gangguan pendengaran konduktif antara lain; kotoran telinga yang menumpuk, infeksi telinga luar, cairan telinga tengah karena flu, alergi atau penyakit. Bisa juga karena cacat bawaan yang menyebabkan telinga tengah tidak terbentuk sempurna (atresia). Kelainan pertumbuhan bentuk tulang di bagian tengah telinga dan adanya tumor jinak pada bagian tengah telinga juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran konduktif.

Walaupun kotoran telinga yang menumpuk bisa menjadi salah satu penyebab gangguan pendengaran konduktif, namun kita tidak boleh sembarangan membersihkannya. Kamu tetap harus melakukannya dengan hati-hati dan sesuaikan dengan kondisi telingamu. Jika ragu, kamu dapat menanyakannya kepada dokter.

2. Gangguan sensorineural

Gangguan pendengaran sensorineural terjadi akibat adanya komponen di dalam telinga yang tidak berfungsi dengan baik yang menyebabkan  sinyal gelombang suara tidak dapat diterima otak. Suara pun menjadi sulit terdengar dan tidak jelas.

Ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya gangguan pendengaran sensorineural seperti  faktor penuaan , sering mendengar suara keras dalam waktu yang lama, penyakit telinga dan tekanan udara. Bisa juga karena konsumsi obat-obatan yang mempunyai efek pada pendengaran.

3. Gangguan pendengaran kombinasi

Merupakan gabungan dari gangguan pendengaran konduktif dan gangguan pendengaran sensorineural. Faktor penyebabnya adalah dua hal dari masing-masing penyebab gangguan pendengaran konduktif dan gangguan pendengaran sensorineural.

4. Auditory Neuropathy Spectrum Disorder

Auditory Neuropathy Spectrum Disorder (ANSD)  merupakan kelainan yang terkait dengan gangguan pendengaran sensorineural. Penderita ANSD mengalami kelainan atau kerusakan pada struktur telinga bagian dalam, saraf pendengaran atau  hubungan saraf dengan otak.

Kemudian, suara pun tidak dapat sampai ke otak dengan baik. Suara bisa saja terdengar, namun otak tidak dapat memahaminya. Penderita gangguan ini biasanya mengalami kesulitan berbahasa dan juga berkomunikasi.

Kelainan ANSD ini dapat dialami sejak masih anak-anak bahkan juga ada yang dari lahir. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya ANSD antara lain adalah kelahiran premature, kelainan otak bawaan sejak lahir, riwayat keluarga dan juga konsumsi obat-obatan tertentu. Tetapi ditemukan pula penderita yang belum diketahui penyebab kelainannya.

Keempat jenis gangguan pendengaran tersebut mempunyai penyebab dan dampak yang berbeda-beda. Dan penanganannya pun disesuaikan dengan gejala dan tingkatan gangguan. Diperlukan pemeriksaan oleh dokter ahli untuk memperoleh hasil pengecekan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih perawatan dan pengobatan yang diperlukan. 

NAFRI DIFAR