Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | NAFRI DIFAR
ilustrasi orang tertidur (Pexels.com/Rodnae Production)

Sulit tidur memang hampir pernah dialami oleh setiap orang. Jika hanya terjadi sesekali dan tidak berdampak pada aktivitas sehari-hari masih bisa dikategorikan normal. Tetapi apabila kondisi sulit tidur sudah bersifat kronis dan menyebabkan kelelahan serta menghambat aktivitas, ada kemungkinan orang tersebut mengalami gangguan tidur.

Melansir laman  Healthline, beberapa tanda gangguan tidur dapat berupa hal-hal sebagai berikut:

  • Secara konsisten membutuhkan lebih dari 30 menit agar bisa tertidur.
  • Rasa lelah dan mudah marah.
  • Sering tidur berkepanjangan pada siang hari.
  • Sering terbangun berkali-kali di tengah malam dan tetap terjaga selama berjam-jam.
  • Sulit berkonsentrasi pada saat beraktiivitas siang hari.
  • Kadang-kadang jatuh tertidur pada saat yang tidak tepat, misalnya sedang membaca atau menonton televisi.
  •  Saat tidur seringkali mendengkur dengan keras atau napas yang tidak teratur.
  •  Kadang-kadang sering kesemutan.
  •  Pada siang hari kerap membutuhkan stimulan agar tetap terjaga, misalnya kafein.

Cara untuk mengetahui apakah kamu mengalami gangguan tidur, adalah dengan  cara diagnosa mandiri dan atau diagnosa medis.

Diagnosa mandiri dapat dilakukan dengan cara membuat jurnal harian. Dalam jurnal harian itu, catat berapa jam waktu tidur, kualitas tidur dan faktor-faktor yang mungkin memengaruhi tidur kamu. Kamu perlu mencatat apa yang kamu konsumsi, kegiatan yang kamu kerjakan  termasuk olahraga dan juga waktu tidur siang. Tuliskan pula apa yang kamu rasakan di pagi hari setelah bangun dan sepanjang harinya.

Setelah beberapa minggu, periksa jurnal tidurmu dan cermati pola atau perilaku yang tercatat. Biasanya kamu akan menemukan beberapa kebiasaan yang mungkin memengaruhi kualitas tidur kamu. Dari jurnal-jurnal tersebut kamu bisa melakukan penyesuaian-penyesuaian. Akan lebih baik jika kamu mendiskusikan hal tersebut dengan dokter.

Diagnosa medis dilakukan oleh dokter. Kemungkinan dokter akan menanyakan tentang stres yang mungkin kamu alami, konsumsi kafein, obat yang kamu minum juga gaya hidup yang mungkin memberi efek pada aktivitas tidur kamu. Dokter akan mengambil tindakan yang diperlukan berdasarkan diagnosa yang diperoleh, termasuk melakukan observasi fisik.

Gangguan tidur bisa disebabkan oleh kondisi medis dan juga non medis seperti pola tidur yang buruk, gaya hidup, stres dan juga masalah diet. Penanganan dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Yang sebaiknya dilakukan adalah memperhatikan kebiasaan sehari-hari atau gaya hidup selain memeriksa kondisi fisik apabila disinyalir terdapat gangguan kesehatan.

NAFRI DIFAR