Stroke merupakan kondisi medis yang sering menjadi penyebab kematian dan cacat yang serius. Stroke sendiri terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu atau terputus hingga berdampak pada kerusakan sel otak dan kecacatan.
Meski gangguan kesehatan yang menyerang organ vital jantung ini sudah dikenal luas, tapi masih banyak orang yang terlambat mengetahui gejala dan mengabaikan faktor risiko stroke hingga penanganannya pun menjadi terhambat.
Pengertian dan penyebab stroke
Berdasar lansiran Alodokter, stroke diartikan sebagai kondisi ketika pasokan darah menuju otak terganggu. Kondisi ini bisa terjadi akibat penyumbatan yang dikenal dengan istilah stroke iskemik atau pecahnya pembuluh darah yang dalam istilah medis disebut stroke hemoragik.
Dampak dari kondisi ini akan menyebabkan area tertentu pada otak tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi. Walhasil, kematian sel-sel otak pun akan terjadi dan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak tersebut tidak bisa berfungsi dengan baik.
Gejala stroke
Secara umum, gejala stroke akan terlihat dari hilangnya fungsi bagian tubuh tertentu yang dikendalikan oleh area otak. Namun, secara khus ada gejala yang bisa dikenali, yaitu:
⢠Lemah pada otot-otot wajah yang membuat satu sisi wajah turun
⢠Kesulitan mengangkat kedua lengan akibat lemas atau mati rasa
⢠Kesulitan berbicara
⢠Disartria
⢠Kesemutan
⢠Kesulitan mengenal wajah (prosopagnosia)
Pencegahan dan pengobatan
Sebenarnya, penanganan secara medis akan tergantung pada jenis stroke yang dialami pasien. Namun, tindakan yang dapat dilakukan biasanya berupa pemberian obat-obatan atau operasi.
Di luar penggunaan obat, penderita juga disarankan untuk menjalani fisioterapi dan terapi psikologis dalam proses pemulihannya. Bukan hanya pengobatan, upaya pencegahan pun idak kalah penting dilakukan.
Hampir mirip penyakit jantung, pencegahan stroke juga identik dengan penerapan pola hidup sehat, seperti menjaga asupan makanan, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, rutin melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. Selain itu, penting juga untuk menjalani pemeriksaan media rutin, terutama kadar gula darah dan tekanan darah.
Cukup banyak orang awam yang mengabaikan gejala dan pencegahan stroke, baik karena tidak paham maupun memang kurang peduli yang berpotensi menyebabkan keterlambatan penanganan stroke atau malah kerusakan otak yang lebih serius. Bukankah mencegah lebih baik daripad mengobati?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Visual Lee Min Ho di Film Korea Terbaru "Omniscient Reader", Kece Maksimal!
-
Skuad Indonesia yang Sudah Resmi Terdaftar di Japan Open 2025, Ada Ginting!
-
Opor Ayam: Masakan Lebaran Pertamaku Sepeninggal Ibu
-
Chou Tien Chen Sambangi Legenda Bulutangkis Indonesia, karena Hal Ini
-
3 Momen Menarik di Episode Akhir Drama Korea Pump Up The Healthy Love
Artikel Terkait
Health
-
Bukan Sekadar Benci Hari Senin: Menguak Mitos 'Monday Blues'
-
Waspada! Apa yang Kita Makan Hari Ini, Pengaruhi Ingatan Kita 20 Tahun Lagi
-
Rayakan Hari Lari Sedunia: Langkah Kecil untuk Sehat dan Bahagia
-
Ilmuwan Temukan 'Sidik Jari' Makanan Ultra-Proses dalam Darah dan Urin
-
Popcorn Brain: Ketika Otak Sulit Fokus Akibat Sering Terpapar Gadget
Terkini
-
Cara Mudah Memindahkan Gambar dari Google Foto ke Galeri Ponselmu
-
4 Inspirasi Daily Outfit ala Hoshi SEVENTEEN yang Kekinian Abis!
-
Taman Wisata Lembah Wilis, Rasakan Sensasi Berenang dengan View Alam yang Cantik
-
Baru 6 Jam Dimulai, Tiket Termahal Konser BLACKPINK di Jakarta Ludes Terjual
-
Kim Min Kyu Jadi Tunangan Kontrak Yeri, Intip Perannya dalam Drama Korea BITCH X RICH 2