Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | rista ega
Pria dengan Simbol Pita HIV (Pexels.com/Anna Shvets)

HIV merupakan virus yang dapat  merusak sistem kekebalan tubuh kita dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 (sejenis sel darah putih). Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka akan semakin lemah sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat orang tersebut lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Perlu, harus diingat bahwa HIV berbeda dengan AIDS. HIV adalah virus. Sementara itu, jika infeksi HIV tidak segera diobati, dapat berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), penyakit yang serius dan mengancam jiwa.

Singkatnya, AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV. Pasalnya, pada tahap ini kemampuan tubuh untuk melawan berbagai infeksi dan penyakit sudah hilang sama sekali. 

Hingga saat ini, seks adalah cara penularan HIV yang paling umum. Bahkan, dalam beberapa kasus, virus penyebab AIDS ditularkan melalui oral seks saat orang tersebut mengalami cold sores. Cairan dari vagina atau penis juga bisa menyebabkan infeksi.

Namun, virus HIV tidak hanya menular melalui hubungan seksual. Disadur dari data resmi WHO, my.clevelandclinic.org, dan beberapa rujukan kesehatan lainnya, berikut ada beberapa cara penularan HIV lainnya yang harus Anda waspadai, antara lain:  

1. Penularan HIV melalui Jarum Suntik

Jarum Suntik Kuning (Pexels /Karolina Grabowska)

Berbagi jarum suntik dengan orang yang mengidap HIV adalah cara penularan HIV yang cukup umum, bersama dengan kontak seksual. Misalnya penggunaan jarum suntik oleh orang yang menyalahgunakan narkoba.

Selain itu, seseorang yang menyuntikkan narkoba, steroid atau hormon juga bisa tertular HIV jika berbagi jarum suntik. Ini karena jarum suntik masih memiliki darah dari pengguna yang terinfeksi HIV sebelumnya. 

2. Penularan Melalui Transfusi Darah

Ilustrasi Transfusi Darah (pexel.com /Suraphat Nuea-on)

Selain cairan vagina dan air mani, virus HIV juga dapat menular melalui transfusi darah. Itu sebabnya petugas medis selalu melakukan tes HIV secara ketat pada semua pendonor darah. Tes ini memastikan bahwa pendonor sehat dan tidak memiliki masalah kesehatan menular. Ini termasuk AIDS, hepatitis B dan C. 

3. Penularan Lewat Alat Pembuat Tato

Ilustrasi Pemakaian Jarum Tato (Pexels/ Jean Marc Bonnel)

Meski menyenangkan bagi sebagian orang, ternyata seni tato juga memiliki bahaya tersendiri. Karena HIV juga bisa menular melalui jarum suntik para seniman tato.

BACA JUGA: 4 Tips Aman Menggunakan AC bagi Kesehatan Bayi, Jangan Terlalu Dingin!

Nah, agar tidak terkena penularan HIV pastikan tattoo artist menggunakan alat yang steril. Tak heran, jika alat tato yang bisa ditukar-tukar bisa menjadi wahana penyebaran virus HIV. 

4. Penularan Melalui Transplantasi Organ

Ilustrasi Operasi Transplantasi Organ (Pexels /Anna Shvets)

Walaupun tujuan transplantasi organ adalah untuk menyelamatkan nyawa seseorang, namun sangat berisiko bila terinfeksi HIV. Hal ini karena pendonor yang menerima organ dari pendonor yang sudah terinfeksi HIV dapat tertular virus melalui pertukaran cairan organ tersebut. 

5. Penularan Melalui Proses Kehamilan dan ASI

Ilustrasi Kehamilan/ Wanita Hamil (Pexels/Andre Furtado)

Wanita hamil atau menyusui dengan HIV harus ekstra waspada. Hal ini karena ibu hamil dapat menularkan virus HIV ke janinnya melalui plasenta. Selain itu, HIV juga bisa menular ke ibu menyusui melalui ASI. 

6. Penularan bisa Terjadi Saat Bekerja pada Fasilitas & Layanan Kesehatan

Ilustrasi Layanan / fasilitas Kesehatan ( pexels /Pixabay)

Petugas kesehatan juga berisiko tertular HIV. Pasalnya, mereka sangat sering menangani darah atau jarum pasien yang bisa menjadi sumber infeksi. Namun risikonya sangat rendah, karena tenaga medis selalu memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker.

Diatas adalah beberapa faktor infeksi HIV terpenting yang harus kalian waspadai. Namun, kalian tidak perlu khawatir karena virus tidak menular melalui kontak fisik sehari-hari seperti berjabat tangan, berpelukan, berciuman, atau berbagi barang pribadi. Selain itu, virus ini tidak menular melalui urine, air liur, dan darah.

Penularan HIV melibatkan berbagai faktor yang saling terkait. Hubungan seksual yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak aman, transfusi darah dan produk darah yang tidak aman, transmisi dari ibu ke anak, praktik medis yang tidak aman, dan kurangnya pengetahuan dan kesadaran semuanya memainkan peran penting dalam penyebaran virus ini. Untuk mengatasi penularan HIV, diperlukan pendekatan yang komprehensif yang mencakup pendidikan, akses terhadap layanan kesehatan, penggunaan pengaman seperti kondom, penggunaan jarum suntik yang steril, serta perlindungan ibu dan anak yang terinfeksi HIV.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

rista ega