Penyakit menular akibat makanan dapat terjadi ketika Anda mengonsumi makanan yang telah terkontaminasi mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit. Ada beberapa tanda dan gejala umum yang dapat dirasakan ketika terinfeksi penyakit menular akibat makanan, yakni mual, muntah, diare, nyeri perut, dehidrasi, hingga demam, seperti dilansir pada laman Medicalnewstoday.com
Pada tingkat yang ringan, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus. Namun pada tingkat yang lebih parah, Anda perlu mendapat penanganan secara medis agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan, seperti dilansir pada laman Health.gov.NZ
Lantas, apa saja contoh penyakit menular akibat infeksi makanan? Berikut lima di antaranya.
BACA JUGA: Tak Hanya Melancarkan Pencernaan, Ini 5 Manfaat Buah Papaya untuk Kesehatan
1. Salmonellosis
Infeksi Salmonella atau salmonelosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella. Infeksi ini menyerang manusia melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi tinja atau feses yang mengandung bakteri tersebut.
Contoh makanan yang dapat mengandung bakteri salmonella, yakni daging yang masih mentah atau setengah matang, susu segar yang belum dipasteurisasi, telur mentah atau setengah matang, buah-buahan atau sayur-sayuran yang tidak dicuci, bahan makanan yang dicuci dengan air yang terkontaminasi bakteri Salmonella, serta makanan olahan, seperti nugget atau sosis.
Gejala infeksi Salmonella meliputi diare demam, sakit kepala, keram perut, serta mual dan muntah. Gejala ini umumnya berlangsung selama 4–7 hari. Namun, penderita juga dapat mengalami diare hingga 10 hari dan memerlukan waktu beberapa bulan agar usus kembali berfungsi dengan normal, seperti dilansir pada laman yankes.kemkes.go.id
2. Infeksi Bakteri E.Coli
Sama halnya dengan salmonella, infeksi bakteri E.Coli dapat ditularkan akibat mengonsumsi makanan yang kotor atau terpapar bakteri E.Coli. Bakteri tersebut umumnya menyebabkan diare, BAB berdarah, serta muntah.
Bakteri E. coli banyak terdapat pada daging sapi mentah atau kurang matang, susu segar yang belum dipasteurisasi, serta air yang terkontaminasi, seperti dilansir pada laman WebMD.com
3. Hepatitis A
Hepatitis A terjadi akibat virus yang menginfeksi sel hati dan menyebabkan peradangan. Peradangan dapat memengaruhi cara kerja hati, sehingga sejumlah gejala bisa muncul. Hepatitis A termasuk penyakit menular yang terbilang langka dibandingkan hepatitis B atau C.
Umumnya penyakit ini dipicu oleh kebiasaan mengonsumsi makanan yang pengolahannya kurang bersih, mengonsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi feses pengidap, serta Mengonsumsi kerang mentah dari air yang sudah tercemar limbah, seperti dilansir pada laman Mayoclinic.org.
BACA JUGA: 5 Fakta tentang Detoks dengan Air, Apa yang Perlu Diketahui?
4. Botulisme
Botulisme merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini dapat menghasilkan racun yang menyerang sistem saraf. Mulai dari saraf otak, tulang belakang, atau saraf lainnya hingga menyebabkan kelumpuhan otot. Bahkan, Kelumpuhan ini juga dapat terjadi pada bagian otot yang mengendalikan pernapasan.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan medis, penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Sering mengonsumsi makanan kalengan dengan pengemasan yang tidak baik menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya infeksi botulisme, seperti dilansir pada laman Healthline.com
5. Infeksi Parasit
Tak hanya bakteri dan virus, Infeksi parasit juga umum terjadi setelah seseorang menyantap makanan yang terkontaminasi. Parasit adalah mikroorganisme yang hidup di dalam tubuh makhluk hidup lain sebagai inangnya (host). Beberapa jenis parasit terdapat di makanan atau air yang kurang higienis. Contoh parasit yang sering menimbulkan infeksi, yakni giardiasis, cacing pita, cacing tambang, dan sistiserkosis, seperti dilansir pada laman cdc.gov
Itulah tadi pembahasan tentang lima penyakit menular akibat makanan. Untuk mencegah terjadinya penularan ini, Anda perlu memastikan setiap makanan yang dikonsumsi terjaga kebersihannya. Selain itu, pastikan pula tingkat kematangan dari daging atau telur setiap kali Anda memasaknya. Semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
6 Penyebab Penis Berdarah yang Perlu Anda Waspadai, Pernah Mengalaminya?
-
6 Penyebab Mata Kaki Bengkak, Mulai dari Cedera hingga Penyakit Ginjal
-
Catat! Ini 4 Posisi Tidur yang Dianjurkan bagi Ibu Hamil
-
Jangan Anggap Remeh, Ini 5 Dampak Negatif Telat Makan bagi Kesehatan
-
5 Manfaat dan Aturan Penggunaan Minyak Ikan untuk Kucing
Artikel Terkait
-
Cara Mengurangi Risiko Asam Urat Yang Kerap Menyebabkan Nyeri Jempol Kaki
-
Jumlah Kasus Penyakit Saluran Pencernaan Meningkat, Ini Pentingnya Penanganan Holistik
-
Tiko Anak Ibu Eny Tolak Pekerjaan Bergaji Besar, Alasannya Bikin Salut: Mental Orang Kaya
-
Filosofi Mendalam di Balik Papeda, Makanan Khas Nusantara yang Memikat Hati Kevin Diks
-
Obat Penyakit Kardiovaskular Berpotensi Cegah Risiko Demensia? Ini Faktanya
Health
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua