Dikutip dari laman health.com, diketahui penyakit jantung mempengaruhi sekitar 20,1 juta orang dewasa di Amerika Serikat. Beberapa faktor risiko yang membuat pengidap penyakit jantung sangat mengkhawatirkan, yakni tekanan darah tinggi, kolesterol, kebiasaan merokok, serta kondisi kesehatan seperti penyakit diabetes tipe 2.
Kabar baiknya, penyakit jantung sebenarnya bisa dicegah. Di antaranya dengan menerapkan kebiasaan sehat dan menghindari gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Nah, kalau kamu ingin jantung tetap aman, sebaiknya hindari gaya hidup berikut ini. Seperti apa? Simak terus pembahasannya, ya.
1. Menarik diri dari lingkungan
Gak semua orang memang bisa nyaman selalu berinteraksi, akan tetapi, kebiasaan sering menyendiri sebaiknya dihindari, lho.
Sebuah studi meneliti hubungan antara isolasi sosial, dukungan sosial, kesepian, dan prevalensi penyakit jantung. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa isolasi sosial dan dukungan sosial berhubungan dengan kejadian penyakit jantung.
Lewat hasil penelitian juga diketahui bahwa mereka yang memiliki koneksi sosial cenderung hidup lebih lama dan lebih sehat.
Maka dari itu, buat kamu yang sering menarik diri dari lingkungan, coba deh perbanyak lagi frekuensi silaturahminya supaya bikin jantung sehat!
2. Merokok dan tinggal bersama dengan perokok
Merokok bisa berbahaya bagi jantung karena dapat meningkatkan pembekuan darah. Akibatnya, aliran darah ke jantung jadi tidak lancar yang kemudian menimbulkan penumpukan plak di arteri.
Gak hanya perokok yang memiliki risiko, tapi juga orang yang tinggal dekatnya dan terkena asap rokok (perokok pasif). Walau tidak merokok, asap rokok yang ikut terhirup bisa sangat berbahaya bagi jantung dan pembuluh. Risiko penyakit jantung bagi perokok pasif bisa meningkat 25-30 persen.
3. Kelebihan berat badan atau obesitas
Kamu perlu sekali untuk konsumsi makanan berkalori tinggi. Hal ini disebabkan asupan makanan berkalori tinggi tanpa banyak nutrisi dapat menyebabkan seseorang mengalami penambahan berat badan dan obesitas. Kondisi ini mempengaruhi hampir 75% orang dewasa berusia 20 tahun ke atas.
Semakin banyak lemak tubuh dan berat badan semakin naik maka semakin besar pula risiko penyakit jantung serta tekanan darah tinggi. Selain penyakit jantung, kelebihan berat badan juga bisa menyebabkan masalah pernapasan, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.
Jantung memiliki fungsi vital dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Karena itu, cobalah untuk menghindari gaya hidup tidak sehat seperti contoh di atas agar kesehatan jantung kamu tetap terjaga, ya.
Baca Juga
-
Netflix Hadirkan Dokumenter Baru: Sisi Rentan Elvis Presley Terungkap!
-
Dokumenter 'Madaniya': Cara Mohamed Subahi Suarakan Revolusi tanpa Senjata
-
Blossom in Darkness: Drama China Romantis Horor yang Dibintangi Li Hongyi dan Sun Zhenni
-
Kabar Gembira! Aktor Song Joong-ki Umumkan Kelahiran Putri Keduanya di Roma
-
16 Tahun Vakum, Oasis Umumkan Konser Perdana di Korea
Artikel Terkait
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
Stop Konsumsi Berlebihan! Ini 6 Makanan yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Tanpa Disadari
-
7 Rahasia Daun Sukun untuk Jantung Sehat: Bukti Ilmiah dan Cara Mengolahnya
-
Jemaah Haji RI Didominasi Lansia, Kemenkes Minta Waspada Risiko Serangan Jantung
-
Daftar Makanan Pencegah Sakit Jantung
Health
-
Digital Fatigue dan Mental Overload: Saat Notifikasi Jadi Beban Psikologis
-
5 Tips Atasi Lelah setelah Mudik, Biar Energi Balik Secepatnya!
-
Mengenal Metode Mild Stimulation Dalam Program Bayi Tabung, Harapan Baru Bagi Pasangan
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
Terkini
-
Rayakan Ulang Tahun ke-36, Ini 4 Rekomendasi Drama China Jing Boran
-
Sambal Goang yang Super Pedas, Pecel Lele 5 Saudara Primadona Baru Jambi
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?