Beberapa waktu lalu, akun Instagram @ahquote membagikan sebuah postingan yang memperlihatkan curhatan seorang ibu di TikTok.
Ibu tersebut menceritakan kejadian dimana bayinya yang baru berusia 13 bulan dikeroki oleh babysitter menggunakan uang koin Rp1000.
Menilik lebih dalam dari persoalan itu, kerokan memang menjadi salah satu solusi andalan masyarakat Indonesia saat terkena masuk angin atau saat merasa tidak enak badan
Meskipun efeknya langsung terasa, tindakan mengerok bagian tubuh ini sebenarnya tidak disarankan karena menimbulkan efek yang tidak baik.
Lantas, bagaimana jika kerokan dilakukan pada bayi? Melansir dari laman Halodoc, kerokan pada bayi dibawah satu tahun tidak disarankan. Hal tersebut dikarenakan kerokan dapat menyebabkan nyeri, luka, serta bengkak pada kulit bayi. Terlebih bayi punya kulit yang tipis dan sensitif.
Tidak berhenti disitu, kerokan juga menimbulkan bahaya dari dua sisi, yakni proses kerokan dan minyak/bahan yang digunakan. Kulit bayi rentan terkena masalah jika terkena zat-zat tertentu.
Seperti iritasi, kemerahan, luka, dan lain-lain. Belum lagi luka yang disebabkan karena kerokan itu bisa jadi tempat berkembangnya kuman penyebab infeksi.
Sebenarnya sah-sah saja kalau ingin menggunakan metode kerokan untuk penyembuhan, tapi tidak lantas dilakukan pada bayi juga.
Tidak ada batas usia yang menentukan umur berapa bayi boleh dikerok, pada intinya semakin besar usianya maka lebih aman untuk dikerok.
Namun, alangkah lebih baik jika menggunakan cara lain untuk menyembuhkan bayi yang sedang sakit. Ada banyak cara yang bisa dilakukan seperti mengompres dengan air hangat, memenuhi asupan cairan bayi, serta menggunakan air hangat untuk mandi.
Lebih bagus lagi kalau anak langsung dibawa ke dokter untuk bisa mendapat penanganan lebih lanjut.
Perlu diingat untuk orang tua, bahwa metode tradisional yang aman untuk orang tua, belum tentu aman untuk bayi. Apalagi metode kerokan ini belum tentu bisa meredakan sakit pada kecil.
Daripada menimbulkan risiko yang lebih parah, lebih baik lakukan cara-cara yang aman dan umum dilakukan untuk bayi. Bisa juga dengan meminta saran pada bidan atau dokter saat periksa.
Itu tadi ulasan tentang kerokan yang dilakukan pada bayi, semoga membantu!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ducati Sudah Coba Komunikasi Radio di Tes MotoGP Barcelona, Begini Hasilnya
-
Pindah ke Yamaha, Pramac Ingin Pertahankan Mentalitas Seperti di Ducati
-
Respons Pecco Bagnaia Usai Tes Barcelona, Terpantau Rukun dengan Marquez
-
Kekurangan Suku Cadang untuk Diuji di Barcelona, Joan Mir Marah ke Honda
-
Prestasi Marc Marquez Pakai GP23 Buat Gigi Dall'Igna Tak Bisa Berkata-Kata
Artikel Terkait
-
Pendidikan Ridwan Kamil: Viral Mau Dilaporkan ke University of Glasgow Gegara Pidato Seksis
-
Ada Inovasi Terbaru Kirim Hadiah Virtual Motor dan Makanan di TikTok LIVE, Begini Caranya
-
Trend Lagu Viral, Bagaimana Gen Z Memengaruhi Industri Musik Kian Populer?
-
Viral Cerita Wanita Mengidap Tumor Payudara Gegara Sering Konsumsi Seblak
-
Viral Sosok Hitam Menyerupai Anak Kecil Terekam CCTV Rumah Sakit, Benarkah Itu Hantu atau Fenomena Pareidolia?
Health
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
-
Viral di Tiktok Program Diet dengan Kopi Americano, Apakah Aman Bagi Tubuh?
Terkini
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!
-
Rencana Timnas Indonesia Panggil 3 Bintangnya Buat Vietnam Ketakutan
-
Meski Akui Kualitas Persija, Paul Munster Tak Beri Motivasi untuk Persebaya