Menurut data medis yang dikeluarkan oleh 10th International Congress of Behavioral Medicine, diklaim bahwa mengunyah permen karet dapat membantu mengurangi kecemasan, meningkatkan kewaspadaan, dan mengurangi stres.
Mengunyah permen karet dikaitkan dengan peningkatan kewaspadaan, penurunan kecemasan dan stres, serta peningkatan kinerja secara keseluruhan selama multitasking.
Faktanya, mengunyah permen karet membantu mengatasi stres.
Dalam penelitian, penelitian dilakukan terhadap 40 orang dewasa muda berusia 22 tahun untuk menguji apakah ada hubungan antara mengunyah permen karet dan mengurangi stres. Ternyata, hasil tes tersebut mengungkap fakta berikut.
1. Meredakan Kecemasan
Saat mengunyah permen karet, peserta melaporkan tingkat kecemasan yang lebih rendah. Mengunyah permen karet menunjukkan penurunan tingkat kecemasan hampir 17% dibandingkan dengan permen karet yang tidak dikunyah pada kondisi stres ringan dan hampir 10% pada kondisi stres sedang.
2. Peningkatan Kewaspadaan
Peserta juga mengalami tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi saat mengunyah permen karet. Orang yang mengunyah permen karet menunjukkan peningkatan kewaspadaan hampir 19% pada kondisi stres ringan dan 8% pada kondisi stres sedang dibandingkan dengan orang yang tidak mengunyah permen karet.
3. Mengurangi Stress
Tingkat stres lebih rendah pada partisipan yang mengunyah permen karet. Kadar kortisol dalam air liur (penanda stres fisiologis) 16% lebih rendah pada orang yang mengunyah permen karet dibandingkan orang yang tidak mengunyah permen karet saat mengalami stres ringan dan hampir 12% lebih rendah saat mengalami stres sedang.
4. Tingkatkan Kinerja
Mengunyah permen karet meningkatkan pekerjaan secara drastis, termasuk melakukan banyak tugas. Mengunyah permen karet meningkatkan skor kinerja rata-rata dibandingkan dengan tidak mengunyah permen karet sebesar 67% pada kondisi stres sedang dan 109% pada kondisi stres ringan.
Efek permen karet juga telah dipelajari terhadap stres yang disebabkan oleh Trier Social Stress Task (TSST). Tugas ini melibatkan presentasi publik selama lima menit dan latihan aritmatika mental. Tindakan diambil pada awal, sebelum pelaksanaan tugas, setelah pelaksanaan tugas, dan setelah periode pemulihan.
Permen karet mengurangi kecemasan yang dirasakan sendiri, dan efek ini paling besar pada sesi pasca dasar. Penelitian selanjutnya menggunakan metode induksi stres yang sama. Stres lebih rendah pada kondisi gusi setelah TSST dan pasca pemulihan, meskipun permen karet tidak berpengaruh terhadap kecemasan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andrew P. Smith, menunjukkan bahwa mengunyah permen karet secara teratur mungkin berhubungan dengan pengurangan stres meskipun efek akutnya mungkin lebih bervariasi. Terdapat efek biologis yang masuk akal yang dapat mendasari efek tersebut. Misalnya, terdapat bukti bahwa peningkatan metabolisme glukosa di korteks prefrontal medial rostral telah dikaitkan dengan kortisol air liur yang lebih rendah, yang menunjukkan bahwa penyediaan glukosa ke area otak yang relevan dapat mengurangi stres.
Ada kemungkinan bahwa mengunyah permen karet juga dapat mempengaruhi stres melalui efek neurotransmisi. Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas di korteks prefrontal ventral menyebabkan peningkatan aktivitas neuron serotonergik di nukleus raphe dorsal dan berkurangnya refleks fleksi nosiseptif.
Secara keseluruhan, mengunyah permen karet melemahkan pemrosesan sensorik dari pemicu stres eksternal dan menghambat penyebaran informasi terkait stres di otak. Mekanisme saraf yang mendasari efek pengurangan stres dari mengunyah permen karet melibatkan korteks prefrontal yang kemudian mengubah sumbu HPA dan aktivitas ANS.
Pertanyaan pentingnya adalah bagaimana mengunyah permen karet dapat meningkatkan perhatian, daya ingat, atau pembelajaran?
Dikutip dari Psycology Today, satu teori menunjukkan bahwa mengunyah permen karet meningkatkan gairah fisiologis. Gairah fisiologis yang optimal kemudian menghasilkan peningkatan perhatian, pembelajaran, memori, dan kinerja.
Alternatifnya, mengunyah permen karet dapat mengurangi hormon stres (misalnya kortisol), sehingga mengurangi stres sehingga meningkatkan fungsi dan kinerja mental. Terakhir, manfaat mengunyah permen karet yang berhubungan dengan kinerja mungkin disebabkan oleh peningkatan aliran darah dan ketersediaan glukosa (gula) di otak.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Negara Paling Banyak Dibom, Kenali Fakta Kejadian Laos saat Pengeboman
-
Tahan Sampai 3 Jam, Kenali Cerutu yang Hampir Tergantikan Rokok Filter
-
Lambang Kesetiaan dan Berdarah Biru, Ini 9 Fakta Unik Hewan Belangkas atau Mimi
-
Bertanduk dan Penyelam Handal, Kenali Paus Narwhal yang Mirip Seperti Mayat
-
Menulis Sebagai Terapi Mental, Ini Manfaatnya dari Kacamata Psikologi
Artikel Terkait
-
5 Fakta Kondisi Paus Fransiskus yang Dilarikan ke RS: Sempat Sulit Bernapas, Ini Riwayat Kesehatannya
-
Cek Kesehatan Gratis Dapat Apa Saja? Periksa Penyakit Jantung, Kanker hingga Gangguan Kejiwaan
-
Lawan Pigmentasi! 5 Langkah Perawatan Wajah Sehat
-
Cek Fakta: Link Pendaftaran Tes Kesehatan Gratis dari Pemerintah
-
Pratikno Jadi Menteri Pertama yang Jajal Cek Kesehatan Gratis, Jalani Pemeriksaan Mata, Memori, hingga Stabilitas Kaki
Health
-
Secondary Traumatic Stress : Rasa Simpati yang Justru Punya Dampak Negatif
-
Purging atau Alergi? Ini Cara Kenali Breakout Akibat Produk Baru
-
Waspada! Ini 3 Penyakit Menular yang Lazim Muncul saat Musim Hujan
-
Fenomena Fatherless di Indonesia dan Dampaknya bagi Perkembangan Anak
-
Seni Meronce Manik-Manik: Jalan Menuju Pemahaman Emosi dan Kesehatan Mental
Terkini
-
4 Lightweight Sunscreen yang Aman untuk Acne-Prone Skin, Makeup-Friendly!
-
Kim Ji Won Pertimbangkan Peran Dokter Jenius di Drama Medis Baru
-
Ulasan Buku 'Hati-hati Yaaa,' Kumpulan Cerita yang Meningkatkan Kewaspadaan
-
Bergenre Fantasi, Ini Sinopsis Drama China Love of the Divine Tree
-
Selain Berserk, 4 Anime Dark Fantasy Ini Wajib Kamu Tonton!