Belangkas (suku Limulidae) mencakup empat jenis hewan beruas (artropoda) yang menghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan mangrove. Kesemuanya merupakan anggota suku Limulidae dan menjadi satu-satunya wakil dari bangsa Xiphosurida yang masih sintas di bumi. Cetakan fosil hewan ini tidak mengalami perubahan bentuk berarti sejak masa Devon (400-250 juta tahun yang lalu) dibandingkan dengan bentuknya yang sekarang, meskipun jenisnya tidak sama.
Hewan ini monogamik (hanya memiliki satu pasangan), sehingga sering dijadikan simbol kelanggengan pasangan suami isteri. Orang Inggris mengenalnya sebagai horseshoe crab atau "Kepiting tapal kuda" karena bentuknya yang dianggap seperti ladam/ tapal kuda.
Dikutip dari website Garda Animalia, secara Ekologis, hewan ini biasanya hidup di perairan dangkal, yaitu kawasan payau dan mangrove, juga pantai selama musim bertelur (spawning season). Mereka juga menetap di laut dalam secara pasif dengan mengubur diri selama monsoon atau non-spawning season.
BACA JUGA: Mengunjungi Balai Perpustakaan Mastrip, Spot Baca Favorit di Kota Santri
Dikutip dari Animalium, para ahli biologi di seluruh dunia umumnya mengenal Mimi sebagai fosil hidup. Sebabnya mereka praktis tidak berubah dalam bentuk dan ukuran selama jutaan tahun. Meskipun fisiologi mereka telah berubah selama bertahun-tahun, eksoskeleton tiga bagian khas mereka tetap. Eksoskeleton tersebut terdiri dari prosoma, opisthosoma, dan telson yang tetap ada sejak era pertengahan Paleozoikum.
Disadur dari Faunatis, ada beberapa keunikan dari hewan Belangkas atau mimi, antara lain:
1. Memiliki Darah Biru
Darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang terbentuk dari zat besi. Darah belangkas tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang mengandung tembaga. Jika terkena udara, hemosianin akan memancarkan warna biru kehijauan, sehingga darah belangkas pun terlihat berwarna biru.
Darahnya inilah yang membuat belangkas punya jasa besar bagi manusia. Pada tahun 1956 ditemukan bahwa darah belangkas mengandung sel khusus amebosit yang bisa mendeteksi adanya bakteri. Jika terpapar bakteri, amebosit ini akan mengeluarkan semacam lendir yang mengisoliasi bakteri tersebut supaya tidak menyebar. Oleh sebab itu Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Asia Barat mengembangkannya sebagai serum anti-toksin.
2. Merupakan Hewan Purba
Tidak salah kalau belangkas disebut sebagai fosil hidup. Bukan saja karena penampilan mereka yang primitive, namun hewan ini memiliki leluhur yang hidup sejak 450 juta tahun lalu, bahkan sebelum dinosaurus hidup di bumi. Dan leluhur mereka itu ternyata punya penampilan yang gak jauh beda dengan belangkas modern.
3. Berkerabat Dekat dengan Laba-Laba dan Kalajengking tapi bukan kepiting
Dalam pohon filogeni, Mimi lebih dekat kekerabatannya dengan laba-laba dan kalajengking (semuanya termasuk dalam subfilum Chelicerata) daripada kepiting. Di dunia golongan mimi hanya tersisa 4 jenis tersisa saja.
Julukan kepiting ladam mungkin membuat berpikir bahwa belangkas adalah sejenis kepiting. Tapi sebenarnya bukan. Mereka tidak punya antena, maka tidak termasuk kruetasea alias keluarga kepiting dan udang-udangan.
Belangkas termasuk chelicerata, yaitu sebuah subfilum yang juga mencakup arachinda. Maka walaupun hidup di laut, belangkas sebenarnya masih berkerabat dengan hewan arachnida seperti laba-laba, kalajengking, dan tungau.
4. Memiliki 10 Mata
Keunikan lain belangkas adalah mereka punya banyak mata. Pertama ada sepasang mata majemuk di bagian atas tubuhnya yang terutama berfungsi untuk mencari pasangan. Di belakangnya masing-masing ada satu mata lateral, lalu ada sepasang mata median dan satu mata endoparietal di bagian depan tubuh mereka.
Letaknya berada di seluruh tubuhnya, di mana sebagian ada yang berada di atas cangkang, ada juga di ekor, dan dekat mulutnya. Dua mata ventral di bagian bawah tubuh belangkas yang diperkirakan berfungsi untuk penunjuk arah saat berenang. Terakhir, bahkan ekornya bisa berfungsi sebagai reseptor cahaya.
5. Berenang Terbalik
Belangkas punya banyak kaki, dan biasanya mereka bergerak dengan berjalan di dasar laut menggunakan kaki-kakinya itu. Tapi mereka juga bisa berenang, dan uniknya, mereka bisa berenang terbalik.
Belangkas suka berenang terbalik, dengan memanfaatkan mata ventral di bawah tubuhnya dan ekornya untuk menentukan arah. Kebiasaan ini khususnya sering dilakukan belangkas yang masih kecil, dan seraya semakin dewasa akan semakin berkurang.
6. Memiliki Sistem Reproduksi Unik
Belangkas betina biasa menanam telur-telurnya di dalam lubang pasir pantai. Sedangkan yang jantan akan mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur-telur tersebut. Sekali bertelur, induk belangkas bisa mengeluarkan 120 ribu butir telur, namun biasanya hanya sedikit saja yang akan bertahan hidup hingga dewasa.
BACA JUGA: Profil Pelajar Pancasila serta Ciri-cirinya Secara Gamblang
7. Dapat Dikonsumsi
Daging dan telur belangkas bisa dikonsumsi. Mimi ini biasa disajikan belangkas dengan menu asam pedas, sambal tumis, panggang atau bakar. Selain itu, belangkas juga bisa disantap walaupun hanya dengan memanggang atau membakarnya saja.
Perlu diperhatikan, belangkas termasuk hewan yang dapat menghasilkan racun memabukkan. Hanya bagian tertentu saja yang boleh dimakan dan hanya seseorang yang sudah terbiasa atau ahli saja yang dapat menyajikannya.
Belangkas menghasilkan sejenis racun yang bisa memabukkan. Hanya bagian tertentu saja boleh manusia makan. Selain itu, hanya seorang yang sudah terbiasa dan ahli saja yang mengetahui cara menyajikan makanan laut belangkas ini dengan aman.
8. Lambang Kesetiaan
Masyarakat jawa menyebut belangkas jantan dengan mimi sedangkan betinanya dengan nama mintuno. Menariknya filosofi jawa mengibaratkan mimi dan mintuno merupakan sepasang hewan sejoli yang terkenal setia sehidup-semati. Ini karena belangkas termasuk binatang monogemik, sehingga sering dijadikan sebagai lambang cinta sejati atau kesetiaan karena hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya.
9. Hewan yang Dilindungi
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.12/Kpts-II/1987 dan Peraturan Pemerintah RI No.7/1999, belangkas merupakan salah satu sumber daya genetik yang dilindungi. Satwa ini mempunyai risiko kepunahan yang tinggi akibat adanya degradasi habitat, reklamasi, pencemaran, perburuan komersial, hilangnya habitat dan sumber makanan, perubahan kondisi air, serta peningkatan predasi.
Sebagian orang mengenal belangkas dengan sebutan “mimi” apabila ditemukan sendiri, dan “mimi mintuno” apabila ditemukan sepasang. Bagi nelayan di sekitar pantai pun sudah merupakan hal yang biasa ketika menemukan hewan ini, karena seringkali si “mimi mintuno” ini tak sengaja terjaring.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Mengunyah Permen Karet Dapat Meredakan Stres, Ini Fakta Ilmiahnya!
-
Negara Paling Banyak Dibom, Kenali Fakta Kejadian Laos saat Pengeboman
-
Tahan Sampai 3 Jam, Kenali Cerutu yang Hampir Tergantikan Rokok Filter
-
Bertanduk dan Penyelam Handal, Kenali Paus Narwhal yang Mirip Seperti Mayat
-
Menulis Sebagai Terapi Mental, Ini Manfaatnya dari Kacamata Psikologi
Artikel Terkait
-
Cek Fakta: Prabowo Subianto Akan Mereshuffle Kabinet di Awal November, Benarkah?
-
Cek Fakta: Anies Baswedan Bentuk Partai Perubahan Indonesia (PPI), Benarkah?
-
7 Fakta Menarik Kucing Sphynx, Kado Ulang Tahun Fuji dari Erika Carlina
-
Benarkah Menunda Sarapan Lebih Sehat dan Memperpanjang Usia? Ini Penjelasan Pakar
-
5 Fakta Pilpres AS yang Digelar Hari Ini
Ulasan
-
4 Toko Kain Lokal Terbaik, Temukan Kain Impianmu di Sini!
-
Ulasan Buku Hal-Hal yang Boleh dan Tak Boleh Kulakukan, Kunci Hidup Bahagia
-
Ulasan Film Raatchasan: Mengungkap Pelaku Pembunuh Berantai Para Remaja
-
Ulasan Buku 'Seseorang di Kaca', Refleksi Perasaan terhadap Orang Terkasih
-
Resensi Novel Lari dari Pesantren: Sebuah Renungan dari Kisah Dua Santri
Terkini
-
Sambut Hari Anak Sedunia PBB, Doyoung NCT Donasi Rp1,1 Miliar ke UNICEF
-
3 Film Korea yang Dibintangi Song Kang Ho, Ada Sporty hingga Mendebarkan
-
Indonesia dan Lunturnya Budaya Malu, dari "Jam Karet" hingga Korupsi
-
4 Tips OOTD Rok ala Zara Adhisty yang Girly Abis, Cocok Buat Hangout!
-
TVXQ Resmi Merilis Album Perayaan Debut 20 Tahun di Jepang Bertajuk 'Zone'