Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Yayang Nanda Budiman
Ilustrasi Kosmetik (Pixabay.com)

Paraben telah menjadi topik yang ramai diperbincangkan di dunia kecantikan dan kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang menganggap kandungan paraben dalam kosmetik dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Namun, bagaimana sebenarnya fakta mengenai hal ini?

Kecantikan memang menjadi aspek yang tak terpisahkan dari wanita, karena penampilan yang menarik dapat meningkatkan rasa percaya diri. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan menggunakan kosmetik atau produk kecantikan lainnya. 

Namun, beberapa produk kecantikan mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti paraben. Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri, sehingga produk tetap aman digunakan. Jenis paraben yang paling sering ditemukan dalam kosmetik antara lain ethylparaben, propylparaben, methylparaben, dan butylparaben.

Paraben merupakan pengawet yang umum digunakan dalam produk kosmetik untuk mencegah pertumbuhan mikroba yang dapat merusak kualitas produk dan membahayakan konsumen. Namun, meskipun fungsinya sebagai pengawet antimikroba, penggunaan produk dengan paraben dalam jangka panjang dapat berisiko bagi kulit.

Meskipun paraben banyak digunakan dalam produk kosmetik dan perawatan tubuh, penggunaannya tetap memerlukan perhatian khusus. Pada sebagian orang, paraben dapat menyebabkan reaksi alergi, dan ada kekhawatiran bahwa paraben berpotensi memicu kanker.

Fungsi Paraben dalam Kosmetik

Paraben (atau para-hydroxybenzoate) dapat ditemukan dengan berbagai nama pada label produk, seperti methylparaben, propylparaben, butylparaben, ethylparaben, dan beberapa istilah kimia lainnya. 

Paraben berfungsi untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur yang bisa mengurangi kualitas produk kosmetik dan membahayakan pengguna. Selain itu, paraben juga digunakan dalam industri pangan dan farmasi dengan tujuan yang sama.

Reaksi Alergi Akibat Penggunaan Paraben

Jika Anda menggunakan produk kosmetik yang mengandung paraben, perhatikan kemungkinan timbulnya reaksi alergi pada kulit, seperti:

  • Gatal
  • Ruam merah
  • Kulit kering dan bersisik
  • Pembengkakan
  • Nyeri atau terasa terbakar
  • Melepuh

Untuk menghindari reaksi alergi, cobalah mengoleskan sedikit produk pada kulit di pergelangan tangan dan tunggu selama 48 jam untuk melihat reaksi. Hindari juga penggunaan produk berparaben pada kulit yang sedang luka atau iritasi. Pilihlah produk kecantikan yang bebas paraben (paraben-free) untuk lebih aman. Jika Anda mengalami reaksi alergi, segera hentikan penggunaan produk dan konsultasikan dengan dokter.

Benarkah Paraben Menyebabkan Kanker?

Beberapa penelitian telah mendeteksi jejak paraben dalam sampel sel kanker payudara, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi paraben sebagai penyebab kanker. 

Paraben memiliki struktur kimia yang mirip dengan estrogen, hormon yang diketahui berperan dalam perkembangan sel di payudara, baik yang normal maupun yang kanker. Namun, penelitian yang menunjukkan hubungan antara paraben dan kanker masih terbatas.

Penelitian-penelitian tersebut hanya menemukan kandungan paraben dalam tubuh penderita kanker, tanpa membuktikan bahwa paraben dapat menyebabkan atau memicu kanker. Selain itu, paraben dikenal mudah dikeluarkan dari tubuh melalui urine, sehingga tidak mudah mengendap dalam tubuh.

Pada tahun 2004, peneliti Philippa Dabre dari Inggris menemukan adanya paraben dalam tumor payudara, yang mengarah pada saran untuk membatasi penggunaan paraben dalam kosmetik. Hal ini mempengaruhi konsumen, yang kemudian memilih untuk membeli kosmetik organik bebas paraben, menyebabkan penurunan penjualan produk kosmetik yang mengandung paraben.

Meskipun begitu, lembaga pengawas kosmetik, termasuk BPOM, masih mengizinkan penggunaan paraben dalam batas aman yang ditentukan. Pada 1984, Cosmetic Ingredient Review (CIR) menyatakan bahwa paraben aman digunakan dalam produk kosmetik. Namun, setelah penelitian 2004, CIR melakukan penelitian lanjutan pada 2005 untuk memastikan dampaknya terhadap kesehatan.

Berdasarkan penelitian pada bayi dan wanita, kadar paraben yang sangat rendah dalam produk tidak terbukti menyebabkan kanker atau membahayakan kesehatan. Paraben dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau mulut, dan kemudian dikeluarkan lewat urine. Banyak organisasi internasional, termasuk American Cancer Society, FDA, dan Health Canada, yang menyatakan bahwa kosmetik berparaben tidak menyebabkan kanker payudara.

Meskipun paraben dianggap aman oleh banyak otoritas kesehatan, Anda tetap harus berhati-hati menggunakannya, terutama jika memiliki kulit sensitif atau riwayat alergi. Jika ragu, Anda dapat memilih produk kecantikan yang bebas paraben atau berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk memastikan keamanannya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Yayang Nanda Budiman