Yayasan Kampung Halaman merupakan organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2006 di Yogyakarta. Yayasan ini didirikan dengan fokus pada pemberdayaan remaja melalui pendidikan dan seni, selain itu yayasan ini juga berkomitmen untuk memberikan ruang untuk anak remaja agar para remaja dapat mengekspresikan diri dan dapat mengembangkan potensi mereka.
Kampung halaman memiliki program bernama kelas Menubuh dan Bertumbuh. Menubuh dan Bertumbuh merupakan ruang aman untuk publik untuk saling berbagi pengetahuan, taktik, dan strategi untuk menjaga kesehatan mental, khususnya di tengah tantangan pekerjaan di rumah, kehidupan komunitas maupun lingkungan kerja. Program yang diselenggarakan oleh Yayasan Kampung Halaman ini bekerja sama dengan para ahli kesehatan mental dan praktisi yang memiliki kepedulian terhadap isu kesehatan mental.
Dalam upaya untuk memperkaya program menubuh dan bertumbuh, Yayasan Kampung Halaman bekerja sama dengan Feminis Jogja untuk menyelenggarakan workshop yang menarik dengan tema ‘Healthy Coping Mechanism: Mengenal Warna-Warni Emosi Sambil Meronce Manik-Manik’ yang diselenggarakan pada hari Minggu, 27 Oktober 2024 di Bamboo Hall, We Love You(th). Workshop ini dirancang untuk membantu peserta dalam memahami dan mengekspresikan emosi mereka melalui seni meronce manik-manik, workshop ini sekaligus menciptakan ruang yang aman untuk berdiskusi mengenai kesehatan mental dan emosi.
Dilansir dari laman halodoc warna juga memberikan dampak yang penting terhadap perilaku individu, berikut terdapat beberapa contoh mengenai bagaimana warna dapat memengaruhi perilaku, misalnya warna merah, merah sering kali dikaitkan dengan kemarahan, sedangkan warna biru sering dikaitkan dengan ketenangan, keamanan dan keterbukaan.
Kolaborasi antara Feminist Jogja dan Kampung Halaman memiliki relevansi yang tinggi dalam mengangkat isu-isu signifikan terkait dengan kesehatan mental dan emosional, terutama untuk perempuan. Dengan melakukan kegiatan meronce manik-manik yang penuh dengan makna para peserta diberikan kesempatan untuk lebih memahami spektrum emosional mereka sendiri, memproses perasaan, serta memperkuat hubungan dengan diri dari para peserta dan orang-orang yang berada di sekeliling mereka.
Menurut keterangan Sukma (19), peserta Kelas Menubuh dan Bertumbuh yang berasal dari Bali, ia mengatakan kelas yang diadakan sangat seru karena peserta dapat membagikan emosi yang dirasakan seperti emosi sedih, marah, senang dan lainnya. Selain itu Sukma juga mengatakan, ia mempelajari berbagai jenis emosi.
"Kegiatannya seru sih, karena aku pikir awalnya kegiatan meronce bakal ngebosenin. Ternyata dari kegiatan meronce ini aku belajar berbagai jenis emosi, terus sharing emosi yang kita rasain belakangan ini, dan aku juga bisa denger pengalaman orang-orang gimana caranya mereka mengatasi emosi yang mereka rasakan," ujar Sukma.
Baca Juga
Artikel Terkait
Health
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
Video Viral Dokter Tirta 'Bocorkan' Obat Wasir Murah, Aslinya Cuma Video Deepfake Penipu
-
Viral Ramuan 'Cuci Paru-paru' Pakai Daun Kelor, Dokter Tegaskan Itu Hoaks!
-
FYP Penuh Berita Rusuh Bikin Auto Cemas? Ini Cara Biar Nggak Mental Gak Ikutan Chaos
Terkini
-
Sinopsis Film Horor Getih Ireng: Teror Santet yang Bikin Merinding!
-
Kualifikasi AFC U-23 dan 2 Kaki Timnas Indonesia yang Berdiri Saling Menjauhkan
-
Anchor Bikin Candu: Posisi Idaman dalam Futsal
-
Liburan ala Gen Z di Jogja: 6 Spot Hits yang Wajib Masuk Itinerary
-
Pembongkaran Parkiran Abu Bakar Ali: Antara Penataan Malioboro dan Nasib Masyarakat