Ketika tubuh mulai terasa meriang, banyak dari kita refleks mengambil obat penurun panas untuk meredakan demam. Padahal, menurut penjelasan dr. Gia Pratama dalam unggahan YouTube MALAKA pada Senin (16/6/2025), kebiasaan ini belum tentu selalu tepat.
Demam bukan sekadar gejala yang harus dibereskan dengan obat, melainkan bagian dari mekanisme alami tubuh yang justru sedang bekerja melindungi kita.
dr. Gia menjelaskan bahwa imunitas manusia dibentuk oleh tiga hal utama yaitu nutrisi yang cukup, olahraga rutin, dan istirahat yang memadai. Ketika ketiganya terjaga, sistem imun dapat bekerja optimal.
Namun saat sel darah putih kalah melawan infeksi, barulah tubuh menunjukkan tanda sakit, salah satunya dengan naiknya suhu tubuh.
Mengapa Demam Tidak Selalu Perlu Diturunkan?
dr. Gia memberikan ilustrasi sederhana. Ketika ingin minum tapi air galon habis dan hujan membuat kita tak bisa keluar rumah, solusi yang kita lakukan adalah merebus air. Tujuannya jelas yaitu membunuh bakteri dan virus agar air steril dan aman diminum.
Hal yang sama terjadi pada tubuh kita. Saat terinfeksi bakteri atau virus, respons pertama tubuh adalah menaikkan suhu untuk membantu membunuh patogen tersebut.
Mekanisme ini disebut first line of defence. Karena itu, kata dr. Gia, demam sebenarnya adalah teman, bukan ancaman yang harus langsung ditekan.
Ia menekankan bahwa menurunkan panas terlalu cepat dapat menghambat proses kerja sistem imun. Namun demikian, demam yang berlangsung terlalu lama juga tidak baik.
Ia mengibaratkannya seperti memasak mie terlalu lama, hasilnya menjadi benyek dan merusak tekstur.
Demam lebih dari empat hari perlu ditangani dengan obat penurun panas. Tetapi jika baru satu hari, langkah paling bijak adalah mencukupi cairan tubuh, sekitar 40 cc per kilogram berat badan per hari.
Saat suhu naik satu derajat, kebutuhan cairan meningkat sekitar 10 persen. Minum air hangat, mengompres, dan istirahat yang cukup dapat sangat membantu tubuh pulih alami.
Risiko Minum Obat Terlalu Sering
Menurut dr. Gia, membiarkan imun bekerja tanpa intervensi berlebihan adalah pilihan yang jauh lebih bijaksana. Obat penurun panas seperti paracetamol dan ibuprofen memang efektif, tetapi memiliki beban kerja yang cukup berat bagi organ vital.
Paracetamol membebani hati, sedangkan ibuprofen cukup berat untuk ginjal. Jika digunakan terlalu sering, kedua obat ini membuat organ bekerja ekstra keras dan berpotensi menurunkan fungsinya dalam jangka panjang. Padahal, hati dan ginjal memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh.
Ia menjelaskan bahwa apa pun yang kita konsumsi akan melewati hati sebelum diedarkan ke seluruh tubuh. Hati memang memiliki regenerasi sel yang cepat, tetapi jika kerusakan berlangsung lebih cepat daripada regenerasinya, hati bisa mengecil, mengeras, dan menyebabkan penumpukan cairan di perut.
Sementara itu, ginjal bertugas membuang sisa metabolisme seperti ureum dan kreatinin. Ia memberikan analogi mobil dengan knalpot tersumbat, maka asap akan masuk kembali ke dalam dan merusak mesin.
Begitu pula tubuh kita, ketika ginjal gagal membuang sisa metabolisme, zat tersebut menumpuk dalam darah dan merusak berbagai organ termasuk otak dan jantung. Sebab itu, menjaga dua organ ini berarti menjaga seluruh sistem tubuh.
dr. Gia menekankan pentingnya bijak dalam mengonsumsi obat. Semua zat, menurutnya, bisa menjadi makanan, obat, atau racun, tergantung dosisnya.
Bahkan sesuatu yang sederhana seperti pisang pun dapat menyebabkan diare jika dikonsumsi lima tandan sekaligus.
Demam bukan musuh yang harus segera dilawan dengan obat. Selama masih dalam batas wajar, biarkan tubuh bekerja sesuai mekanismenya. Cukupi cairan, istirahat, dan dukung imun agar bisa menjalankan tugasnya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
-
Dokter Kamelia Ungkap Fakta Mengejutkan Ammar Zoni: Dia Memang Ingin Sembuh
-
Disawer Rp500 Juta saat DJ di Manado, Nathalie Holscher: Ini Rezeki Anak!
-
Tak Sekadar Mood Swing, Ini 4 Fase Perempuan yang Perlu Kamu Tahu!
-
Tak Mau Indonesia Gagal, Presiden Prabowo Soroti Peran Penting Pendidikan!
Artikel Terkait
-
Raisa Curhat Lagi Patah Hati di Atas Panggung: Semua Orang Tahu
-
Komentar Nyinyir Soal Rahim Copot Viral, Dokter Irwin Lamtota Minta Maaf ke Dokter Gia Pratama
-
Cerita dr Gia Soal Rahim Copot Tak Dipercayai Rekan Sejawat, Saksi Hidup Akhirnya Muncul
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
Health
-
Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
-
Bed Rotting Jadi Tren Self-Care buat Gen Z, Sehat atau Nggak Sih?
-
Kepala 'Meledak' Gara-gara Stres? Ini 10 'Obat' Simpel yang Bisa Bikin Tenang Lagi
-
Tak Sekadar Mood Swing, Ini 4 Fase Perempuan yang Perlu Kamu Tahu!
-
Bukan Cuma buat Saus, Ini 7 'Kekuatan Super' Tomat yang Bikin Kamu Makin Sehat
Terkini
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!
-
4 Pelembab Cream Harga Rp50 Ribuan, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Sensitif
-
Dokter Kamelia Ungkap Fakta Mengejutkan Ammar Zoni: Dia Memang Ingin Sembuh
-
Sinopsis Burning Night, Drama China Terbaru Wang Yu Wen di Youku
-
Usung Tema Nightmare, BabyMonster Tampil 'Psycho' di Video Musik Terbaru