Sekar Anindyah Lamase | Mira Fitdyati
Potret Jusuf Hamka (YouTube/gt.bodyshot)
Mira Fitdyati

Pemilik PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), Jusuf Hamka, kembali mengingatkan pentingnya memiliki tabungan sebagai bekal masa tua.

Menurutnya, kesadaran mengelola keuangan sejak dini menjadi fondasi penting agar seseorang tidak terjebak pada kesulitan ekonomi di kemudian hari.

Di tengah maraknya tren healing di kalangan anak muda, Jusuf menilai gaya hidup tersebut sah-sah saja dilakukan. Namun, ia menegaskan bahwa kesenangan perlu dibarengi dengan pengendalian diri dan perencanaan keuangan yang bijak.

Pandangan tersebut disampaikan Jusuf melalui video yang diunggah di kanal YouTube @gt.bodyshot pada Senin (22/12/2025).

Jusuf mengungkapkan, saat ini banyak anak muda yang terlalu mudah menghabiskan uang untuk menikmati hidup, tanpa memikirkan kebutuhan jangka panjang.

Bagi Jusuf, healing bukan sesuatu yang salah. Namun, ada batasan yang perlu dijaga agar tidak mengorbankan stabilitas keuangan. Ia mengaku sering memberikan nasihat, meski tidak selalu mudah diterima.

Healing ini sebenarnya hak masing-masing, kayak mereka menikmati itu. Saya suka nasehatin, tapi ya kembali ke orangnya aja, kadang dinasehati sulit,” tutur Jusuf.

Sebagai pengusaha, Jusuf juga berbagi pengalamannya melihat kebiasaan sebagian pekerja dalam mengelola keuangan.

Ia menyebut, ada beberapa toko-tokonya yang memberikan kelonggaran kepada pegawai untuk mengambil barang atau berutang, lalu pembayarannya dipotong saat gajian.

“Jadi begitu gajian mereka bisa ambil kayak rokok apa segala macam. Terus rokok itu dijual lagi dengan dipotong harga. Misalnya beli Rp10.000 dijual Rp9.000, mereka ambil tunainya untuk keperluan yang lain,” kata Jusuf.

Kondisi tersebut membuat Jusuf geleng kepala. Ia menilai pola semacam ini justru membuat penghasilan bulanan habis untuk menutup utang, tanpa menyisakan ruang untuk menabung.

“Saya nggak ngerti, terus akhirnya ya gajinya setiap bulan kita bayarkan ke toko,” ujarnya.

Tak hanya itu, Jusuf juga mengungkapkan pernah menerima telepon ke kantor dari pihak yang menagih utang karyawan. Situasi tersebut membuatnya kembali mengingatkan petuah lama yang relevan hingga kini.

“Terus ada yang sampai di telepon ke kantor ada utang, katanya nggak bayar kredit card segala macam,” ucap Jusuf.

“Akhirnya kita panggilin, kita bilang pakai ilmu nenek moyang kita yang dulu, yaitu berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,” tambahnya.

Menurut Jusuf, selama fisik masih kuat dan usia masih muda, seharusnya seseorang bisa fokus bekerja dan mengumpulkan penghasilan.

Aktivitas bersenang-senang, termasuk healing, akan lebih tepat dilakukan ketika kondisi keuangan sudah lebih mapan.

Ia juga mengingatkan anggapan bahwa uang hari ini bisa habis karena besok masih bisa dicari bukanlah jaminan. Rezeki, kata Jusuf, tidak selalu datang dengan jumlah dan waktu yang sama.

“Makanya kita selalu berpikir, duit hari ini habis. Besok bisa dicari, belum tentu rezekinya sama. Jadi kita perlu saving, perlu tabungan,” ujar Jusuf.

“Tabungan itu bukan hanya untuk kita, anak kalau sekolah, anak sakit, istri sakit, atau kita sakit. Jadi tabungan hari tua itu penting,” tambahnya.

Bagi Jusuf, menabung bukan berarti hidup pelit atau terlalu menahan diri. Justru, hal tersebut menunjukkan kecerdasan dalam menyiasati keuangan agar kehidupan di masa depan lebih terjamin dan tidak bergantung pada keadaan yang tidak pasti.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS