Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Calvin Vadero
Carlo Ancelotti dan Toni Kroos ( Instagram/@mrancelotti )

Real Madrid baru mengalami dua kekalahan di La Liga musim ini. Hal yang paling menonjol adalah torehan golnya yang sudah mencapai 45 gol. Meningkatnya performa beberapa pemain Real Madrid membuat banyak yang bertanya apa kehebatan Carlo Ancelotti. Nah di tulisan ini akan membahas dari sisi taktikal seorang Ancelotti.

Taktik Ancelotti di pertandingan melawan Valencia contohnya. Disadur dari therealchamps.com, Real Madrid menggunakan formasi  4-4-2 atau 4-4-1-1 dengan Hazard dan Benzema sebagai ujung tombak formasi ini. Formasi 4-4-2 sering digunakan Ancelotti ketika Real Madrid sedang bertahan atau sedang tidak menguasai bola. Sementara formasi lain yang sering dipakai Ancelotti adalah 4-3-3 seperti di laga versus Inter Milan. Sebetulnya Ancelotti bisa menggunakan dua formasi ini dalam satu laga. Casemiro bertugas lebih bertahan karena memainkan peran, lalu Valverde yang menjadi pemain yang mempunyai kemampuan memainkan banyak peran bisa bergerak ke tengah alih alih mencoba ke  sayap seperti winger.

Hal ini membuat formasi 4-4-2 tadi akan lebih tampak seperti formasi  4-3-3 dengan lini depan yang berotasi dan cair. Dua formasi ini lebih digunakan ketika bertahan atau enggak menguasai bola. Selain itu formasi ini digunakan ketika transisi dari bertahan ke menyerang  dimana Valverde akan turun ke tengah. Mempunyai dua formasi yang bisa diubah tanpa melakukan pergantian pemain membuat Ancelotti bisa beradaptasi terhadap lawan. Formasi 4-3-3 digunakan untuk menyerang dengan intensitas tinggi atau menutup progres dari tengah sementara formasi  4-4-2 lebih digunakan untuk bertahan dari area sayap serta bermain lebih menunggu.

Disadur dari laligalowdown.com, dalam formasi yang digunakan Ancelotti, ada mekanisme yang terorganisir saat bertahan menunggu lawan. Camafinga dan Asensio bergantian keluar-masuk melakukan press saat bola berpindah. Hal ini dilakukan untuk melakukan tekanan sekaligus menjaga bentuk agar tetap rapat. Sudah kebobolan delapan gol di Liga menunjukkan pertahanan yang belum sempurna namun sistem pertanian ini yang juga sedang diperbaiki Ancelotti.

Beberapa kali terlihat penyerang intesitas tinggi sering lepas namun transisi ke bertahan cukup berjalan baik. Kehadiran Alaba juga jadi tambahan amunisi untuk melakukan backup dari bawah. Bentuk formasi menyerang Real Madrid  lebih cair dan variatif dibawah asuhan Ancelotti. memang terlihat lebih banyak menggunakan formasi 3-2-5 dengan Modric dan Casemiro sebagai motor di tengah. Di posisi sayap akan diisi fullback yang overlap. Tren yang menarik tentunya yang diemban Valverde yang juga diberi kepercayaan untuk melebar sehingga siap menjadi formasi 3-3-4.

Dengan situasi Valverde yang ke sayap bisa dikombinasi dengan Modric yang datang dari lini kedua  sehingga menjadi formasi 3-1-6 terlihat di sayap yang terjauh dari bola ada Vinicius Junior yang selalu menjaga kelebaran.  Dalam 1 pertandingan saja terjadi banyak rotasi antara posisi. Pemain tidak hanya punya satu peran saja yang membuat serangan Real Madrid sulit ditebak. Hal ini juga yang jadi alasan kenapa Real Madrid mencetak banyak gol di musim ini.

Calvin Vadero