Febri Hariyadi salah satu wonderkid yang cukup menarik perhatian di awal munculnya sang pemain kala itu. Muncul pertama kali di ajang TSC 2016 sebagai ajang pemanasan bagi klub liga Indonesia setelah dibekukan beberapa tahun kala itu. Sempat mendapat tawaran dari klub luar negeri, namun entah apa alasannya ia menolaknya. Seiring dengan berjalannya waktu permainan Febri pun meningkat hingga akhirnya menarik perhatian Luis Milla, pelatih timnas Indonesia kala itu, di bawah asuhan Luis Milla, Febri mampu menunjukkan kualitas terbaiknya saat bermain untuk timnas Indonesia.
Namun sayang sekali seiring dengan pergantian pelatih yang dilakukan PSSI dengan mengganti Luis Milla oleh Shin Tae Yong membuat Febri tidak dilirik oleh coach Shin, perbedaan karakter bermain dari pelatih bisa jadi faktor yang membuat Febri tidak dipanggil. Selain itu performa Febri di Liga 1 musim ini memang bisa dikatakan menurun.
Febri Hariyadi mengalami penurunan performa setelah pernah dilatih Luis Milla yang mampu membuat performanya naik. Mulai tahun 2018/2019 performanya sedikit demi sedikit seakan-akan tenggelam entah kemana. Padahal dulu pada saat awal kemunculannya digadang-gadang menjadi pemain masa depan timnas Indonesia. Dalam beberapa pertandingan terakhir Febri Hariyadi tidak mampu menampilkan kualitas terbaiknya. Sehingga akibatnya ia sering ditaruh di bangku cadangan, dan posisinya lebih sering di gantikan oleh Frets Butuan atau Erwin Ramdani. Permainan Febri jika dibandingkan dengan era Luis Milla dulu sangat jauh berbeda, kala itu permainan Febri jauh berkembang , lebih berani menusuk ke dalam kotak penalti, atau sesekali masuk ke tengah. Tetapi sekarang seakan-akan ada sesuatu yang hilang. Bermain monoton dan kurang berkembang.
Mungkin salah satu faktornya adalah kurangnya support kepada Febri dari lini tengah Persib Bandung, Karena Marc Klok sendiri fokus sebagai pemutus serangan. Sedangkan Mohammed Rashid sendiri lebih berposisi sebagai CMF. Ada satu pemain yang memang mengerti karakter dari Febri ini, yaitu Beckham Putra, Beckham yang menempati posisi AMF membuat permainan Febri lebih terlihat, namun coach Robert lebih cenderung sering menggunakan formasi 4-4-2. Bisa dikatakan permainan Febri menurun bisa jadi karena tidak cocoknya skema yang diterapkan oleh pelatih.
Baca Juga
-
Preview Laga Uji Coba PSS Sleman vs Persib Bandung
-
Ngabuburit di Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Yogyakarta, Asyik Banget!
-
Mengenal Robi Darwis, Aktor di Balik Kemenangan Persib Atas Dewa United
-
Rekor Fantastis Luis Milla, 14 Pertandingan Tak Terkalahkan Bersama Persib
-
Secara Mengejutkan, Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri Resmi Melanjutkan Karir di Liga Indonesia
Artikel Terkait
Hobi
-
Tatap Laga Pamungkas, Timnas Indonesia Beri Kode Bakal Hadirkan Kejutan!
-
Resmi Lolos ke Round 4, Indonesia akan Rotasi Pemain saat Lawan Jepang?
-
Karir Tak Jelas, Marselino Ferdinan akan Dipinjamkan oleh Oxford United?
-
Media Asing Prediksi Nasib Buruk Indonesia di Babak Round 4, Seperti Apa?
-
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ada yang Aneh dengan Permainan Justin Hubner di Laga vs China!
Terkini
-
Review Film Julie Keeps Quiet: Yang Memilih Nggak Terlalu Banyak Bicara
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Saat Cinta Diam-Diam Harus Rela Pergi
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater
-
Review Film Big World dari Sudut Pandang Disabilitas, Apakah Relate?