Sayang sekali, Indonesia yang di atas kertas diunggulkan menang atas Bangladesh, justru harus puas bermain imbang tanpa gol. Selain gagal menang untuk memperbaiki rekor 47 persen persentase kemenangan Shin Tae-yong, hal ini juga berpengaruh atas poin Indonesia di rangking FIFA. Sungguh sayang sekali.
Hasil imbang ini tentu saja harus dibayar dengan kekecewaan. Namun, bagi Bangladesh, tentu saja adalah suatu hal yang sangat menyenangkan. Lihat saja cuplikannya setelah peluit babak kedua dibunyikan sebagai tanda berakhirnya laga. Betapa bahagianya raut wajah para pemain Bangladesh. Mungkin, sederhananya, mereka bahagia lantaran mampu bermain imbang atas tim yang levelnya di atas mereka. Barangkali demikian.
Jarak Antar Lini Indonesia yang Jauh
Memang, lini tengah Garuda yang diisi oleh pemain yang bisa dikatakan mumpuni. Tapi lihat saja jaraknya. Klok, Irianto dan Lilipaly jauh sekali. Sehingga sodoran dari pos itu tidak maksimal. Tak ada cara lain kecuali harus umpan lambung dan umpan jauh. Akhirnya, apa? Tidak akurat dan amburadul. Long ball benar-benar tak sesuai kenyataan. Jauh. Semacam jarak Surabaya-Medan.
Kualitas Individu yang Tak Kelihatan
Sungguh. Pemain kita kualitas individunya, di atas kertas jauh lebih baik ketimbang pemain Bangladesh. Saddil, Irfan, Klok, Lilipaly, Arhan adalah salah satunya. Tapi, kali ini, mereka kelihatan bermain di bawah performa terbaiknya. Entahlah. Umpan satu dua tak berjalan manis.
Tak Ada Penetrasi
Selain itu, penetrasi dari penggawa Indonesia juga mati suri. Saddil dan Irfan hanya mampu bermain begitu. Shoot yang amat jauh dari sasaran. Sekali bawa bola, mudah lepas. Sekali mencoba masuk ke kotak penalti, bolanya hilang. Winger yang ditugaskan berpenetrasi untuk membongkar pertahanan lawan masih jauh dari kata sempurna.
Hilangnya Variasi Serangan
Bola hanya sering mentok di lini tengah ketika mau membangun serangan. Begitu pula saat mau membangun serangan dari sisi sayap. Hilang dan gagal. Dan yang tak luput adalah masih cenderung monoton. Payah benar.
Pertahanan Bangladesh
Pertahanan Bangladesh memang bisa dikatakan baik. Tapi, andai saja Indonesia mampu bermain dengan baik, bukan tidak mungkin pertahanan mereka akan goyah. Sebab, bukan maksud merendahkan Bangladesh, pertahanan mereka enggak bagus-bagus amat, kok. Mereka cuma menang kompak dalam hal pressing di saat Indonesia tidak kompak membangun serangan, jarak antar lini jauh dan kebobrokan lainnya. Dan itulah Indonesia. Ya, mau gimana lagi?
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
Hobi
-
BRI Super League: Takluk dari Persib, Pelatih Persebaya Isyaratkan Evaluasi
-
Gagal Total, Gerald Vanenburg Terlalu Paksakan Gaya Bermain Ala Eropa?
-
Rivalitas dalam Futsal: Panas di Atas Lapangan, Meriah di Tribun Penonton
-
Kegagalan Gerald Vanenburg Bersama Timnas U-23 dan Alarm Bahaya bagi Timnas Indonesia Senior
-
Cerita Futsal Perempuan Zaman Now
Terkini
-
People Pleaser: Sisi Pahit Jadi Orang Enggak Enakan yang Jarang Dibicarakan
-
Kopi, Laptop, dan Tugas: Seni Nugas Berkedok Nongkrong
-
Baper Maksimal, Tapi Jangan Sampai Ketipu Love Bombing!
-
Job Hopping Gen Z: Strategi Jitu Naik Gaji atau Bumerang Karier?
-
Geser Produk Korea, Skincare Lokal Kini Jadi Raja di Negeri Sendiri Berkat Gen Z