Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ahmad Zubairi
Penyerang Barcelona, Robert Lewandowski melakukan selebrasi dengan rekan-rekannya setelah mencetak gol ke gawang tim divisi empat, Barbastro dalam laga 32 besar Copa del Rey 2023-2024 di Municipal de Deportes, Senin (8/1/2024). [Dok. Barcelona]

Barcelona, setelah sukses mengalahkan Osasuna dengan skor 2:0, dapat dipastikan bakal bersua dengan rival sekotanya, Real Madrid di babak pamungkas yang bertajuk Piala Super Spanyol. Real Madrid, sebelum memastikan diri melangkah ke babak final, sukses menjinakkan Atletico Madrid dengan skor 5:3. 

Dini hari nanti, El Clasico di Piala Super Spanyol menjadi bukti siapakah klub asal Matador yang bakal mengangkat trofi di awal 2024. Pertandingan itu, bakal tersaji di Riyadh Stadium, pada jam 02.00 WIB. 

Sebelum laga ini dibuka, tentu saja El Barca punya segudang permasalahan yang kompleks. Jika di duel dini hari nanti Xavi tidak berbenah, maka merelakan Piala Super Spanyol ada tangan El Real, adalah sebuah keniscayaan. 

Lini belakang Barcelona yang perlu diperbaiki

Kita mulai dari sektor pertahanan Blaugrana. Berkaca pada laga kontra Osasuna, lini pertahanan Barca masih jauh dari kata memuaskan. Betul, King, Barca menang di match itu. Cuma, bukan lantas lini pertahanan Barca tak perlu ada celah yang harus diperbaiki. 

Contohnya, ketika dalam mode menyerang, asuhan Xavi Hernandez ini memainkan tiga bek. Posisi tengah ditempati Araujo, kiri diisi oleh Christensen dan di pos kanan ada Kounde. Masalahnya, Araujo acapkali terlalu maju ke depan. Sehingga, Osasuna sebetulnya punya celah yang luas untuk memanfaatkan kerenggangan itu. 

Tak hanya itu, Araujo juga sering kalah balance di laga itu. Terlihat kurang konsentrasi. Eh, kurang konsentrasi atau memang powernya dalam membendung serangan sudah menurun? Sederhana. Tapi, jika di laga nanti tetap begitu, dan Madrid bisa memanfaatkannya, gol bagi Los Merengues adalah kenyataan yang patut diterima. 

Kounde dan Christensen juga perlu fokus, bahkan perlu ditingkatkan. Perlu perpaduan yang komplit–dengan Araujo untuk menjadi pilar penting di sektor pertahanan. 

Opsi lain, Cancelo atau Balde yang punya sprint dan punya daya jelajah yang terlihat menjanjikan, sebaiknya lebih bagus jika nanti tidak menjadi cadangan. Dua bek ini, sering masuk ke dalam kotak membantu sayap melakukan serangan. 

Lini tengah yang kurang kreasi dan kreativitas

Pada laga kontra Osasuna, Pedri masuk sebagai pengganti. Sebelum Pedri bermain, Gundogan sendirian di tengah menjadi tulang punggung permainan Barca. Sergi Roberto yang buat Xavi pemain penting, sejatinya belum mampu melakukan kreasi dan kreativitas di lini tengan dengan maksimal. 

Sulit bagi Barca melakukan penetrasi di lini tengah saat menyerang. Jarang ada umpan terobosan yang manja, jarang bermain dengan pola sentuhan bola satu-dua karena jarak antar pemain sering kejauhan. Jadi, nanti, cara mematikan dan membangun serangan di lini tengah kontra Madrid, bila tetap seperti ini, jangan heran bila Madrid lebih superior di lini tengah. 

Lini depan yang kurang unjuk gigi

Kau ingat bagaimana Lewandowski saat laga versus Osasuna–yang sejatinya sukses bikin gol tapi gagal? Tak hanya itu, sektor sayap juga jarang melakukan akselerasi menohok dari tepi kanan-kiri untuk membongkar pertahanan lawan. Praktis, lebih sering Felix saja yang masuk meleok-leok di dalam kotak. Selebihnya, pemain sayap sering melakukan crossing. Yang sayangnya, sering tidak akurat. 

Ya, salah satu permainan Barca saat ini, crossing, crossing dan terus crossing. Mana sering tidak terarah dengan baik pula. Bikin malas dan jenuh melihatnya. Bisakah nanti lawan Madrid mampu mengatasi masalah ini? Mestinya sih, iya. 

Ahmad Zubairi