Menghubungi dosen pembimbing via ponsel memang penting. Penting, dalam artian chatnya harus sopan. Mulai dari salam, nama lengkap, jurusan hingga ucapan terima kasih.
Sebab, tak semua dosen pembimbing hafal dan kenal dekat dengan mahasiswanya. Itulah pentingnya chat harus sopan yang dimaksud.
Ketika chat kamu sopan, peluang cepat dibalas adalah keniscayaan. Jika tidak dibalas, nyesek karena jam bimbingan bakal terganggu.
BACA JUGA: Teknologi Ramah Lingkungan pada Rekam Jejak Industri untuk Mewujudkan SDGs
Chat-an sopan tak menjamin dospem langsung membalasnya
Harus diakui, memang masih ada sebagian mahasiswa yang masih terjebak kurang sopan saat chat dospemnya. Dan saya tahu sendiri akan hal itu.
Kok bisa? Ya nggak tahu. Mungkin, dosen pembimningnya (dospemnya) terlalu sibuk. Lagi pula, chatan di layar WA atau Telegram dospem jelas tak hanya dari satu mahasiswa saja. Belum lagi chatan sesama dosennya. Baik privat atau via grup.
Artinya, mau sopan pun chatan yang kita layangkan, jika chatnya tenggelam, ya akan lama dibaca untuk dibalas sebab nggak ketahuan.
Saya pernah mengalami hal itu. Dospem itu akrab betul dengan saya. Setiap saya chat, pasti saya panggil salam. Langsung dibalas? Nggak, dong. Kenapa? Ya nggak tahu. Kok tanya saya lagi, tanya saja ke beliau wkwkwk.
Apakah saya menyerah chat beliau? Masak gitu aja wafer eh, baper. Saya salin lagi pertanyaan itu di WA, lalu dikirim lagi. Jika belum dibalas, saya sering bilang “bagaimana, Pak?”.
Cara itu saya lakukan agar setidaknya pesan saya nggak terlalu tenggelam di layar ponsel beliau. Sehingga, jadi tampak di hp beliau. Pun, pesannya tak hanya satu. Pasti beliau mikir, “ini pasti penting”.
Bahkan, pernah pesan saya tak dibalas, maka saya chat Pak Dekan. Hari apa dospem saya itu mengajar, buat disamperin ke kampus. Biar bisa bimbingan dalam waktu dekat.
BACA JUGA: Benarkah Orang Jujur Sulit Sukses di Dunia Bisnis?
Pentingnya mengetahui jadwal dosen pembimbing mengajar
Saya tahu terhadap kejadian ini: teman saya, saat KKN, DPL nya A. Kebetulan, dospem skripsinya pun si malah ke A itu. Mereka sudah saling save WA nya. Tapi, tetap saja saat chat mau bimbingan, pesannya dibaca doang. Padahal, sopan lho chat-an-nya.
Apa yang teman saya lakukan? Dia mencoba bertanya ke teman-temannya, hari apa saja dospemnya itu mengajar. Lalu, teman saya langsung menuju kampus hingga akhirnya ke ruang Fakultas. Ternyata, ya langsung bimbingan kayak saya. Masak main kelereng.
Lulus cepat itu bukan soal chat kudu sopan, tapi…
Ada yang bilang, lulus cepat atau lambat sebab chat kita ke dospem yang baik dan yang kurang baik.
Jadi, persoalan lulus cepat atau nggak, bukan karena chatnya yang kurang sopan. Tapi, memang dari karakter dospemnya saja yang kadang memang kurang responsif terhadap mahasiswanya. Mau sopan atau nggak chatan-nya, kalau dospemnya suka bikin sebel, ya sebel juga jadinya.
Dan juga jika lulus lambat, nggak masuk akal juga sih jika menyalahkan dospemnya saja. Sebab, nggak semua dospem itu cuek.
Lulus lama ya karena memang ada mahasiswa yang kurang giat mau revisi. Ada juga yang lebih fokus ke organisasi ketimbang mengerjakan skripsi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
-
Jika Miranda Tak Kembali ke Barcelona, Apa Keuntungan Blaugrana?
Artikel Terkait
-
Viral Polisi Suruh Pendemo Tolak UU TNI Cap Jari dan Foto, Publik Murka: Mereka Penjahat?
-
Demo Tolak UU TNI, Mahasiswi Ini Skakmat Annisa Mahesa: Diskusi Baik-baik Mau Didengar?
-
Pendaftaran UTBK Ditutup, Peserta Diminta Cek Kembali Lokasi Ujian dan Syarat Pembayaran
-
Aksi Tolak UU TNI di Jakarta Berakhir Ricuh
-
Massa Pendemo Tolak UU TNI di DPR Dipukul Mundur Aparat, Satu Motor Ludes Terbakar!
Kolom
-
Indonesia Krisis Inovasi: Mengapa Riset Selalu Jadi Korban?
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?
-
Jalan Terjal Politik Ki Hajar Dewantara: Radikal Tanpa Meninggalkan Akal
-
Lebaran: Hari Kemenangan Sekaligus Kekalahan
Terkini
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 2, Kekuatan Esper Bukanlah Segalanya
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Dilema Tristan Gooijer: PSSI Ngebet Naturalisasi, tetapi Sang Pemain Cedera
-
Rilis Foto Pembacaan Naskah, Ini 5 Pemeran Drama Labor Attorney Noh Moo Jin
-
Selain Donatur Dilarang Ngatur: Apakah Pria Harus Kaya untuk Dicintai?