Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Erisfa Fathimatuz Zahro
Ilistrasi orang sedang menulis.[Pexels/Karolina Grabowska]

Menjadi penulis yang memiliki segudang imajinasi di kepala tentu sangat menyenangkan apabila bisa dituangkan dalam bentuk tulisan yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Namun, semahir apapun seorang penulis pasti juga pernah mengalami yang namanya writer's block, kondisi di mana seseorang yang biasanya pandai menulis merasa jika idenya terhenti dan kehilangan kemampuan dalam menulis.  

Nah, untuk menghentikkan yang namanya writer's block ini, ada 3 hal yang dapat dilakukan supaya ide menulis kalian menjadi lancar. Iya, selancar jalan tol. 

1. Mendengarkan musik

Kebanyakan penulis akan memilih jalan ini untuk mendapatkan ide di saat pikiran sedang buntu. Musik sering menjadi bahan inspirasi penulis untuk membuat cerita. Semisal saat mendengarkan musik mellow, seorang penulis akan mendapatkan ide untuk membuat adegan cerita yang sedih. Terkadang menulis sembari mendengarkan musik semakin membuat tulisan kita lebih mengandung emosi sehingga para pembaca terbawa suasana yang tersaji dalam cerita. 

2. Keluar Rumah

Ada dua tipe penulis dalam menulis, yakni ada yang lebih suka menulis di dalam ruangan tertutup dan ada juga yang lebih senang menulis di ruang terbuka sembari mengamati keadaan sekitar. 

Untuk penulis yang suka menulis di ruang tertutup, sebagian besar lebih mengandalkan imajinasinya, sedangkan bagi penulis yang senang menulis di ruang terbuka lebih mengandalkan indra penglihatannya. 

Untuk kalian para penulis yang mengalami buntu ide, coba deh keluar rumah. Amati apa yang ada di sekitar kalian. Semisal pergi ke taman untuk merilekskan pikiran atau sekadar menikmati pemandangan. Saat di sana, pasti akan tebersit sebuah ide di kepala yang mendorong kalian untuk cepat-cepat menulis. Seperti ketika kalian melihat ada sebuah keluarga kecil yang tengah bercanda di tengah-tengah taman, atau sepasang remaja SMA yang tengah saling berkejaran di pinggir danau. Tentu saja melihat kejadian tersebut akan menggunggah seorang penulis untuk menulis adegan dari objek yang baru saja ia amati. 

3. Membaca Buku Diary 

Punya buku harian rahasia? Untuk seseorang yang sejak kecil sudah memiliki jiwa penulis, pasti tak akan melewatkan kejadian istimewa yang pernah ia alami untuk dituliskan ke sebuah buku harian. Terkadang seseorang lebih mudah berbagi cerita terhadap buku ketimbang manusia untuk menghindari bocornya rahasia yang tak ingin diketahui oleh banyak orang. 

Bernostalgia dengan membaca ulang buku diary sangat membantu seorang penulis untuk mengusir writer's block. Untuk kalian para penulis, jangan lupa jika pengalaman diri sendiri juga bisa menjadi inspirasi dalam membuat cerita. Semisal tentang cinta monyet yang pernah kalian alami, atau mungkin berbagai masalah yang pernah kalian hadapi yang juga tertuang di buku harian, tentu saja kisah-kisah lama tersebut bisa menjadi referensi untuk dijadikan konflik utama maupun sampingan dalam sebuah cerita yang sedang kalian buat. 

Erisfa Fathimatuz Zahro