Melihat anak-anak zaman sekarang yang sering bermain game lewat ponsel, membuat kita yang lahir tahun 1990-an merasa rindu dengan mainan kita di waktu kecil. Ada banyak mainan yang lebih menyenangkan di masa kita, tentunya mainan yang jauh dari kata digital. Mainan yang bisa dimainkan di luar rumah dan berkumpul bersama teman-teman.
Beberapa mainan pada waktu itu mungkin masih ada sampai sekarang, tapi sudah jarang peminatnya. Lantaran sekarang anak-anak lebih memilih game online yang mengandalkan perangkat digital untuk memainkannya. Sebenarnya apa saja sih mainan anak 1990-an?
Nah, berikut 4 mainan anak tahun 1990-an yang pernah populer di zamannya.
1. Monopoli
Monopoli adalah permainan strategi yang bisa dimainkan maksimal empat orang. Di atas kertas atau papan, terdapat bermacam-macam kota dari berbagai negara yang nantinya bisa kita beli. Masing-masing pemain memiliki modal uang dengan jumlah yang sama, kemudian menggerakkan pion dengan cara melempar dadu. Aturan-aturan dalam permainan pun harus dituruti oleh pemain, siapa yang memiliki uang paling banyak adalah pemenangnya.
2. Yoyo
Yoyo adalah mainan berbentuk lingkaran seperti roda dan menggunakan tali untuk memutarnya. Lingkarannya bisa terbuat dari kayu, plastik, ataupun besi. Yoyo modern bisa menyala saat dimainkan, bahkan ada yoyo yang bisa mengeluarkan percikan api saat bergesekan dengan tanah.
Siapa yang tidak tahu layang-layang? Bahkan lagunya pun sudah ada dari dulu. Untuk anak 1990-an, layang-layang sangatlah berarti. Kita mau repot-repot berlari mengejar layangan putus untuk mendapatkannya. Harganya pun terbilang murah untuk kita di zaman itu. Bahkan kita bisa membuatnya dengan mudah, menggunakan bambu, kertas, lem, dan benang.
4. Tembakan Bambu
Tembakan Bambu memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah, misalnya di Kota Tegal, mainan ini bernama Pak Pak Dor. Mainan ini terbuat dari bambu kecil yang berlubang dari ujung ke ujung, panjangnya sekitar 30 sentimeter, dan menggunakan kertas basah yang dibentuk bulat sebagai pelurunya. Cara memainkannya adalah dengan menyodok bagian lubang yang sudah diisi peluru, suara yang dihasilkan pun bervariasi kerasnya. Tergantung mutu dari bambu yang dipakai.
Nah, itulah 4 mainan anak tahun 1990-an yang pernah populer di zamannya. Jika dibandingkan dengan mainan anak zaman sekarang, tentu mainan anak 1990-an lebih bervariasi. Jika kita rindu dan ingin memainkannya, masih ada toko yang menjual mainan-mainan tersebut. Tinggal usaha kita untuk mendapatkannya. Yuk, bernostalgia!
Baca Juga
-
Cari The Exile? Ini 3 Cara Mengalahkan Xuanwen Beast di Game Genshin Impact
-
Terkenal Gesit, Ini 3 Cara Mengalahkan Geovishap Hachling di Gim Genshin Impact
-
Gampang tapi Hebat, Ini 3 Cara Menggunakan Lyney di Gim Genshin Impact
-
3 Cara Mengalahkan Fatui Snezhnayan Maiden di Gim Genshin Impact
-
Bannyak yang Belum Paham, Ini 3 Cara Menggunakan Noelle di Gim Genshin Impact
Artikel Terkait
-
Anak Jadi Dalih Lesti Kejora Damai di Kasus KDRT, Komnas PA Beri Respons Menohok
-
Ditemukan Banyak Kasus Gagal Ginjal Akut, IDAI Sarankan Tak Memberikan Parasetamol Sirup ke Anak
-
Satu Kasus Gagal Ginjal Akut Ditemukan di Banyumas, IDAI Masih Lacak Penyebabnya
-
Dinilai Arogan, Ratusan Siswa SMAN 1 Turen Malang Demo Tuntut Kepala Sekolah Mundur
-
Pilunya Gadis 16 Tahun di Tuban Diperkosa Kakak Iparnya Sampai Hamil 5 Bulan
Hobi
-
Match Recap Malaysia Masters 2025 Day 2: 7 Wakil Indonesia Raih Kemenangan
-
Battlefield Labs Hadir: Uji Coba Gameplay Baru untuk Masa Depan Battlefield
-
2 Nama yang Berpeluang Gantikan Denny Landzaat jika Tinggalkan Timnas Indonesia
-
Alfredo Vera Masuk Nominasi Pelatih Terbaik Usai Selamatkan Madura United
-
Pemanggilan Rafael Struick: Statistiknya Buat Fans Meragukan Kemampuannya
Terkini
-
Review Buku The Principles of Power: Tentang Menjadi Berpengaruh Tanpa Harus Berkuasa
-
SHINee Rayakan 17 Tahun Debut Lewat Single 'Poet | Artist' Ciptaan Jonghyun
-
7 Rekomendasi Drama China Genre Romance yang Dibintangi Member THE9
-
Ulasan Novel How to End A Love Story:Ketika Cinta Harus Bertemu Luka Lama
-
Ulasan Buku Finding My Bread, Kisah si Alergi Gluten Membuat Toko Roti