Babak semifinal leg pertama gelaran Piala AFF 2022 antara Indonesia melawan Vietnam berakhir dengan skor sama kuat. Bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang merupakan kandang Indonesia, kedua kesebelasan sama-sama tak mampu mencetak gol dan mengakhiri laga dengan skor imbang.
Secara matematis, hasil imbang di kandang Garuda merupakan sebuah hal yang kurang maksimal bahkan cenderung merugikan bagi anak asuh coach Shin Tae Yong tersebut. Namun, menilik kekuatan terkini yang dimiliki oleh Vietnam, hasil imbang yang diraih oleh Asnawi Mangkualam Bahar dan kolega tersebut bukanlah sebuah aib.
Iya, seperti yang kita ketahui bersama, Vietnam saat ini merupakan kekuatan utama persepakbolaan Asia Tenggara. Selain memiliki peringkat tertinggi di FIFA, Vietnam juga satu-satunya perwakilan Asia Tenggara yang berhasil melaju ke babak akhir kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Jadi, tim manapun dipastikan akan kesulitan saat berjumpa dengan pasukan Negeri Paman Ho, termasuk Indonesia.
Bahkan jika kita membandingkan dengan beberapa waktu lalu, Vietnam pernah menghancurkan Indonesia di kandang sendiri saat kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022. Tanggal 15 September 2019, Indonesia yang tergabung di grup B kualifikasi zona Asia, kedatangan Vietnam di Stadion I Wayan Dipta Gianyar Bali. Menargetkan kemenangan, Indonesia justru dibabat oleh The Golden Dragon dengan skor 1-3.
Pun demikian halnya dengan pertemuan-pertemuan lainnya. Indonesia selalu kesulitan kala bersua dengan Vietnam, baik di kelompok umur maupun di level senior. Bahkan kita juga masih ingat, Indonesia pernah dibabat empat gol tanpa balas saat melanjutkan babak kualifikasi Piala Dunia 2022 yang dipusatkan di Uni Emirat Arab pada bulan Juni 2021 lalu.
Jadi, hasil imbang melawan Vietnam di kandang bukanlah sebuah aib bagi anak asuh coach Shin Tae Yong. Karena bagaimanapun, Vietnam saat ini bukanlah tim sembarangan, dan level mereka pun sudah merambah ke fase benua Asia. Terlebih lagi, Park Hang Seo sudah menangani tim ini secara berjenjang, mulai dari kelompok umur, hingga level senior yang sekarang. Jadi, sang pelatih sudah mengetahui segala aspek yang menjadi kekuatan dan tentu saja kelemahan tim yang ditanganinya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Bukan Hanya Sekadar Pindah, Hijrahnya Jay Idzes Juga Pecahkan Rekor Kawasan ASEAN!
-
Jay Idzes, Saga Transfer dan Kepindahannya yang Selalu Membawa Untung bagi Pihak Klub
-
Piala Kemerdekaan 2025, Timnas Indonesia dan Pengobat Rindu Racikan ala Shin Tae-yong
-
Bukan Homegrown, Bisakah Mees Hilgers Bermain di Inggris Meski Peringkat Indonesia Tak Penuhi Syarat
-
2 Alasan Jay Idzes Bakal Jadi Andalan Sassuolo Meski Harus Bersaing dengan Banyak Nama
Artikel Terkait
-
Nova Arianto: Timnas Indonesia U-17 Siap Tempur Lawan Uzbekistan
-
80 Tahun Kemerdekaan RI: Lapangan Kerja Kurang, 7 Juta Nganggur, 70 Juta Bekerja Tanpa Jaminan!
-
Setelah Merdeka, Indonesia Pernah Gunakan Uang Jepang dan Belanda Jadi Alat Pembayaran
-
Core Indonesia: 80 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Resah soal Kondisi Ekonomi
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Uzbekistan di Piala Kemerdekaan 2025
Hobi
-
Sejarah Futsal: Kisah Inspiratif dari Lapangan Kecil!
-
Bukan Hanya Sekadar Pindah, Hijrahnya Jay Idzes Juga Pecahkan Rekor Kawasan ASEAN!
-
Jay Idzes, Saga Transfer dan Kepindahannya yang Selalu Membawa Untung bagi Pihak Klub
-
PSSI Kebut Naturalisasi Mauro Zijlstra, Media Asing: Terlalu Buru-Buru!
-
Piala Kemerdekaan 2025, Timnas Indonesia dan Pengobat Rindu Racikan ala Shin Tae-yong
Terkini
-
Kalahkan TXT, NCT Dream Raih Trofi Pertama Lagu Chiller di 'M Countdown'
-
Ulasan Novel Islammu Adalah Maharku: Di Antara Amin yang Tak Sama
-
Review Jujur Selepas Nonton Film Sihir Pelakor, Masih Tayang di Bioskop
-
Seru! Review 'Pride and Prejudice and Zombies': Romansa dan Teror Wabah
-
Reply oleh Yuju: Ucapan Selamat Tinggal Manis untuk Mantan Kekasih