Ajang China Open 2023 sebagai bagian dari turnamen di bawah BWF minggu depan mulai digelar. Hingga hari ini, tercatat 16 wakil Indonesia siap diturunkan dalam turnamen dengan level super 1.000 ini. Termasuk di antaranya di sektor ganda putra.
Dalam sektor ganda putra, lima pasangan Indonesia dipastikan diturunkan. Mulai dari Fajar/Rian hingga Pramudya/Yeremia, sehingga secara hitungan Indonesia akan turun full team di sektor ini.
Namun jika melihat hasil drawing yang dilakukan BWF, rasa khawatir harus ditunjukkan. Hal ini semata-mata didasarkan pada pencapaian sektor ganda putra Indonesia belakangan ini. Secara umum penampilan mereka belum stabil, dan belum mampu mencapai hasil maksimal.
Fajar/Rian sendiri tampil sebagai unggulan pertama dalam China Open 2023. Yang perlu diketahui bahwa posisi ini disebabkan poin yang dimilikinya hingga saat ini. Sementara dalam urusan prestasi, hingga saat ini terbilang kurang bersinar.
Bahkan dalam beberapa even Fajar/Rian justru tersingkir di babak awal. Sementara itu dalam drawing yang ada mereka harus berhadapan dengan Kim Astrup/Rasmussen. Jika pun lolos, mereka sudah ditunggu pasangan China Taipei, teremasuk yang mengandaskan keduanya di Kejuaran Dunia.
Nasib tidak kalah apes pun dihadapi Leo/Daniel. Di babak 32 besar keduanya sudah harus menghadapi Liang Wei Keng/Wang Chang pasangan China penghuni unggulan ke-3. Tugas berat dipastikan akan dihadapi, tapi kalau mampu melewati lawan berikutnya lebih ringan.
Pasangan senior Indonesia, Ahsan/Hendra belum-belum sudah ketemu ganda putra Korea Selatan pawang ganda putra Indonesia, Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae.
Pasangan Korea Selatan yang sempat dikalahkan keduanya ini, dipastikan akan tampil maksimal. Apalagi keduanya baru saja menjuarai BWF Championship 2023 di Denmark.
Giliran Bagas/Fikri, pasangan India yang energik Rankireddy/Shetty siap mengajak mereka berkeringat. Pasangan ini terbilang luar biasa di tahun ini.
Peringkatnya kini menempel Fajar/Rian di peringkat BWF. Jika permainan Bagas/Fikri hanya seperti biasanya, dapat dipastikan akan kalah menghadapi pasangan India ini.
Nasib yang agak enak hanya dialami Pramudya/Yeremia. Endo/Takei, pasangan Jepang yang akan dihadapi, terhitung tidak berbahaya. Sehingga peluang ke babak berikutnya terbuka lebar.
Gambaran ini yang tersaji dalam drawing China Open 2023. Namun jika melihat level super 1.000 yang disandang, hal ini menjadi lumrah. Sebab dalam level ini semua pemain top dunia wajib tampil. Maka, tidak heran China Open 2023 tidak ubahnya kejuaran dunia.
Baca Juga
-
Mundurnya Kamboja dari SEA Games 2025 Tidak Hanya Untungkan Timnas Indonesia
-
Tambah 4 Pemain Diaspora, Harusnya PSSI Berani Revisi Target SEA Games 2025
-
Lini Belakang Keropos, Persib Bandung Gagal Raih Poin di Singapura dalam ACL 2
-
Bangkit dari Cedera, Jorji Melaju ke Final Kumamoto Masters 2025!
-
Borong 2 Gol Kemenangan ke Gawang Arema FC, Eksel Runtukahu Penuhi Janjinya
Artikel Terkait
-
China Open 2023: Babak Awal, Apriyani/Fadia Hadapi Wakil Terbaik Thailand
-
Skuad Indonesia di China Open 2023, Ada Anthony Ginting dalam Drawing!
-
Borneo FC Lepas 4 Pemain ke Timnas Indonesia U-23, Ada Nama yang Tak Boleh Tampil di Piala AFF U-23 2023
-
Maju ke Perempat Final Kejuaraan Dunia BWF 2023, Hendra/Ahsan Ungkap Kunci Kemenangannya Atas He/Zhou
-
Tuai Kekecewaan, Kekalahan Fajar/Rian di Laga Awal Kejuaraan Dunia 2023
Hobi
-
Indra Sjafri Minta Maaf usai Timnas Indonesia Tersingkir di SEA Games 2025
-
Timnas Indonesia, SEA Games 2025 dan Kegagalan yang Hanya Berjarak 1 Gol Saja
-
Timnas Indonesia Merana, Gagal ke Semifinal SEA Games Meski Hajar Myanmar
-
Mental Baja, Asnawi Mangkualam Sentil Federasi: Harusnya Lindungi Tim Kami
-
SEA Games: Misi Timnas Indonesia Hindari Jegalan Myanmar Demi Semifinal
Terkini
-
Wednesday Season 3 Akhirnya Dapat Pembaruan Jadwal Mulai Produksi
-
Mulai dari Retinol hingga Diamond, Ini 3 Pilihan Serum Anti-Aging Somethinc
-
Agak Laen 2 Keluar Jadi Film Indonesia Terlaris ke-5 Sepanjang Masa
-
Puaskan Penonton, Wake Up Dead Man: A Knives Out Mystery Raih Rating 94%
-
Muda, Berbudaya, dan Adaptif: Tukar Akar Hadirkan Sastra yang Lebih Inklusif