Dalam berkendara dengan kecepatan yang sangat tinggi, seorang pembalap MotoGP pasti membutuhkan berbagai macam alat pengaman. Mulai dari pakaian, topi, sepatu, dan alat lain yang punya fungsi detail dari pembalap, salah satunya adalah plester hidung.
Bukan sembarang plester, plester yang digunakan pembalap MotoGP itu ada fungsi khususnya, lho. Mungkin di gelaran MotoGP Mandalika kemarin, kamu menemukan beberapa rider yang memakai plester di hidung mereka.
Lantas apa sih fungsinya? Melansir dari laman Kyro Sports, pembalap menggunakan plester khusus itu karena jika asupan energi dan oksigen yang mereka dapat saat balapan tidak cukup, itu bisa menyebabkan kelelahan dan gangguan pada otot.
Pada saat melakukan aktivitas fisik, proses metabolisme dalam tubuh menjadi cepat dan memerlukan energi yang cukup.
Penelitian menunjukkan bahwa plester hidung khusus seperti yang dipakai rider MotoGP efektif untuk mengoptimalkan pernapasan, dengan adanya peningkatan asupan oksigen, maka performa mereka tidak akan terganggu.
Plester khusus itu pertama kali dikembangkan oleh Patrick McKeown. Ini adalah alat mekanis yang membantu mengurangi masalah pernapasan.
Fungsinya yakni membantu meningkatkan pernapasan selama latihan atau olahraga, mengurangi resistensi area lubang hidung untuk meningkatkan laju pernapasan dengan membuka saluran hidung dan memungkinkan lebih banyak aliran udara di dalam tubuh.
Oleh karena itu, para atlet dan pembalap memilih menggunakan plester khusus itu agar konsentrasinya lebih baik dan performanya maksimal.
Penyebab lain pembalap MotoGP menggunakan plester ini yakni helm pelindung kepala yang mereka gunakan untuk menghindari cedera, helm itu bisa membuat pasokan oksigen berkurang secara signifikan.
Selain itu, berkendara dengan kecepatan tinggi bisa menyebabkan kesulitan bernapas. Jika mereka menggunakan plester khusus itu saat balapan, rongga hidung mereka akan melebar dan bernapas pun jadi lebih lega.
Nah, itu tadi alasan kenapa pembalap MotoGP kerap memakai plester di hidung mereka. Intinya, benda itu dipakai agar pernapasan mereka tetap baik selama balapan.
Kalau pernapasan terganggu, otomatis itu juga akan membahayakan pembalap yang berkendara di kecepatan tinggi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Sudah Dewasa, Jos Verstappen Lebih Lega Lepas Max Verstappen di Formula 1
-
Rem Bermasalah, Ducati Sudah Siap Sejak Tahun Lalu Jika Harus Pakai GP24
-
Sempat Alami Cedera, Jorge Martin Siap Bertempur di GP Thailand 2025
-
Pecco Bagnaia: Marc Marquez Kompetitif dan Paling Siap Jalani MotoGP 2025
-
Tak Mau Kalah, Oscar Piastri Juga PD Bisa Jadi Juara Dunia F1 2025
Artikel Terkait
-
Rem Bermasalah, Ducati Sudah Siap Sejak Tahun Lalu Jika Harus Pakai GP24
-
Sempat Alami Cedera, Jorge Martin Siap Bertempur di GP Thailand 2025
-
Pemesanan Tiket MotoGP Mandalika Mulai Dibuka, Harga Termurah Rp 140 Ribu
-
Pecco Bagnaia: Marc Marquez Kompetitif dan Paling Siap Jalani MotoGP 2025
-
Pertama Kali Jadi Pembalap Pabrikan, Marco Bezzecchi Alami Kebingungan
Hobi
-
Rinov/Pitha Comeback di Kejuaraan Asia 2025, Kembali Jadi Ganda Campuran Permanen?
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?
-
Piala Asia U-20: Timnas Indonesia dan Yaman Jalani Pertarungan Pelipur Lara
-
Persik Kediri Bidik Kemenangan di Bali, Badai Cedera Tak Jadi Penghalang?
-
PSS Sleman Rekrut Pieter Huistra, Tugas Berat Menanti Eks Pelatih Borneo FC
Terkini
-
7 Karakter Penting dalam Drama China Blossom, Siapa Favoritmu?
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Buku She and Her Cat:Ketika Seekor Kucing Menceritakan Kehidupan Pemiliknya
-
H-5 Debut, Hearts2Hearts Ungkap Daya Tarik Single Debut The Chase
-
J-Hope BTS dan IVE Dikonfirmasi Tampil di Festival Lollapalooza Berlin 2025