Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Gerald Vanenburg, pelatih Timnas U-23. (Instagram/geraldvanenburgofficial)

Pertandingan semifinal Piala AFF U-23 2025 antara Timnas Indonesia dan Thailand berlangsung dramatis dari menit awal hingga babak akhir. Kedua tim bermain dengan intensitas tinggi, menampilkan permainan penuh tekanan maupun determinasi.

Dalam partai yang sarat gengsi ini, Thailand membuka skor lebih dulu lewat gol Yotsakorn Burapha pada menit ke-60, yang membuat tekanan berada di pundak skuad Garuda Muda. Namun, Garuda Muda tidak tinggal diam. Gol balasan dari Jens Raven pada menit ke-84 berhasil menyamakan kedudukan dan memaksa laga dilanjutkan hingga babak tambahan.

Meski kedua tim bermain agresif sepanjang 120 menit, skor tetap bertahan 1-1. Adu penalti pun menjadi penentu kemenangan. Di momen menegangkan itu, Timnas Indonesia berhasil keluar sebagai pemenang. Skor 7-6 memastikan Indonesia melaju ke partai final menghadapi Vietnam.

Namun, ada yang menarik terjadi setelah pertandingan. Dalam jumpa pers usai laga, sosok yang muncul bukanlah pelatih kepala Gerald Vanenburg, melainkan Frank van Kempen yang merupakan asistennya. Hal ini langsung menimbulkan tanda tanya dari para awak media.

Menurut van Kempen, Vanenburg mengalami kelelahan vokal karena atmosfer pertandingan yang begitu panas. Emosi yang meluap selama 120 menit serta adu penalti yang mendebarkan membuat sang pelatih larut dalam euforia, hingga kehilangan kemampuan berbicara.

“Suara beliau habis. Dia berteriak terlalu keras tadi, jadi sekarang sudah tidak bisa bicara. Makanya saya yang hadir di sini menggantikannya. Untuk malam ini, sudah cukup bagi dia,” kata Frank, melansir Antara News pada Sabtu (26/7/2025).

Kondisi tersebut semakin menegaskan intensitas yang dialami oleh tim pelatih selama laga semifinal. Tak hanya pemain yang digempur tekanan, tetapi staf pelatih pun turut merasakannya dalam bentuk lain.

Vanenburg memang patut mendapat apresiasi besar. Di tengah kondisi tim yang tidak ideal karena beberapa pemain kunci absen karena cedera, ia tetap mampu menyiapkan strategi matang yang sukses menahan serangan Thailand dan memenangkan adu penalti.

Dalam beberapa pertandingan terakhir, Gerald Vanenburg menunjukkan kualitasnya sebagai pelatih yang piawai. Ia mampu membentuk skuad muda Indonesia menjadi tim yang tangguh, penuh semangat juang, dan bermain dengan gaya atraktif meski minim laga uji coba.

Keputusannya untuk mengambil risiko tanpa persiapan matang, termasuk minimnya laga uji coba eksternal, justru memperlihatkan keyakinan besar terhadap potensi para pemain muda Indonesia. Kepercayaan itu kini berbuah manis, mengingat tiket ke final sudah di tangan.

Sinyal Positif Masa Depan Timnas U-23 di Bawah Asuhan Gerald Vanenburg

Perjalanan Indonesia di ajang Piala AFF U-23 2025 sejauh ini menjadi sinyal kuat bahwa masa depan Timnas U-23 berada di tangan yang tepat. Di bawah arahan Vanenburg, skuad Garuda Muda menunjukkan ketangguhan dan konsistensi.

Mereka keluar sebagai juara Grup A dengan performa bertahan yang kuat, dan ketika menghadapi Thailand yang dikenal sebagai salah satu tim tangguh di kawasan, mereka mampu bermain imbang hingga 120 menit dan unggul di adu penalti.

Filosofi permainan yang dibawa Vanenburg bukan hanya soal taktik, tapi juga mentalitas. Ia membangun semangat juang tinggi di dalam tim, mendorong pemain untuk bermain maksimal dalam tekanan tanpa kehilangan arah.

Kiper muda Muhammad Ardiansyah tampil sebagai pemain terbaik di laga semifinal menjadi salah satu simbol dari kedalaman skuad yang diasuh Vanenburg. Pemain-pemain lain juga menunjukkan performa maksimal meski dihadapkan pada berbagai tantangan.

Keberhasilan ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menyamai atau bahkan melampaui prestasi terbaik mereka di edisi AFF U-23 sebelumnya. Final melawan Vietnam bisa menjadi momen puncak pembuktian generasi baru Timnas.

Momen absennya Vanenburg dalam jumpa pers menjadi simbol betapa besar dedikasi yang ia berikan. Ia mungkin tidak berbicara malam itu, tetapi semangatnya tetap terasa, diwakili oleh Frank van Kempen yang setia mendampingi sejak awal.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rana Fayola R.