Dalam sesi wawancara antara Radja Nainggolan dan awak pers kemarin (8/11/203) di Jakarta, terungkap satu fakta menarik. Saat itu, mantan pemain timnas Belgia dan beberapa klub Italia di antaranya Inter Milan ditanya alasan menolak untuk mengikuti program naturalisasi.
Dia mengatakan seandainya 18 tahun yang lalu Indonesia sudah seperti saat ini, mungkin saja mantan gelandang Inter Milan ini menerima tawaran PSSI.
“Delapan belas tahun lalu ketika saya pertama kali bermain untuk Belgia, saya rasa Indonesia belum ada di titik seperti saat ini. Jadi kalau kita berandai-andai 18 tahun lalu, semua hal bisa berubah,”ungkapnya di Jakarta kemarin.
Jika mengacu pada angka 18 yang disampaikan Radja Nainggolan, maka tahun 2005 yang menjadi pijakan, benar yang disampaikan. Karena bagaimanapun juga, urusan pindah kewarganegaraan bukan hal sepele.
Dengan pindah kewarganegaraan, akan banyak konsekuensi yang menyertainya. Termasuk pula prospek ke depan bagi sang pemain sendiri. Hal itulah yang menjadi pertimbangan mantan pengawa timnas Belgia ini.
“Ada banyak perubahan dan ini adalah hal positif untuk Indonesia,” tambahnya.
Apa yang diucapkan oleh Radja Nainggolan pasti akan diikuti oleh para pemain naturalisasi yang belakangan ini ‘membanjiri’ Indonesia. Dalam artian kondisi persepakbolaan Indonesia tidak menunjukkan prospek cerah ke depan.
BACA JUGA: PSSI Sebut Akan Menaturalisasi Dua Pemain, Nama Thom Haye Kembali Dikaitkan
Maka tidak heran jika Radja Nainggolan mengucapkan salut pada beberapa pemain diaspora yang mengikuti program naturalisasi. Keberanian mereka mengambil jalan itu pasti sudah melalui serangkaian pertimbangan yang matang.
Harus diakui dalam program naturalisasi belakangan ini sangat kental dengan aroma pembangunan pondasi timnas Indonesia untuk menjadi lebih baik. Shin Tae-yong sendiri mengatakan keberadaan para pemain naturalisasi juga sebagai cara membangun rasa percaya diri timnas Indonesia.
Hasilnya sangat luar biasa. Dalam tahun ini, Indonesia mengalami peningkatan ranking FIFA yang signifikan. Dari 175 menjadi 145 saat ini.
Hal lain yang justru sangat terasa bangkitnya rasa percaya diri pemain, baik pemain local maupun naturalisasi. Hal ini tidak lepas dari serangkain pencapaian apik dalam setiap pertandingan yang mereka lakoni.
Bekal berbagai kemenangan dan hasil positif, secara perlahan membangun rasa percaya diri dan para pemain dan tumbuhnya nyali siap bertanding menghadapi siapa pun. Sebuah sikao yang dahulu tidak dimiliki para pemain timnas Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 Jadi Tantangan Berat bagi Gerald Vanenburg
-
Kemenangan atas Thailand Jadi Panggung bagi Jens Raven dan Hokky Caraka
-
Kalah di China Open 2025, Akankah Anthony Ginting Seperti Kento Momota?
-
Pelatih Malaysia Puji Timnas Indonesia U-23, Hati-Hati Mungkin Ini Jebakan!
-
SEA V League 2025: Timnas Voli Putra Indonesia Menang 3-2 atas Filipina
Artikel Terkait
Hobi
-
Baru Main Futsal? Ini Formasi yang Wajib Kamu Coba Biar Nggak Keteteran
-
Futsal Bukan Sekadar Hobi, Tapi Gaya Hidup Anak Muda Zaman Now!
-
Futsal dan Filosofi Hidup: Dari Lapangan, Mimpi dan Karakter Diri
-
BRI Super League: PSIM Yogyakarta Ratakan Menit Bermain dalam Uji Coba
-
BRI Super League: Arema FC Benahi Mentalitas untuk Jalani Laga Tandang
Terkini
-
7 Drama China yang Dibintangi Zhao Qing, Terbaru The Immortal Ascension
-
Ulasan Novel Overruled: Ambisi Dua Pengacara dalam Memperebutkan Kemenangan
-
Probabilitas atau Performa? Review Gim Demon Slayer The Hinokami Chronicles
-
Makoto Shinkai Janji Rilis Film Baru di 2025, Fans Minta Satu Hal Ini
-
iLy oleh Say My Name: Ungkapan Rasa Cinta dan Rindu yang Mendalam