Arema FC tengah bersiap menyambut kompetisi BRI Super League 2025/2026 dengan serangkaian langkah evaluatif dan progresif. Salah satu perhatian utama tim saat ini adalah membenahi mentalitas pemain, salah satunya adalah saat menghadapi laga tandang.
Dua laga uji coba yang dijalani Singo Edan menjadi cerminan awal persiapan mereka. Di satu sisi, kemenangan telak 7-1 atas RANS Nusantara menunjukkan potensi tim. Namun di sisi lain, kekalahan 0-3 dari Persija Jakarta menjadi alarm bahaya bagi Arema FC untuk berbenah secara menyeluruh.
Merujuk ileague.id, pelatih Marco Santos secara terbuka mengakui bahwa hasil kontra Persija adalah pukulan yang harus dijadikan bahan evaluasi.
“Beberapa pemain sudah merespon dengan sangat baik terhadap apa yang dikerjakan,” ujar pelatih asal Portugal itu, Sabtu (2/8/2025).
Dalam pernyataannya, Santos juga menyoroti tidak lengkapnya skuad saat uji coba menjadi kendala teknis yang cukup berpengaruh.
“Kami telah kehilangan empat hingga lima pemain yang sangat penting bagi tim. Seandainya mereka telah kembali, tim kami akan lebih kuat. Kami akan lebih siap dan kami harus percaya itu,” tambahnya.
Namun, aspek mentalitas menjadi perhatian yang lebih mendalam. Santos menilai bahwa faktor ini menjadi penentu dalam laga besar seperti melawan Persija, di mana gol pertama yang bersarang justru langsung menggoyahkan kepercayaan diri anak asuhnya.
“Dalam waktu dekat ini kami harus melatih mentalitas para pemain, terutama untuk pertandingan tandang ini, di mana para penggemar memberi tekanan pada kami,” tegasnya.
Kondisi ini semakin diperparah dengan minimnya dukungan langsung suporter di stadion dalam beberapa musim terakhir. Bahkan dalam dua laga kandang terakhir mereka di BRI Liga 1 2024/25 yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, kehadiran penonton sangat terbatas.
Bagi Santos, atmosfer stadion yang penuh dukungan justru menjadi modal penting untuk membentuk mental bertanding yang solid. Pasukan Singo Edan masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi sebelum kompetisi dimulai.
Target besar memang telah dipasang oleh manajemen tim. Arema FC membidik papan atas klasemen Liga 1 2025/2026 setelah hanya mampu finis di posisi ke-10 musim lalu dengan 47 poin. Ini menjadi tantangan besar sekaligus semangat baru di bawah kepemimpinan Marco Santos.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Arema telah mempertahankan mayoritas pemain musim lalu. Hanya satu pemain asing yang dilepas, sementara pemain muda potensial seperti Salim Tuharea telah diamankan lewat kontrak jangka panjang.
Peran Pemain Baru dalam Mempertebal Kekuatan Arema FC
Kehadiran pemain asing baru menjadi warna baru dalam skuad Arema FC musim ini. Salah satunya adalah Ian Lucas Puleio Araya, winger berkualitas yang bisa bermain di dua sisi lapangan. Karakter kerja keras dan pengalaman Eropa yang dimilikinya menjadi nilai lebih.
Kehadiran pemain asing baru juga membantu menambah kedalaman skuad, terutama di sektor sayap dan lini tengah. Ini membuat Arema memiliki lebih banyak variasi taktik, sekaligus menjaga daya tahan fisik untuk kompetisi panjang yang intensif.
Tak hanya secara teknis, pemain asing juga membawa pengaruh positif dalam kultur kerja tim. Mereka didorong untuk menjadi contoh dalam kedisiplinan dan etos kerja, yang menurut manajemen tim akan berdampak langsung pada performa lapangan.
Pelatih dan staf pelatih terus mendorong para pemain untuk tampil optimal di setiap sesi latihan. Harapannya, ketika peluit pertandingan pertama dibunyikan, Arema FC sudah dalam kondisi paling siap secara fisik, mental, dan teknis.
Secara keseluruhan, Arema FC menunjukkan kesiapan menyeluruh jelang musim baru. Fokus pada pembenahan mentalitas, pembentukan tim yang solid, hingga peran strategis para pemain asing diharapkan bisa menjawab tantangan musim 2025/2026.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rizky Ridho Ngamuk? Strategi Diving Bali United Kacaukan Skenario Persija Jakarta
-
Mengenal Adam Febrian: Musisi Multitalenta yang Resmi Nikahi Feby Putri
-
Gregoria Mariska Batal Partisipasi di Dua Ajang Bergengsi, PBSI Buka Suara
-
Gagal Total, Gerald Vanenburg Terlalu Paksakan Gaya Bermain Ala Eropa?
-
Erick Thohir, dan Masa Kelam Inter Milan yang Hantui Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
BRI Super League: Alan Cardoso Kerahkan Kemampuan Maksimal untuk Persija
-
BRI Super League: Ciro Alves Siap Jaga Respect jika Hadapi Persib Bandung
-
Daftar Lengkap Jadwal BRI Super League 2025, Semua Pertandingan Liga 1 dari Awal Musim
-
BRI Super League: Abduh Lestaluhu Bongkar Kunci Adaptasi di Malut United
-
BRI Super League: Borneo FC Terus Upayakan Kekompakan Jelang Musim Baru
Hobi
-
Belum Juga Jera, AFC Kembali Bikin Ulah Jelang Bergulirnya Ronde Keempat Babak Kualifikasi
-
AFC Pilih Wasit Asal Kuwait untuk Ronde Keempat, Tim Mana yang Paling Diuntungkan?
-
Dari Hobi ke Prestasi, Futsal Jadi Gaya Baru Anak Muda
-
AFC Cari Gara-gara Lagi dengan Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Futsal dan Persahabatan Gen Z
Terkini
-
Jago Matematika Disebut Pintar: Kenapa Angka Jadi Ukuran Cerdas di Indonesia?
-
Zita Anjani dan Gelombang Kritik: Antara Tanggung Jawab dan Gaya Hidup
-
Ghosting Bukan Selalu Soal Cinta: Saat Teman Jadi Avoidant
-
Demo Ojol Geruduk DPR di Tengah Hujan: Ini Tuntutan Pedas Mereka!
-
Tinggalkan Citra Kanak-Kanak, Arsy Hermansyah Usung Musik Modern di Lagu 'Picnic'