Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Yakob Sayuri dan Ivar Jenner saat memperkuat Timnas Indonesia di laga melawan Australia (pssi.org)

Perlawanan sengit ditunjukkan oleh Timnas Indonesia saat berjumpa dengan Asustralia di babak 16 besar gelaran Piala Asia 2023. Meskipun pada akhirnya harus kandas dengan skor telak empat gol tanpa balas, namun permainan yang ditunjukkan oleh anak asuh Shin Tae Yong tersebut benar-benar memukau.

Melawan tim langganan Piala Dunia sekaligus negara yang menyulitkan langkah Argentina di Piala Dunia 2022 lalu, Timnas Indonesia menunjukkan permainan layaknya tim-tim dari benua Eropa.

Tak silau dengan komposisi materi pemain The Socceroos, Pasukan Garuda justru tampil konstan menekan sedari awal permainan dimulai. Sebuah hal yang cukup mengejutkan, sekaligus membahagiakan, mengingat gap kedua kesebelasan yang begitu besar di peringkat FIFA terkini.

Tak hanya menguasai jalannya pertandinga, Timnas Indonesia juga konstan mengurung Australia, tim yang hanya kalah 1-2 dari Argentina di babak 16 besar Piala Dunia lalu. Iya, ini adalah kali pertama Pasukan Garuda bisa tampil menekan Australia, setelah sebelumnya selalu menjadi pihak yang terkurung saat keduanya berjumpa.

Namun sayangnya, permainan berkelas Eropa tersebut tak diimbangi dengan finishing yang mumpuni dari para penggawa Garuda. Menyadur data statistik yang dirilis oleh akun Instagram @lapangbolacom pada 28 Januari 2024, Timnas Indonesia tidaklah kering peluang. 

Menyadur unggahan di kanal YouTube RCTI Entertainment pada Senin (29/01/2024), setidaknya terdapat lima kesempatan para pemain Indonesia bisa mengkreasikan peluang dan mengancam jala gawang lawan.

Diawali dengan peluang dari Rafael Struick di menit keenam, kemudian tembakan keras Justin Hubner, Yakob Sayuri di menit ke-39, Marselino Ferdinan di menit ke 41, semuanya masih enggan untuk menemui sasaran.

Peluang-peluang terbaik yang mereka kreasikan pun pada akhirnya musnah, tak terkonversi menjadi sebuah gol sepertimana semestinya.

Tentu saja hal ini masih menjadi sebuah handycap tersendiri bagi skuat besutan coach Shin Tae Yong. Bagaimana tidak, dengan permainan berkelas layaknya tim-tim yang berasal dari benua Eropa, Timnas Indonesia belum memiliki penyelesaian akhir yang mumpuni untuk mengkonversikan setiap peluang yang didapatkan.

Tanpa bermaksud merendahkan, kualitas finishing yang dimiliki oleh Timnas Indonesia di laga melawan Australia kemarin, tak ubahnya finishing kualitas Liga 1 Indonesia, di mana masih saja meghambur-hamburkan peluang yang didapatkan, di mana seharusnya bisa dimaksimalkan menjadi gol yang bisa menentukan hasil akhir pertandingan.

Sepertinya Timnas Indonesia masih perlu mendatangkan pemain naturalisasi di sektor lini serang ya?

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.