Kegagalan cabang olahraga bulu tangkis Indonesia terlihat lagi di Badminton Asia Team Championship (BATC) 2024 yang diselenggarakan di Selangor, Malaysia. PBSI kembali gagal mengulang prestasi tahun lalu. Baik regu putra dan putri gagal melangkah babak final.
Kegagalan ini menjadi rangkaian hasil pahit PBSI hingga pertengahan bulan Februari ini. Di sektor senior, hingga bulan ini baru satu gelar mampu direngkuh atas nama Leo/Daniel dalam Indonesia Masters 2024.
Dalam beberapa turnamen sebelumnya mulai dari Malaysia Open 2024 hingga India Open 2024, tidak satu gelar pun diraih. Padahal beberapa bulan yang lalu Riony Mainaky selaku Kasi Binpres menjanjikan kerja keras untuk raih hasil terbaik.
Janji itu muncul ketika Riony ditanya tentang evaluasi pencapaian pada tahun 2023. Pada tahun itu, Indonesia mengalami kemarau gelar. Sementara itu beberapa negara lain, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan panen gelar.
Namun dalam ajang Badminton Asia Team Championship (BATC) 2024, hasil minor pun didapat. Tim putra hanya berhenti di perempat final. Cicho Wardoyo dan kawan-kawan disingkirkan China yang kemudian menjadi juara.
Langkah tim putri yang diisi Putri KW dan kawan-kawan cukup beruntung. Mereka mencapai babak semifinal. Namun harus berhenti karena dihadang Thailand.
Menghadapi kegagalan ini Muhamad Fadil Imran selaku Sekjen PBSI menanggapi ringan.
“Memang yang kita kirim ini kan anak pelapis kedua. (Pemain) China saja (yang diturunkan di BATC adalah pemain yang pernah) mengalahkan Jojo (Jonatan Christie) dan Ginting (Anthony Ginting) kan," jawab Fadil saat ditanya wartawan di acara Seminar Nasional Olah Raga di Ancol pada Sabtu (17/2).
Jawaban Fadil jelas mengundang tawa, sebab dalam tubuh tim China, hanya Weng Hong Yang saja. Selebihnya adalah pemain pelapis.
Sementara di tim Indonesia ada Cicho Wardoyo, Bagas/Fikri, dan Leo/Daniel. Pemain-pemain ini selama ini bukan pemain pelapis, buktinya mereka selalu tampil di event-event utama.
Dalam pertandingan antara Indonesia melawan China, penentu kemenangan terjadi pada partai kelima. Di mana Yohanes Saut Marcelyyno pemain pelapis kalah dari pemain pelapis China juga.
Gambaran ini menunjukkan bahwa alasan bahwa keberadaan Weng Hong Yang dalam tim China tidak sepenuhnya menjadi alasan. Yang jelas adalah Indonesia terlalu berani menempatkan Cicho sebagai tunggal pertama, sebab Cicho secara matematis pasti kalah dari Weng Hong Yang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Lagi, Media Vietnam Puji Penampilan Timnas Indonesia U-17 saat Hadapi Mali
-
Amunisi Baru Timnas Indonesia, Proses Naturalisasi Miliano Jonathans Lanjut
-
Media Vietnam Puji Habis Timnas Indonesia U-17 Kalahkan Uzbekistan 2-0
-
Lawan Uzbekistan Nanti Malam, PR Nova Arianto Harus Benahi Fokus Pemain
-
Lolos ke AFC Champions League Two, Persib Bandung Masuk Pot 4 dalam Drawing
Artikel Terkait
-
Pasar AS Diincar Mobil Listrik China, Petinggi Ford Ogah Anggap Sepele
-
Meksiko Didapuk Jadi Lokasi Produksi Mobil Listrik China, AS Ketar-ketir
-
Kacau, Server Website KPU Dikendalikan China!
-
Ramai Kontroversi, Lokasi Server Sirekap KPU Ternyata Ada di China
-
Indonesia Gagal Juara di BATC 2024, PBSI: Tetap Ajang yang Penting buat Atlet Pelapis dan Pemain Muda
Hobi
-
Tidak Sepopuler Sepak Bola, Ini Alasan Futsal Masih Awam di Masyarakat
-
Perlengkapan Futsal Wajib Punya, Siap Gaspol dan Kece di AXIS Nation Cup
-
Davide Tardozzi Bela Pecco Bagnaia: Harusnya Dia Bisa Finis Lebih Baik
-
Borneo FC Punya Tren Positif, Rizki Hidayat Optimis Persijap Raih Poin?
-
Bukan Asal Tendang, Ini Peraturan Futsal Biar Siap Unjuk Gigi di Lapangan
Terkini
-
Mengulik Novel Sesuk Karya Tere Liye: Misteri Rumah dan Wabah Kematian!
-
Self-care di Era Kapitalisme: Healing atau Konsumerisme Terselubung?
-
Bumi Tak Perlu Berteriak: Saatnya Kita Lawan Krisis Air dari Sekarang
-
4 Daily OOTD ala Kazuha LE SSERAFIM, Anti-Ribet Tetap Fashionable!
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi