Seperti biasa, Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI selalu memberikan kejutan bagi dunia sepak bola Indonesia. Kali ini terjadi lagi saat Menteri BUMN ini memperkenalkan sosok pelatih timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki.
Kabar ini diunggah dalam laman resmi PSSI, Selasa (20/2). Dalam kontrak yang ditandatangani, pelatih asal Jepang ini akan menukangi timnas putri Indonesia 2 tahun ke depan. Kontrak ini merupakan tindak lanjut PSSI dengan JFA beberapa tahun lalu.
“Pelatih Satoru yang dipilih untuk tangani timnas putri ini, punya track record bagus dan mumpuni untuk memajukan sepak bola putri di Tanah Air. Saya pilih Jepang karena tradisi sepak bola putri Jepang yang sangat kuat. Juara dunia sekali, dan Sembilan kali lolos terus ke putaran final Piala Dunia Putri sejak 1991,” ungkap Erick Thohir di laman resmi PSSI (20/2).
Apa yang disampaikan Erick Thohir sah-sah saja, termasuk mimpinya tentang sepak bola putri di ajang internasional. Namun penunjukkan pelatih tetap saja membutuhkan faktor pendukung yang lain, yaitu kompetisi.
Harus diakui selama ini sepak bola putri terkesan dianaktirikan dalam persepakbolaan nasional. Ketiadaan kompetisi menjadi salah satu sebabnya. Sehingga beberapa pesepak bola putri nasional tidak mempunyai jam terbang yang cukup.
Padahal secara potensi, sepak bola putri Indonesia bisa berkibar. Buktinya mereka mampu tembus babak semifinal Piala AFF U-19 2023. Meski akhirnya dibantai Thailand 1-7, hasil itu menjadi salah satu bukti.
Maka langkah Erick Thohir akan lebih lengkap jika kompetisi sepak bola putri pun dihidupkan lagi. Sebab beberapa kesebelasan sepak bola putri yang sempat ada, kini dibubarkan dikarenakan tidak ada even yang menampung kiprah mereka.
Dengan adanya kompetisi selain jam terbang, timnas sepak bola putri dipastikan tidak akan kebingungan saat mempersiapkan diri dalam suatu even. Tidak seperti sebelumnya, di mana sang pelatih harus gerilya untuk mencari pemain.
Oleh karena itu jika Erick Thohir memang ingin sepak bola putri mencapai hasil maksimal dengan pelatih asal Jepang ini, kompetisi menjadi langkah selanjutnya. Jangan sampai pelatih dengan reputasi yang hebat harus dibuat pusing karena kualitas pemain yang kurang sesuai harapan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Dua Wakil Indonesia Alami Lonjakan Drastis dalam Ranking BWF World Tour 2024
-
Giliran Malaysia Tuduh Indonesia Kerdilkan Piala AFF karena Kirim Tim Muda
-
Pilih Stadion Manahan Solo, Vietnam Tuduh Indonesia Remehkan Piala AFF 2024
-
Rafael Struick Absen di Babak Penyisihan Dianggap Keuntungan bagi Vietnam
-
Media Vietnam Anggap Remeh Ucapan Asnawi Mangkualam Jelang Piala AFF 2024
Artikel Terkait
-
Hadapi Pemain Senior di AFF Cup 2024, Pemain Muda Timnas Akui Tak Gentar!
-
Nyanyi Indonesia Raya, Intip Perbandingan Gaji Satoru Mochizuki dengan Shin Tae-yong
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
-
Menteri Ara: Banyak Aset Negara Terbengkalai Hingga Dibiarkan Kumuh
-
Nyanyi Indonesia Raya, Usia Satoru Mochizuki Lebih Tua 6 Tahun dari Shin Tae-yong
Hobi
-
Musim 2025 Belum Mulai, Bos Ducati dan Aprilia Saling Sindir Soal Nomor 1
-
Jadwal F1 GP Qatar 2024: Masih Menantikan Juara Dunia Konstruktor
-
Thailand Mulai Kehilangan Taring, Kabar Gembira untuk Timnas Indonesia?
-
Indonesia Perlu Waspadai Myanmar di AFF Cup 2024, Jadi Tim Kuda Hitam?
-
Malaysia Keringat Dingin Takut Dibantai Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Terkini
-
3 Serum Korea Mengandung Ekstrak Beras, Bikin Kulit Cerah dan Awet Muda
-
Curi Perhatian di Family by Choice, Inilah 3 Rekomendasi Drakor Seo Ji Hye
-
Ulasan Buku Bob Sadino Karya Edy Zaqeus: Mereka Bilang Saya Gila!
-
ADOR Tuntut Belift Lab Minta Maaf Atas Kasus Perundingan Hanni NewJeans
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan