Menjelang guliran turnamen yang cukup menguras waktu dan tenaga di tahun 2024 ini, federasi sepak bola Indonesia akhirnya memutuskan untuk memecah koneksi kerja sama antara coach Shin Tae-yong dan asistennya, Nova Arianto.
Dilansir dari laman resmi PSSI, induk sepak bola tertinggi di Indonesia itu memberikan kursi kepelatihan Timnas Indonesia U-16 kepada pria berjuluk "Suster Ngesot" tersebut.
Meskipun dalam penunjukannya sebagai pelatih belum ada target yang dicanangkan oleh PSSI, namun asisten pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia senior tersebut telah mematok target tersendiri.
Uniknya, target yang dicanangkan oleh eks pemain Persib Bandung tersebut sejalan dengan atasannya di Timnas senior, Shin Tae-yong.
Iya, meskipun mendapat mandat untuk mendampingi Timnas Indonesia U-16 di ajang Piala AFF 2024, namun coach Nova tak menjadikan Piala AFF U-16 sebagai prioritas utama.
Dalam pemikirannya, gelaran Piala AFF U-16 nanti hanyalah batu pijakan bagi target sebenarnya, yakni putaran final Piala Asia U-17 tahun mendatang.
"Target dari PSSI belum ada, tapi secara pribadi saya ingin meloloskan Timnas Indonesia U-16 ke Piala Asia U-17 2025," ujar coach Nova menyadur informasi yang diunggah oleh akun TikTok @fansgarudafoodball pada Rabu (21/02/2024).
"Untuk Piala AFF U-17 2024, akan menjadi general preparation saya ke kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Jadi, fokus saya ke kualifikasi," imbuhnya.
Apa yang diungkapkan oleh mantan penggawa lini belakang Timnas Indonesia tersebut tentu saja sejalan dengan mindset yang ditanamkan oleh coach STY di benak para pencinta sepak bola nasional.
Dalam berbagai komentarnya, pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut berkali-kali menyatakan bahwa kompetisi sepak bola level Asia Tenggara, untuk saat ini bukanlah target terpenting bagi Timnas Indonesia.
Menyadur laman Suara.com, coach Shin bahkan menyatakan bahwa untuk saat ini, dirinya dan para penggawa Garuda, tak disiapkan untuk mengejar titel di kawasan Asia Tenggara, namun lebih dari itu, yakni bersaing di tingkat benua Asia selayaknya negara-negara yang telah memiliki persepakbolaan yang matang.
Dan hal tersebut juga dianut oleh coach Nova sang asisten. Dalam pandangannya, AFF saat ini bukanlah segala-galanya, karena yang lebih penting adalah Pasukan Garuda bisa bermain di level yang lebih tinggi, seperti halnya pandangan yang dikembangkan oleh sang mentor, Shin Tae-yong.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Elkan Baggott dan Rasa Nasionalismenya yang Tak Pernah Padam kepada Indonesia
-
Berdasarkan Aturan AFC, Bagaimana Kans Indonesia Jadi Host Ronde Ke-4 Kualifikasi Piala Dunia?
-
Meski Gagal Juara di Musim Debutnya, Pratama Arhan Sudah Bergabung dengan Klub yang Tepat
-
Ciro Alves Naturalisasi, tapi Dua Hal Ini Bisa Hambat Dirinya untuk Bersaing di Skuat Garuda
-
Akun Resmi AC Milan Berikan 3 Kode, Bakal Tikung Jay Idzes dari Inter Milan?
Artikel Terkait
-
Rumor Pascal Struijk Bela Timnas Indonesia Menguat, Publik China Geram: Sulit Dimengerti
-
Elkan Baggott dan Rasa Nasionalismenya yang Tak Pernah Padam kepada Indonesia
-
Timnas Indonesia di Pot 3 Piala Dunia U-17 2025, Nova Arianto Berharap Keajaiban
-
Angin Segar bagi China, Mantan Bek Everton Siap Lawan Timnas Indonesia
-
Bukan dari Liga 1, 3 Klub yang Berpeluang Dapatkan Jordi Amat Musim Depan
Hobi
-
Pecat Carlos Pena di Penghujung Musim, Manajemen Persija Salah Langkah?
-
Elkan Baggott dan Rasa Nasionalismenya yang Tak Pernah Padam kepada Indonesia
-
Malut United FC Bertekad Jaga Poin Penuh, Gelar Juara Persib Bandung Bisa Tertunda?
-
Elliot Page Adaptasi Game Beyond: Two Souls Jadi Serial TV!
-
Bukan dari Liga 1, 3 Klub yang Berpeluang Dapatkan Jordi Amat Musim Depan
Terkini
-
Demi si Dia! TXT Belajar Bahasa Cinta di Single Terbaru 'Love Language'
-
5 Drama Korea Ini Terpilih Tayang di Canneseries 2025, Simak Sinopsisnya
-
RUU Polri: Kebebasan Ruang Digital Terancam? Revisi Kontroversial yang Bikin Warganet Resah!
-
Review Film The Devil's Bath: Teror Mengerikan Tanpa Hantu
-
Jelang Penayangan Perdana, Drama Korea 'Spring of Youth' Kenalkan 7 Pemeran Pendukung