Timnas Indonesia U-23 harus menjalani laga yang berat kala melawan Qatar U-23 di pertandingan perdana Piala Asia U-23, Senin (15/4/2024). Selain harus berhadapan dengan Qatar, Pasukan Muda Merah Putih juga harus menghadapi keputusan-keputusan kontroversial dari sang pengadil, Nasrullo Kabirov.
Pada pertandingan tersebut Timnas Indonesia harus rela kebobolan dua gol tanpa balas. Sepanjang menit permainan, Pasukan Garuda Muda sejatinya juga tak kering dari peluang, mulai dari skema open play, sepak pojok, hingga senjata andalan mereka, lemparan maut jarak jauh.
Namun sayangnya, dari sekian banyak lemparan maut jarak jauh yang dilakukan oleh Pratama Arhan, semuanya berujung pada kesia-siaan dan hanya menjadi spam bagi pertahanan Qatar. Tercatat, jika kita melihat unggahan video kanal YouTube Official RCTI (16/4/2024), satu-satunya lemparan ke dalam Arhan yang membuahkan peluang terjadi pada menit ke 26, ketika Muhammad Ferarri mencoba untuk berduel dan menjangkau bola maut dari pemain asal Blora tersebut.
Selebihnya, tentu kita bisa melihat, tak ada lagi peluang berbahaya yang dihasilkan dari skema ini, meskipun memiliki bejibun kesempatan untuk mengkreasikan.
Tak adanya petarung udara yang tangguh di kubu Timnas Indonesia, menjadi salah satu penyebab utama mengapa lemparan ke dalam yang dilakukan oleh Arhan, hanya berujung spam saja.
Memang, jika kita melihat data pemain yang ada di laman transfermarkt, Indonesia memiliki banyak pemain dengan tinggi yang cukup mumpuni. Sebut saja Rafael Struick (187cm), kemudian Rizky Ridho (183cm), Ramadhan Sananta (182cm), hingga Muhammad Ferarri (181cm).
Namun perlu diingat, pemain-pemain tersebut bukanlah tipikal petarung udara yang tangguh. Seperti misal Ferarri yang berposisi sebagai bek dan biasanya memiliki skill heading yang baik, dirinya justru atribut heading yang masih kurang jika dibandingkan dengan Jay Idzes, atau bahkan Elkan Baggott dan Fachrudin Ariyanto di timnas Indonesia senior.
Jadi, jika nantinya laga melawan Australia coach Shin Tae-yong menginginkan untuk memaksimalkan skema lemparan maut jarak jauh, maka mau tak mau dirinya harus bisa memberikan instruksi yang tepat bagi para header penyambut lemparan tersebut.
Atau, jika ada opsi lain, coach Shin mungkin bisa memaksakan seorang Justin Hubner untuk bermain di laga melawan Australia, demi bisa memaksimalkan skema andalan Timnas Indonesia tersebut.
Baca Juga
-
Semifinal Piala AFF U-23: 3 Pahlawan Skuat Garuda saat Mengempaskan Thailand, Siapa Saja?
-
Yotsakorn Burapha dan Gol ke Gawang Indonesia yang Selalu Bawa Petaka bagi Thailand
-
Meski Kalahkan Thailand, Catatan Gerald Vanenburg Ternyata Masih Kalah dari 2 Pendahulunya
-
Rekor 3 Pertemuan Yotsakorn Burapha vs Timnas Indonesia, Semuanya Berakhir Zonk!
-
Piala AFF U-23 dan Buyarnya Prediksi yang Dituliskan oleh Induk Sepak Bola Asia Tenggara
Artikel Terkait
Hobi
-
Semifinal Piala AFF U-23: 3 Pahlawan Skuat Garuda saat Mengempaskan Thailand, Siapa Saja?
-
Pol Espargaro Komentari Performa Pecco Bagnaia: Dia Terlihat Tidak Nyaman
-
Menang Telak Lawan Arema, Performa Persija Jakarta Lampaui Ekspektasi
-
Piala AFF U-23: Bukti Totalitas Gerald Vanenburg Demi Timnas Indonesia
-
Bangga, Gigi Dall'igna Buktikan Keputusannya Pilih Marc Marquez Tidak Salah
Terkini
-
Ulasan Novel Summer in the City:Cinta Tak Terduga dari Hubungan Pura-Pura
-
Kulit Glowing Bebas Noda Hitam! 4 Moisturizer yang Mengandung Symwhite 377
-
4 OOTD Soft Chic ala Kang Hanna, Bisa Buat Ngampus Sampai Ngopi!
-
Review Anime Tasokare Hotel, Kisah Sebuah Penginapan Antara Dua Dunia
-
Bintangi The Savant, Jessica Chastain Siap Bongkar Kejahatan di Dunia Maya