Keinginan Timnas Indonesia untuk bisa kembali berkiprah di ajang Olimpiade untuk kali pertama semenjak tahun 1956 lalu akhirnya pupus sudah. Pada laga play off Olimpiade Paris 2024 melawan Guinea, Timnas Indonesia akhirnya harus menelan kekalahan tipis dari sang lawan dengan skor tipis satu gol tanpa balas.
Merujuk laman Suara.com (9/5/2024), satu-satunya gol Guinea yang mengubur mimpi Olimpiade Timnas Indonesia tersebut diciptakan oleh Ilaix Moriba melalui titik penalti ketika pertarungan memasuki menit ke-28.
Iya, pada pertandingan melawan Guinea, untuk ke sekian kalinya Timnas Indonesia harus menelan kekalahan karena kecurangan akibat tak fairnya kepemimpinan dari sang wasit. Jika kita menyaksikan pertandingannya ataupun tayangan video yang diunggah oleh kanal YouTube RCTI Entertainment, terlihat jelas jika sejatinya hadiah penalti yang memenangkan Guinea tersebut tidaklah mungkin terjadi jika wasitnya fair.
Terlihat jelas, pada insiden yang melibatkan Witan Sulaeman di menit ke-26 permainan tersebut, dirinya melakukan pelanggaran di luar kotak penalti. Namun sayangnya, wasit Francois Letexier yang memimpin laga, justru langsun menunjuk titik penalti tanpa melakukan koordinasi dengan hakim garis terlebih dahulu.
Kecurangan yang terjadi di laga melawan Guinea tersebut bukanlah yang pertama terjadi kepada Timnas Indonesia. Sebelumnya, di ajang Piala Asia U-23 lalu, anak asuh Shin Tae-yong tersebut beberapa kali menjadi korban kejahilan perangkat pertandingan.
Tentu saja kita masih ingat dengan laga pertama melawan Qatar lalu. Saat itu, Pasukan Muda Merah Putih yang tampil jauh lebih baik, harus menelan kekalahan karena penalti ghaib yang didapatkan oleh Qatar, serta kartu merah yang harus didapatkan oleh Muhammad Ramadhan Sananta dari Nasrullo Kabirov yang menjadi pengadil laga.
Tak hanya melawan Qatar, laga semifinal melawan Uzbekistan pun Indonesia dikerjai oleh sang pengadil. Selain memberikan keputusan yang kontroversial dengan menganulir gol dari Ferarri, wasit Shen Yinhao asal China juga memberikan kartu merah langsung kepada Rizky Ridho yang melakukan sapuan bola di area pertahanannya.
Dua kekalahan yang dialami oleh Timnas Indonesia U-23 tersebut bukan terjadi karena buruknya kualitas permainan yang ditunjukkan oleh Ivar Jenner dan kawan-kawan, namun lebih kepada keputusan wasit yang tak fair. Dan seperti halnya dengan dua laga tersebut, kekalahan Indonesia melawan Guinea pun tak luput dari buruknya kinerja wasit yang memimpin jalannya laga.
Jika melihat fenomena ini, sepertinya Timnas Indonesia U-23 hanya bisa dikalahkan oleh tim lawan yang berkolaborasi dengan wasit pemimpin pertandingan, ya!
Baca Juga
-
Coach Justin, Shin Tae-yong, Marselino Ferdinan dan Ikatan Telepati yang Terjalin di Antara Mereka
-
Shin Tae-yong, Marselino Ferdinan dan Kengototannya dalam Memilih Pemain yang Berujung Manis
-
Tak Perlu Didebat, Rizky Ridho Memang Layak utuk Bersaing di Level Kompetisi yang Lebih Tinggi!
-
Melihat Kedewasaan Mental Bermain Marselino Ferdinan Melalui Brace yang Dilesakkannya ke Gawang Arab Saudi
-
Indonesia vs Arab Saudi: Mencoba Memahami Makna di Balik Selebrasi Seorang Marselino Ferdinan
Artikel Terkait
-
Striker Vietnam Sebut Timnas Indonesia Bisa Juara AFF, Semakin Pesimis?
-
Cek Fakta: Arab Saudi Batasi Kuota Haji Indonesia, Gara-gara Kalah 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia
-
Red Flag Bung Towel untuk Shin Tae-yong: Masalah Eliano Reijnders Akan Jadi Bom Waktu untuk...
-
Tangan Kanan Bongkar Shin Tae-yong Punya Kendala di Timnas Indonesia: Ada yang Ngomong...
-
Setelah Ole Romeny, 3 Pemain Keturunan Indonesia Ini Layak Segera Dinaturalisasi PSSI
Hobi
-
Mantap! Intuisi Kakang Rudianto Dipuji Bojan Hodak usai Persib Raih 3 Poin
-
Striker Vietnam Sebut Timnas Indonesia Bisa Juara AFF, Semakin Pesimis?
-
Kalahkan Shi Yu Qi, Jonatan Christie Segel Tiket Final China Masters 2024
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
F1 GP Las Vegas 2024, Bisakah Max Verstappen Kunci Gelar Juara Dunia?
Terkini
-
Hakikat Kebebasan, Novelet Kenang-kenangan Mengejutkan Si Beruang Kutub
-
Ulasan Buku Struktur Cinta Yang Pudar, Melawan Kenangan yang Perih
-
NCT Dream Raih Trofi ke-3 Lagu 'When I'm With You' di Program 'Music Core'
-
Ulasan Buku Bucket List: Khayal-Khayal Dahulu, Keliling Dunia Kemudian
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam