Pasca menumbangkan Filipina di laga terakhir fase grup babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Kedua lalu, Timnas Indonesia secara resmi berhak untuk melangkah ke putaran selanjutnya.
Melansir laman AFC, berkat kemenangan tersebut, untuk kali pertama sepanjang sejarah keikutsertaannya, Timnas Indonesia sukses melaju ke round 3 kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Dengan demikian, Indonesia pun akan menghadapi tantangan yang lebih berat lagi daripada sebelumnya.
Meskipun pengundian ronde ketiga babak kualifikasi ini baru akan dilaksanakan pada Kamis (27/6/2024), namun sudah bisa dipastikan bahwa calon-calon lawan yang akan dihadapi oleh anak asuh Shin Tae-yong tersebut memiliki kualitas kelas wahid di persepakbolaan benua Asia.
Bagaimana tidak, jika kita menyadur laman AFC, Indonesia akan berjibaku dengan tim-tim langganan Piala Dunia seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, Iran, atau bahkan Uzbekistan dan Arab Saudi. Lantas, apakah itu artinya Indonesia harus takut jika harus berhadapan dengan mereka?
Tentu saja tidak! Karena kita ketahui bersama, Timnas Indonesia saat ini tengah berada dalam fase peningkatan permainan dan diliputi dengan optimisme tinggi pasca sukses menembus persaingan elite tim-tim papan atas Asia di ronde ketiga ini.
Memang, ketika di putaran kedua lalu Indonesia selalu bertekuk lutut saat dua kali bertemu dengan Irak, namun perlu dicatat bahwa di pertemuan kedua, Indonesia hanya kalah karena faktor kurang beruntung saja dalam pertandingan tersebut.
Pun demikian jika nantinya Indonesia berada satu grup dengan Jepang ataupun Korea Selatan. Pasukan Garuda memang kalah saat melawan Jepang di Piala Asia 2023 lalu, tapi dari sisi permainan, apa yang ditampilkan anak-anak Garuda sangatlah menjanjikan dan berbeda jauh dengan beberapa tahun sebelumnya.
Bahkan, untuk bertemu dengan Korea Selatan sekalipun, Timnas Indonesia tak perlu gentar karena memiliki sejarah manis saat bertemu di kelompok umur U-23 tahun di Piala Asia kemarin. Jadi, tak perlu lah Indonesia minder meski harus satu grup dengan para raksasa sepak bola Asia.
Karena dengan kekuatan yang dimiliki saat ini, Timnas Indonesia memiliki kesempatan besar untuk bisa membuat kejutan, sekaligus menjaga marwah persepakbolaan Asia Tenggara yang kini tersemat di bahu mereka.
Toh, bukankah di ronde ketiga nanti Indonesia juga bakal kedatangan amunisi baru yang memiliki kualitas tinggi? Jadi, mengapa harus takut?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
-
Tak Dapatkan Kartu Meski Bermain Keras, Sejatinya Sebuah Hal yang Biasa bagi Justin Hubner
-
Kembali Cetak Gol untuk Indonesia, Selebrasi Ole Romeny Nyaris Berakhir Tidak Estetik
-
Berikan Assist Berkelas bagi Ole Romeny, Marselino Justru Tak Tunjukkan Ciri Khas Permainannya
-
Selain Jadi si Paling Sibuk, Rizky Ridho Juga Menjadi Pemain Tanpa Cela di Laga Indonesia vs Bahrain
Artikel Terkait
-
AFC Beri Penghargaan Ole Romeny yang Jadi Pahlawan Timnas Indonesia
-
Punya Nama Khas Orang Jawa, Siapa Diego Wagimin? Rekan Setim Dean James
-
Pemain Keturunan Indonesia Bikin Malu Raksasa Liga Jepang, Bakal Dipanggil Kluivert?
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Pemain Keturunan Indonesia Statusnya Berubah Jadi WNI, Miliki Prestasi Mentereng
Hobi
-
Arne Slot Soroti Rekor Unbeaten Everton, Optimis Menangi Derby Merseyside?
-
Mathew Baker Nyaman di Tim, Kode Timnas Indonesia Berprestasi di Piala Asia U-17?
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
-
Carlo Ancelotti Wajib Jaga Fokus Pemain, Imbas Jadwal Padat Real Madrid?
-
Bukayo Saka Siap Tampil Lawan Fulham, Mikel Arteta Rencanakan Misi Revans
Terkini
-
Sinopsis Film Streaming, Mengulas Kasus Kriminal yang Belum Terpecahkan
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
-
Selamat! Ten NCT Raih Trofi Pertama Lagu Stunner di Program Musik The Show
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Review Film 'Pabrik Gula': Teror Mistis di Balik Industri Gula Kolonial