Kabar yang cukup frontal berhembus menimpa pemain belakang Timnas Indonesia, Justin Hubner. Pemain yang kini tengah menjalani masa peminjaman di klub J-League Cerezo Osaka, dikabarkan akan ditarik kembali oleh klub induknya di Inggris, Wolverhampton Wanderers.
Hal ini tak lepas dari minimnya kesempatan bermain yang diberikan oleh klub Jepang tersebut kepada Justin Hubner. Sehingga, membuat sang pemain lebih sering menjadi penghangat bangku cadangan, alih-alih menunjukkan skill-nya di lapangan.
Keputusan Wolves untuk menarik Hubner kembali ke skuat juga semakin menguat. Pasalnya, melansir laman Suara.com pada Kamis (11/7/2024), Justin Hubner kini telah menghilang dari skuat Cerezo Osaka.
Namun sejatinya, jika melihat perjalanan Hubner saat menjalani masa peminjaman di Cerezo Osaka, ada baiknya pula jika sang pemain kembali ke klubnya, Wolves meskipun dalam klausul peminjamannya terdapat opsi untuk perpanjangan.
Hal ini tak lepas dari ketidaksinkronan pihak Cerezo dan Wolves terkait menit bermain. Sebagai klub peminjam, Wolves tentu menginginkan agar Cerezo memberikan banyak menit bermain kepada pemain berusia 20 tahun tersebut.
Namun sayangnya, selama berada di Jepang, Justin Justru tak mendapatkan hal tersebut. Melansir laman Transfermarkt, semenjak menjalani masa peminjamannya pada bulan Maret 2024 lalu, pemain kelahiran 14 September 2003 lalu itu hanya mendapatkan total delapan kesempatan bermain bersama Cerezo di semua kompetisi.
Rinciannya adalah, Justin bermain sebanyak enam kali di pentas J-League, sementara dua sisanya, Justin bermain di Piala Liga Jepang. Menit bermain yang didapatkannya pun cukup memprihatinkan, karena dari enam laga yang dimainkannya di Liga Jepang, Hubner hanya mendapatkan 83 menit bermain, sementara di pentas Piala Liga, dirinya memainkan 107 menit pertandingan.
Itu artinya, dalam selang waktu kurang lebih empat bulan, Hubner hanya membela Cerezo Osaka dalam durasi 190 menit saja totalnya. Sebuah menit bermain yang tentunya sangat jauh dari ekspektasi yang diinginkan oleh Wolves, atau bahkan Hubner dan para pendukung Timnas Indonesia.
Jadi, sejatinya tak ada salahnya jika Hubner kembali dipanggil pulang oleh Wolves. Karena jika situasinya adalah sama-sama minim menit bermain, tentu lebih baik berada di Wolves karena setidaknya memiliki pola latihan dan pengembangan pemain yang lebih unggul daripada Cerezo Osaka bukan?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
FIFA Matchday Kontra China Taipei Menjadi Bukti Betapa Pentingnya Menit Bertanding bagi para Pemain
-
FIFA Matchday 2025 dan Semakin Matangnya Atribut Positioning Ramadhan Sananta
-
FIFA Matchday 2025, China Taipei dan Kembalinya Penyakit Lama Timnas Indonesia
-
FIFA Matchday 2025: Pesta Gol Lawan China Taipei yang Sejatinya Tak Terlalu Membanggakan
-
China Taipei, Gelontoran 6 Gol dan Kembali Bersinarnya para Pemain yang Sempat Tertepikan
Artikel Terkait
-
Rekap Kabar Baik hingga Buruk Bursa Transfer Pemain Timnas Indonesia, Terbaru Maarten Paes Siap ke Serie A Liga Italia
-
Hitung-hitungan Timnas Indonesia Tembus 100 Dunia, Butuh 109,83 Poin FIFA
-
Satu Permintaan Penting Shin Tae-yong Jelang Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026: Saya Berharap...
-
Siapa Orang Tua Cyrus Margono hingga Kiper 191 cm Ini Bisa jadi WNI Tanpa Naturalisasi?
-
Maarten Paes Diincar Klub Italia Empoli
Hobi
-
FIFA Matchday Kontra China Taipei Menjadi Bukti Betapa Pentingnya Menit Bertanding bagi para Pemain
-
FIFA Matchday 2025 dan Semakin Matangnya Atribut Positioning Ramadhan Sananta
-
FIFA Matchday 2025, China Taipei dan Kembalinya Penyakit Lama Timnas Indonesia
-
FIFA Matchday 2025: Pesta Gol Lawan China Taipei yang Sejatinya Tak Terlalu Membanggakan
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?
Terkini
-
4 Padu Padan OOTD Chic ala Yunjin LE SSERAFIM, Stylish Buat Segala Suasana!
-
Kesejahteraan Guru Terancam? Menag Bilang 'Cari Uang, Jangan Jadi Guru!'
-
4 Rekomendasi Serum Vitamin C Terjangkau untuk Pelajar dengan Kulit Cerah
-
Band-Aid oleh KickFlip: Hadapi Sakitnya Patah Hati dan Merindukan Seseorang
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'